PALANGKA RAYA-Lembaga pendidikan formal di Kalimantan Tengah (Kalteng) masih kekurangan tenaga pengajar. Baik pada tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), maupun sekolah menengah atas (SMA) sederajat. Masih dibutuhkan ribuan guru untuk mengisi kekurangan tenaga pengajar di seluruh penjuru Kalteng.
Untuk tingkat SMA sederajat saja, provinsi dengan luas 153.564 km² ini masih membutuhkan ribuan tenaga pendidik. Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Herson B Aden mengakui bahwa Bumi Tambun Bungai masih kekurangan tenaga pendidik. Untuk mengatasi masalah kekurangan guru ini, Herson menyebut pihaknya telah mengupayakan untuk membuka program perekrutan pegawai pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK) yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juni atau Juli mendatang.
“Pelaksanaan seleksi PPPK kira-kira bulan Juni-Juli nanti, tergantung keputusan dari pemerintah pusat. Kita butuh 2500-an formasi guru, sehingga tidak ada lagi guru tidak tetap,” beber Herson kepada media, Selasa (7/3).
Herson mengajak masyarakat Kalteng mempersiapkan diri untuk mengikuti tes penerimaan PPPK nanti. Dengan harapan PPPK guru yang diterima nanti benar-benar berkompeten dan mampu menjalankan tugas dengan baik dan bertanggung jawab. Pihaknya berharap agar para guru tidak menganggap PPPK sebagai ajang naik gaji semata. Bagi yang lolos tes nanti dan diterima sebagai PPPK diimbau untuk terus meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan kompetensi sosial.
“Ketika seorang guru memiliki empat kompetensi itu, maka bisa menjadi guru yang baik. Para guru berstatus pegawai tidak tetap yang nantinya ikut seleksi PPPK diharapkan selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalitas,” tandas Herson.
Kabar kekurangan tenaga pendidik juga datang dari Kota Cantik. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Jayani mengungkapkan bahwa Palangka Raya masih mengalami kekurangan guru mata pelajaran di tingkat SD atau yang juga disebut guru kelas. Tak hanya itu, Palangka Raya juga kekurangan pengajar mata pelajaran agama di tingkat SD maupun SMP.
“Kami sudah memetakan, untuk lima tahun ke depan ada banyak guru yang pensiun, saat ini kita masih kekurangan 350-an guru kelas SD. Kalau secara keseluruhan, digabung dengan kebutuhan guru kelas dan guru agama, kita butuh sekitar 500-an lebih guru, hampir menyentuh angka 600-an,” beber Jayani kepada Kalteng Pos, Senin (6/3).
Ia menyebut, kondisi kekurangan guru ini merupakan imbas dari banyaknya tenaga pengajar yang memasuki masa pensiun. Saat ini proses belajar mengajar pada sekolah-sekolah di Kota Cantik mulai terkendala akibat minimnya guru.
“Sekarang sudah mulai terasa kendala proses belajar-mengajar di sekolah, rata-rata tiap sekolah kekurangan 3 sampai 5 guru, tahun depan sudah banyak lagi yang pensiun, prediksi kami sampai tiga tahun ke depan butuh 300-500 orang guru untuk menggantikan guru-guru yang telah pensiun,” ungkapnya.
Dalam waktu dekat pihaknya berupaya memenuhi kekurangan guru ini dengan merekrut guru tidak tetap untuk menjadi PPPK. Pihaknya menunggu surat keputusan (SK) dari Pemko Palangka Raya terkait guru tidak tetap yang menjadi prioritas untuk dinaikkan statusnya menjadi PPPK. “Kurang lebih ada 90 orang akan diberi status PPPK, insyaallah bisa menutupi kekurangan itu, kita menunggu SK PPPK prioritas 1 (P1) dan prioritas 2 (P2),” ungkapnya.
Lebih lanjut Jayani menjelaskan, P1 adalah guru baru yang pada tahun 2022 sudah dinyatakan lolos sebagai pegawai PPPK, tetapi SK-nya belum diterbitkan. “Kalau P2 itu yang dari sisa formasi honorer K2 dahulu, adapun P3 adalah yang kemarin kompetensinya baru dinilai, kurang lebih sebanyak 46 orang,” imbuhnya.
Untuk saat ini, lanjut Jayani, sembari menunggu kebijakan penambahan guru dari pemerintah pusat, pihaknya masih berharap agar kuota 90 orang guru itu segera dikeluarkan SK PPPK-nya, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru di sekolah-sekolah.
“SK-nya mudah-mudahan bisa segera terbit bulan ini atau bulan depan, PPPK ini kan berasal dari guru honor di sekolah yang kekurangan guru tadi, minimal tiga tahun terdaftar di dapodik,” bebernya.
Berdasarkan pengamatan pihaknya, tutur Jayani, kecamatan paling banyak kekurangan guru adalah Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya, dua kecamatan terluas dengan jumlah sekolah yang cukup banyak.
Karena pemerintah telah mengantisipasi kekurangan guru dengan mengangkat tenaga honorer, pihaknya mempersilakan sekolah-sekolah yang masih kekurangan guru merekrut guru honorer.
“Sekolah bisa mengangkat tenaga honorer, pembayaran gajinya pakai dana BOS, sehingga tidak ada lagi keluhan kekurangan guru. Untuk meningkatkan statusnya, silakan daftar PPPK, itu merupakan bentuk penghargaan pemerintah atas pengabdian para tenaga honorer,” tandasnya. (dan/ce/ala)