PALANGKA RAYA-Kenaikan harga kebutuhan dapur akhir-akhir ini membuat pusing para ibu rumah tangga. Kerisauan itu kemungkinan berlangsung agak lama, karena menurut prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, kenaikan harga akan terus terjadi hingga Idulfitri nanti.
Pengamat ekonomi Dr Fitria Husnatarina menyampaikan pendapatnya terkait siklus kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini. Menurut akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya ini, siklus ini masih lumrah.
“Momentum pasar seperti ini pasti ditandai dengan naiknya harga, tetapi dalam rentang kewajaran kapasitas beli konsumen,” ujar Fitria dalam keterangan tertulisnya.
Terpenting saat ini adalah pemerintah harus menjamin ketersediaan dan distribusi barang. Pemerintah harus serius mengatur mekanisme pasar untuk meyakinkan bahwa pola-pola penimbunan dalam jalur distribusi bahan-bahan pokok ke pasar tidak terjadi. “Itu (penimbunan, red) menjadi bagian yang harus diperhatikan, karena pola pasar di Indonesia khususnya selalu menganut pola ‘pasar oportunis’, yang mana memanfaatkan momentum tertentu pada kelangkaan sebuah atau beberapa komoditas,” ujarnya seraya menambahkan, penimbunan menjadi lebih mudah terjadi karena lemahnya penegakan aturan.
Terkait kenaikan harga berbagai komoditas kebutuhan dapur saat ini, Fitria mengatakan memang ada pengaruh dengan berbagai peristiwa yng terjadi saat ini. Seperti menjelang bulan Ramadan maupun peristiwa global yang terjadi saat ini berupa konflik antara Rusia dengan Ukraina.
“Sedikit atau banyak pasar global dan kondisi geopolitik dunia memengaruhi harga-harga komoditas di pasar, tidak terkecuali terhadap naikknya harga elpiji dan sumber energi lainnya,” ujarnya lagi.
Terkait penanganan untuk mengendalikan harga barang yang meningkat tajam, Fitria setuju dengan kegiatan operasi pasar yang dilakukan pemerintah. Menurutnya operasi pasar yang efektif harus dilakukan secara kontinyu, agar pemerintah bisa mengendalikan harga berbagai kebutuhan bahan pokok.
Operasi pasar merupakan salah satu cara menyakinkan masyarakat bahwa proses distribusi barang dalam kondisi aman terkendali. Pengendalian harga produk di pasar memang melibatkan multivariabel. Kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini juga tidak bisa lepas dari imbas aktivitas pasar dunia.
Karena itu, menurutnya yang terpenting bagi pemerintah adalah memastikan seluruh produksi bahan kebutuhan pokok dan jalur distribusi dalam negeri tetap aman dan terkendali. Itulah yang mesti menjadi prioritas.
2.400 Liter Minyak Goreng tiap Hari
Bergilir warga berdatangan ke kantor DKP Kalteng mulai pukul 08.00 WIB. Pembeli yang didominasi para ibu rumah tangga itu langsung mengambil kupon di Pasar Mitra Tania tau Toko Tani Indonesia Center (TTIC).
Masing-masing konsumen diberi kupon antrean. Sembari menunggu giliran dipanggil, konsumen difasilitasi tempat duduk yang telah diatur jaraknya di bawah tenda yang telah disiapkan. Petugas sudah menyediakan beberapa keranjang berisi dua liter minyak goreng kemasan bantal.
Saat mendapat giliran berbelanja, setiap konsumen diberi satu keranjang merah yang sudah berisikan dua liter minyak goreng, lalu dipersilakan berbelanja dan memilih sendiri beberapa barang kebutuhan pokok yang dipajang di rak. Mulai dari gula pasir, teh, kopi, susu, beras, hingga daging.
“Beberapa hari terakhir saya beli di luar dengan harga yang tinggi, pas saya dapat info ada pasar murah, langsung ke sini, meski hanya dapat dua liter minyak goreng,” ucap Lena kepada Kalteng Pos.
Kepala DKP Kalteng Sunarti mengatakan, Pasar Mitra Tani ini sudah mulai dilaksanakan sejak 2016 lalu dan mulai dikenal masyarakat pada 2017. DKP memiliki fungsi menjaga stabilitas dan akses barang untuk masyarakat.
“Fungsi kami untuk mendekatkan produsen dengan konsumen. Produsen bisa menjual harga sesuai harga tinggi yang ditetapkan dan tidak melalui tengkulak, kemudian konsumen mendapat harga langsung dari petani,” katanya saat dibincangi Kalteng Pos.
Memang ada pendampingan, terutama dalam kemasan, ongkos angkut, dan tenaga pendamping seperti pelayanan dan honor yang bersumber dari dana APBN. Selama ini program ini berjalan lancar. Pada hari-hari besar keagamaan maupun nasional juga dilaksanakan gelar pangan murah di beberapa kabupaten/kota hingga tingkat kecamatan.
“Di kabupaten lain kami bekerja sama dengan dinas ketahanan pangan setempat,” tutunya.
Sunarti menyebut, pihaknya bisa mendapat akses pangan murah karena membina petani. Sebagai contoh, memberi dukungan bantuan uang untuk pengembangan produksi. Hasil produksi dibeli dan tidak perlu ongkos transportasi, karena sudah ditanggung APBN.
Dengan adanya Badan Pangan Nasional, pihaknya memiliki sebelas komoditas yang harus dilayani kepada masyarakat, termasuk minyak goreng. Apalagi saat ini masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng sesuai HET.
“Kami punya tugas dan fungsi itu, makanya berkoordinasi dengan produsen minyak di Kalteng, ironis memang, Kalteng sebagai perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, tapi masyarakat kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng,” ujarnya.
Minyak goreng yang didatangkan ini dari Kabupaten Kotim, produksi Musimas Grup. Berkenaan dengan minyak curah, lanjutnya, harganya lebih murah yakni Rp11,5 ribu per liter. Akan tetapi pihaknya tidak melayani untuk masyarakat, karena akan terlalu ribet untuk menakar dan lainnya. Melihat animo masyarakat yang tinggi, pihaknya membatasi penjualan 2.400 liter per hari.
“Selalu habis (terjual, red), bahkan kurang,” pungkasnya.
Sementara itu, Perum Bulog Kantor Wilayah Kalteng juga tiap hari menggelar kegiatan operasi pasar untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya kebutuhan dapur di pasaran. Minya goreng dijual Rp13.500 per liter. Selasa (8/3), operasi pasar dilaksanakan di dua tempat. Yakni kompleks pertokoan Pasar Kahayan di jalan Tilik Riwut dan kompleks Pasar Besar.
Asisten Marketing Perum Bulog Kantor Wilayah Kalteng Wanto yang memimpin kegiatan operasi pasar di Pasar Besar mengatakan, kegiatan operasi pasar yang dilakukan pihaknya ini merupakan upaya untuk mengatasi keluhan masyarakat Kota Palangka Raya terkait kelangkaan maupun mahalnya harga minyak goreng di pasaran. (sja/ena/abw/ce/ram/ko)