PALANGKA RAYA-Warga di Kelurahan Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, khususnya para pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Palangka Raya mengeluhkan suplai air yang terhenti sejak tiga hari yang lalu. Rumah pelanggan sama sekali tak mendapat distribusi air bersih dari PDAM. Akibatnya, warga kesulitan mendapat air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan, permasalahan ini sudah teruang beberapa kali. “Ini kok sudah beberapa kali PDAM di sini bermasalah terus. Kalau gak salah pada Bulan Oktober sudah empat kali ini (tak teraliri air PDAM, red),” kata salah seorang Pelanggan PDAM yang meminta namanya tak disebut, dengan nada suara kesal.
Dia sendiri mengaku sudah beberapa kali melaporkan dan menanyakan ke pihak PDAM unit Tangkiling masalah tersebut. Menurutnya, dari jawaban pihak PDAM di Tangkiling sendiri, penyebabnya adalah akibat terbakarnya alat mesin penyedot air yang ada di perusahaan tersebut.
Menurut pria ini, jawaban dari pihak PDAM ini sangat mengecewakan, karena peristiwa terbakarnya mesin penyedot air itu dikatakanya ini sudah terjadi berulang kali. “Kalau penyebabnya itu (mesin penyedot terbakar, red) seharusnya cepat dibelikan alatnya. Kenapa mesin itu aja yang diperbaiki? kan ada uang dari uang perusahaan, kenapa gak dibelikan yang baru?” ujarnya.
Jika mesin penyedot air ini sering terbakar dan tidak cepat mengganti, menurutnya hanya memperbesar biaya perbaikan alat saja. “Mesin itu-itu aja yang terbakar, diperbaiki lagi, terbakar lag, diperbaiki lagi,” ucap pria yang mengaku selalu tepat waktu membayar tagihan air dari PDAM ini.
Dengan kejadian ini, ia meminta agar pihak pimpinan PDAM Palangka Raya dan instansi pemerintah yang terkait melakukan evaluasi terhadap pelayanan dan kinerja PDAM unit Tangkiling ini. Karena akibat matinya aliran PDAM ini hampir 80 warga di kelurahan tersebut yang menjadi pelanggan PDAM saat ini kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih.
“Di sini kan daerah batu, jadi gak bisa ngebor (untuk mendapat air bersih, red),“ ujarnya lagi sambil menambahkan bahwa 90 persen warga di daerah Tangkiling ini mengandalkan kebutuhan air bersih dari saluran PDAM.
Akibatnya, para warga, khususnya pelanggan PDAM terpaksa memenuhi kebutuhan untuk air minum dengan cara membeli air isi ulang. Sedangkan keperluan air untuk kebutuhan lain seperti mencuci dan mandi, mereka terpaksa meminta bantuan dari warga yang memang memiliki sumur bor.
“Tapi kan gak mungkin kita tiap hari meminta terus. Terpaksa bayar juga. Gak enak juga kan,” ujarnya lagi.
Terkait masalah terhentinya aliran PDAM ini, warga berencana akan melaporkan kasus ini terlebih dahulu kepada Camat Bukit Batu selaku pimpinan wilayah tersebut. Dia berharap dengan adanya laporan ke pihak kecamatan, masalah terhentinya aliran air dari PDAM di unit Tangkiling ini bisa cepat teratasi dan tidak terjadi lagi.
“Kalau sampai besok (hari ini, red) juga gak hidup, kami lapor ke camat dulu sebagai penguasa wilayah, melihat respons dari pihak kecamatan bagaimana,” katanya.
Kalteng Pos sendiri sudah beruoaya melakukan konfirmasi ke pihak PDAM Palangka Raya. Namun tak ada jawaban jelas terkait hal ini.
“Next aja ya mas. Kami lagi padat kegiatan,” ujar Kasubag Humas PDAM Palangka Raya, Refli, melalui pesan Whatapp, Senin (1/11).(sja/uni)