KASONGAN-Selama terjadi bencana banjir, memang menjadi berkah bagi sebagian warga. Akses jalan yang terputus dari Kasongan-Kereng Pangi, dimanfaatkan untuk memberikan jasa angkutan jenis kelotok, terutama untuk pengendara sepeda motor, atau warga yang melakukan perjalanan. Baik dari arah Kereng Pangi, maupun sebaliknya.
Namun sayangnya, jasa yang diberikan tarifnya di luar batas kewajaran. Yang mana setiap pengendara sepeda motor diminta sekali naik, dengan biaya sekitar Rp250-300 ribu. Hal ini tentu banyak menjadi keluhan pengendara sepeda motor, atau warga yang menggunakan jasa itu.
Terkait hal ini jajaran Kepolisian Polres Katingan mengingatkan agar penyedia saja angkutan kelotok ini, tidak menerapkan tarif secara berlebihan.
“Kita inikan dalam kondisi terkena musibah banjir. Harusnya memahami lah, kesulitan warga yang terjadi sekarang. Setidaknya mereka yang menyediakan usaha angkutan ini, jangan sampai menerapkan tarif yang memberatkan bagi warga,” tegas Kapolres Katingan AKBP Paulus Sonny Bhakti Wibowo SH SIK MIK kepada Kalteng Pos, Rabu (8/9).
Menurut kapolres, jangan sampai nanti justru menimbulkan masalah. Sebab tujuan membantu ditengah kondisi seperti ini, tidak lain untuk kemanusiaan. Membantu warga yang membutuhkan.
“Jadi harus saling memahami untuk situasi dan kondisinya. Jangan sampai, mereka penyedia jasa angkutan itu malah memanfaatkannya, untuk memperoleh keuntungan yang besar,” kata lulusan Akpol 2002 ini.
Dia juga mengungkapkan, bahwa Polsek Katingan Hilir, kini sudah melakukan upaya sosialisasi secara langsung terhadap mereka penyedia jasa angkutan kelotok tersebut.
“Agar tidak menarik tarif terlalu tinggi, dan memberatkan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara salah seorang pengendara sepeda motor dari wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, mengaku telah menggunakan jasa kelotok dari Kereng Pangi Sampai Kasongan. “Saya tadi bayar 300 ribu rupiah. Karena ada urusan yang sangat penting. Mau tidak mau. Sementara akses lain tidak ada,” ujarnya kepada sejumlah wartawan. (eri)