Pemerintah Kota Palangka Raya kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke penyalur dan pengecer elpiji tiga kilogram atau elpiji bersubsidi, Rabu (17/4). Tim sidak menemukan ada penjualan elpiji subsidi oleh pengecer kepada masyarakat di atas harga eceran tertinggi (HET).
Praktik busuk distribusi elpiji 3 kg di Kota Palangka Raya perlahan tersingkap. Berdasarkan temuan lapangan, ada oknum pangkalan yang sengaja bermain demi mengeruk keuntungan besar dari penjualan elpiji subsidi kepada pengecer. Fakta tersebut ditemukan saat inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan tim gabungan di sejumlah pangkalan dan pengecer di wilayah Kelurahan Langkai, Palangka Raya, Selasa (9/5).
Persoalan tingginya harga elpiji 3 kilogram (kg) di Kota Palangka Raya secara perlahan mulai terungkap. Dugaan permainan sejumlah oknum di pangkalan benar adanya. Hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Pemko Palangka Raya bersama PT Pertamina, ditemukan ada pangkalan nakal yang menjual elpiji yang diperuntukan bagi rakyat miskin ini di atas harga eceran tertinggi (HET).
Tingginya harga elpiji 3 kilogram (kg) menjadi permasalahan serius di Kota Palangka Raya. Kebanyakan warga kurang mampu terpaksa membeli elpiji subsidi tersebut di atas harga eceran tertinggi (HET). Diduga ada permainan oknum di tingkat pangkalan, sehingga warga terpaksa merogoh kocek yang dalam untuk mendapatkan tabung “melon” tersebut. Hasil inspeksi mendadak (sidak) ke pengecer, tim gabungan PT Pertamina Cabang Kalteng dan Pemko Palangka Raya menemukan harga eceran Rp27 ribu hingga Rp35 ribu per tabunganya.
Tingginya harga elpiji subsidi atau elpiji tiga kilogram seakan menjadi persoalan yang tidak berkesudahan. Pemerintah dan korporasi sudah melakukan berbagai upaya guna mencegah tingginya harga jual elpiji subsidi tersebut. Kenyataan saat ini, masih ditemukan penjualan elpiji subsidi di tingkat pengecer.
PALANGKA RAYA-Harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kilogram (kg) di Kota Palangka Raya seharusnya Rp22.000. Sayangnya, masih ada oknum pemilik pangkalan yang memasarkannya dengan harga cukup mahal. Mulai dari Rp35.000 hingga Rp50.000 per tabung. Pemko Palangka Raya pun turun tangan mengatasi kondisi ini. Mendesak para agen untuk menjual elpiji subsidi di pasar murah yang tersebar di beberapa titik lokasi di ibu kota provinsi ini.
Belum terkendalinya harga elpiji 3 kilogram (kg) di Kota Palangka Raya mendorong pemerintah tingkat kecamatan mengumpulkan seluruh agen dan pemilik pangkalan. Mereka duduk bersama untuk menyepakati solusi terbaik mengenai penyaluran elpiji bersubsidi agar tepat sasaran.
Distribusi liquified petroleum gas (LPG) atau elpiji 3 kilogram (kg) dinilai belum tepat sasaran. Masyarakat kecil atau kurang mampu terpaksa membeli dengan harga selangit. Menyikapi hal ini, Pemerintah Kecamatan Pahandut langsung mengumpulkan seluruh pengelola agen dan pangkalan elpiji untuk berembuk menyelesaikan masalah penyaluran.
Jiwa sosial Anggota Komisi III DPR RI H Agustiar Sabran SKom tidak perlu diragukan lagi. Di tengah meningkatkan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, ia selalu hadir membantu masyarakat. Rp300 juta digelontorkan untuk mensubsidi paket sembako ke Kabupaten Kapuas. Alhasil, masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk menebus paket sembako. Karena setelah disubsidi, 6.000 paket yang disediakan itu akhirnya bisa diambil secara cuma-cuma alias gratis.