PALANGKA RAYA-Rangkaian pesta demokrasi di lingkup civitas akademika Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2022-2026 memasuki tahap pemilihan. Hari ini (9/8) 13 bakal calon rektor akan dipilih oleh anggota senat, kemudian tiga calon yang memiliki perolehan suara tertinggi akan diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemendikbudirstek) RI.
Sebelum memasuki tahap pemilihan rektor (pilrek), 13 bakal calon rektor beradu visi, misi, dan program kerja. Kegiatan tersebut berlangsung di ballroom lantai 6, gedung Pusat Penelitian Inovasi Gambut (PPIG) UPR, Senin (8/8). Kegiatan itu dihadiri langsung anggota senat dari seluruh fakultas berjumlah 40 orang dan 4 orang perwakilan Kemendikbudristekdikti yang terdiri dari Direktur Jenderal (Dirjen) dan Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbudristek, yakni Andi Irawan, Diago Dwi Yulianda, Masrul Latif, dan Fuad Wiyono.
Kegiatan juga dihadiri para tamu undangan seperti dekan fakultas, ketua jurusan, ketua program studi, direktur pascasarjana, direktur aset, dan para civitas akademika di lingkup UPR. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Rektor UPR Dr Andrie Elia Embang, ditandai dengan diketoknya palu sebanyak tiga kali.
“Rapat senat terbuka penyampaian visi, misi, dan program kerja bakal calon rektor periode 2022-2026, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya nyatakan dibuka,” ucap Andrie Elia.
Rektor yang menjabat sejak 2018 itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dirjen dan Irjen Dikti yang telah berkenan hadir secara langsung.
“Saya berharap para bakal calon rektor dapat menyampaikan ide, pikiran, dan gagasan dengan penuh tanggung jawab dan berintegritas. Kepada seluruh civitas akademika UPR dan masyarakat Kalteng, saya meminta mendukung untuk kesuksesan kegiatan pemilihan rektor UPR periode 2022-2026,” tambahnya.
Secara tegas Andrie mengatakan bahwa proses pemilihan rektor bukanlah politik kampus. Ia meyakini bahwa 13 calon merupakan kader terbaik selama di bawah kepemimpinannya dan telah siap untuk pemilihan ini.
“Untuk para bakal calon rektor UPR saya minta sampaikan visi, misi, dan program kerja dengan penuh rasional, jangan membuat opini-opini yang menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di UPR, Kalteng, bahkan Indonesia,” tegas Andrie.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Joni Bungai selaku ketua panitia pilrek menyampaikan laporannya terkait beberapa mekanisme, mulai dari pembentukan panitia, penjaringan balon rektor, sampai dengan saat ini. Yang sudah dilalui sampai saat ini oleh perjuangan rektor UPR. Semenjak 13 Juli-2 Agustus 2022 melakukan sosialiasi ke fakultas-fakultas, hingga tahap terakhir sosialisasi di hadapan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
“Kerja panitia tak lepas dari perjuangan rektor yang telah membantu kami sehingga proses sosialisasi visi, misi, dan program kerja ke seluruh fakultas dan para mahasiswa terlaksana dengan baik dan lancar,” ucapnya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada rektor dan para panitia, karena hari ini merupakan rapat senat terbuka, besok 9 Agustus 2022 merupakan penetapan tiga calon rektor, selanjutnya nama ketiga calon itu dikirim ke Kementerian,” tutupnya.
Perwakilan Irjen Dikti, Masrul Latif, juga menyampaikan arahan terkait pemilihan rektor kali ini. Ia mengapresiasi Rektor UPR Dr Andrie Elia yang juga selaku ketua senat, yang telah mengoordinasi rangkaian proses untuk menghasilkan pemimpin UPR masa depan.
“Yang pertama saya sampaikan apresiasi kepada ketua senat, yang bersama panitia telah mengatur agar proses pilrek ini dapat berjalan dengan baik, untuk menghasilkan pemimpin masa depan Universitas Palangka Raya,” ucapnya.
Masrul juga mengaku terkejut dengan banyaknya jumlah bakal calon rektor. Ia juga menyinggung statement rektor UPR terkait adanya surat terbuka.
“Saya sebenarnya ngeri-ngeri sedap mendengar bahwa ada tiga belas bakal calon rektor, saya berharap ini bisa membawa keberkahan untuk semua, kami memandang ini hanya sebuah dinamika, apapun hasil akhir nanti, kami berharap proses ini berakhir damai,” ucapnya.
Apresiasi juga diberikan kepada Dr Andrie Elia atas capaiannya selama ini dalam membangun UPR.
“Kemudian saya juga memberikan apresiasi kepada rektor UPR atas dedikasinya walaupun singkat (periode 2018-2022), tapi beliau dapat menyelesaikan pencapaian yang luar biasa, menyelesaikan pembangunan termasuk gedung PPIG dan gedung Merah Putih yang bisa kita lihat sekarang,” puji Masrul.
Masrul juga menyinggung soal banyaknya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang mangkrak dan tidak dapat diselesaikan, tapi akhirnya bisa diselesaikan oleh Dr Andrie Elia.
“Perlu diketahui bahwa pada masa pandemi, bangunan SBSN ini banyak yang mangkrak, karena pembangunan yang dilakukan tidak dapat diselesaikan, itulah mengapa saya beri apresiasi khusus kepada Dr Andrie Elia selaku rektor UPR atas terealisasinya gedung SBSN ini,” tutupnya.
Perlu diketahui bahwa Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah perusahaan yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini (special purpose vehicle-SPV).
Sebagai ucapan terima kasih, Dr Andrie Elia menyerahkan buku Memorial Rektor UPR dan buku Dokumen Senat yang nantinya akan diserahkan ke menteri. Buku ini akan dijadikan acuan bagi seluruh calon rektor selanjutnya dalam menentukan arah pembangunan UPR ke depan.
“Hari ini (kemarin) saya menyerahkan buku Memorial Rektor kepada Bapak Inspektorat Jenderal, Bapak Masrul dan Bapak Fuad, untuk nantinya diserahkan kepada Menteri, juga buku Dokumen Senat sebagai acuan dan pertimbangan bagi Bapak Menteri dalam memilih calon rektor,” jelas Andrie.
Penyerahan buku ini sebagai bentuk kepedulian Andrie kepada UPR agar terus menjadi lebih baik ke depan.
Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan mengundi nomor tampil penyampaian visi, misi, dan program kerja yang dipandu Dr. Jhon Retei Alfi Sandi, S.Sos., M.Si dan Dr. Mutia, S.H.,M.Hum selaku moderator. Hasil pengundian; nomor urut 9 Dr. Ir. Uras Tantulu, M.Sc, nomor urut 4 Prof. Dr. Danes Jaya Negara, M.Si, nomor urut 12 Roni Teguh S.Kom., M.T., Ph.D, nomor urut 1 Dr.Ir.Aswin Usup, M.Sc, nomor urut 6 Dr,Ir. Sosilawaty M.P, nomor urut 3 Prof.Dr. Salampak M.Si, nomor urut 10. Dr.Agus Satya Wibowo S.E., M.Si, nomor urut 2 Prof.Dr. Sulmin Gumiri, M.Sc, nomor urut 13 Prof. Dr. H. Saputera M.Si, nomor urut 7 Dr. Indrawan Permana, S.T., M.A, nomor urut 8 Dr. Berkat S.P., M.Si, nomor urut 5 Prof. Dr. Yetri Ludang, M.P, nomor urut 11 Dr. Ir. Wilson Daud, M.Si.
Selanjutnya para balon rektor menyampaikan visi, misi, dan program kerja sesuai dengan nomor urut yang didapatkan. Tiap calon diberi waktu 10 menit. Dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 14.30 WIB.
Namun ketika akan memasuki sesi tanya jawab, Rektor UPR Dr Andrie Elia meminta agar sesi tersebut dilanjutkan esok hari (hari ini, red), sehingga ada waktu yang lebih panjang bagi para anggota senat untuk bertanya dengan leluasa. Akan tetapi, ketua panitia meminta cukup satu pertanyaan saja diberikan oleh perwakilan Irjen Dikti. Pertanyaan diajukan Masrul Latif kepada lima balon rektor. Inti pertanyaan adalah bagaimana para balon menyelesaikan tiga dosa besar dunia pendidikan, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. (*irj/ce/ala/ko)