PALANGKA RAYA-Bakal ada banyak event menarik yang dilaksanakan untuk memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-67 Provinsi Kalteng pada pertengahan Mei ini. Salah satunya adalah karnaval budaya dalam acara Festival Budaya Isen Mulang (FBIM). Saat karnaval itu digelar, bakal ada penampilan tari kolosal yang dibawakan oleh seratus penari bertopeng. Kini tarian spektakuler yang akan ditampilkan di salah satu rangkaian event HUT Kalteng itu tengah dipersiapkan.
Ketua Sanggar Seni dan Budaya (SSB) Hagatang Tarung Palangka Raya, Try Herianto menjelaskan, sanggar yang pihaknya kelola dipercaya untuk mempersiapkan tari kolosal tersebut. Tari kolosal itu akan ditampilkan pada pembukaan karnaval budaya dalam rangkaian FBIM 2024.
“Jenis tampilannya tari kolosal seratus topeng kreatif, dasar bentuk topengnya memang dari bentuk topeng bukung, tetapi bukan topeng bukung, melainkan topeng kreatif, karena ada banyak bagian yang dikreasikan, kalau topeng bukung itu kan hanya di bagian depan, kalau yang ini depan belakang,” jelas Try kepada Kalteng Pos di sela-sela kesibukan melatih para penari di halaman Museum Balanga, Palangka Raya, Selasa (7/5).
Try menuturkan, tarian seratus topeng itu bakal dibawakan oleh 100 orang penari yang berasal dari 20 orang murid SD, 30 pelajar SMP, dan 50 siswa SMA di Kota Palangka Raya. Tarian itu akan ditampilkan di Bundaran Besar, tepatnya di sepanjang jalan raya yang mengelilingi episentrum Kalteng itu pada 19 Mei mendatang, sekitar pukul 08.00 WIB.
“Tentu kami mengharapkan apresiasi masyarakat Kalteng dengan hadir menyaksikan salah satu bagian yang unik dari rangkaian peringatan HUT Kalteng ini,” sebutnya.
Menurut Try, ini adalah pertama kalinya tari kolosal mengusung konsep menggunakan topeng kreatif. Gerak tarian tersebut, lanjutnya, sepenuhnya merupakan hasil olah kreasi yang hanya ditujukan untuk seni pertunjukan. Mereka tidak mengambil motif-motif tari dasar yang mempunyai unsur spiritual.
“Makanya tarian yang kami tampilkan nanti sepenuhnya untuk tari pertunjukan, tidak menyentuh ke ranah spiritual, karena itu kepercayaan Kaharingan, tapi lebih ke seni pertunjukan, makanya kami namakan topeng kreatif,” pungkasnya. (dan/ce/ala)