PALANGKA RAYA – Kasus kematian anggota polisi di Kompleks Ponton juga menjadi sorotan organisasi masyarakat. Ketua Umum LSR LPMT Kalteng Agatisansyah meminta pihak kepolisian khususnya Polda Kalteng untuk segera mengungkap tuntas kasus ini. Kasus ini, sebutnya, sebagai pintu masuk untuk memberantas habis peredaran gelap narkotika di wilayah Ponton.
Gatis, sapaan akrabnya, meminta pihak kepolisian dan aparat penegak hukum di Kalteng dengan tegas memberantas peredaran narkotika di wilayah Ponton. Ia berharap kepolisian bisa menangkap pelaku utama dalam kasus ini.
“Polisi harus bisa mengungkap siapa pemilik sabu ini sebenarnya, karena awal mula kasus ini pada sabu itu,” ujar Gatis, Minggu (4/12/2022).
Ketika diminta tanggapan terkait kasus pengeroyokan, Gatis mengaku prihatin atas kejadian ini. Menurutnya, oknum polisi korban pengeroyokan maupun para pelaku pengeroyokan sama-sama dalam posisi sebagai korban peredaran narkoba di wilayah Ponton. Gatis menilai para pelaku pengeroyokan itu hanyalah orang-orang suruhan yang dibayar oleh para bandar besar narkotika di wilayah Ponton.
“Para pelaku kan cuma orang suruhan, pasti ada yang memerintah dan membayar mereka untuk jadi penjaga loket, menjaga loket bong, menjaga keamanan, mengawasi keluar masuk orang, polisi harus cari tahu siapa orang di balik itu,” ujar Gatis.
Gatis juga meminta aparat penegak hukum terutama Polda Kalteng dan jajaran, secara jujur dan terbuka mengungkap alasan wilayah Ponton menjadi sarang peredaran narkoba. Terutama terkait bukti dugaan oknum kepolisian yang terlibat dalam peredaran narkoba di wilayah Ponton.
“Kami minta kawan-kawan di Polda Kalteng dan jajaran bisa melihat itu dengan lebih jelas, ada apa? Kenapa sampai bisa maraknya sabu di kompleks Ponton, mengapa oknum polisi bisa keluar masuk mengambil cuk (jatah) di sini, kalau ini tidak diusut, artinya ada pembiaran,” kata Gatis.
“Saya minta para penegak hukum yang menangani kasus narkoba tidak main-main, jangan sampai bermain dalam penanganan kasus narkoba, karena banyak yang sudah jadi korban, kasihan masyarakat,” pintanya.
Ia juga berharap masyarakat menjadikan kasus ini pelajaran, agar selalu mengambil sikap menjauhi narkotika. “Terutama untuk anak-anak di bawah umur, jangan sampai terlibat dengan bisnis narkoba, karena narkoba itu kejam, kasihan kalau sudah menjadi korban, banyak yang terdampak, bukan cuma diri sendiri, tapi orang tua dan keluarga juga jadi korban,” tegasnya.(sja/ram)