Site icon KaltengPos

Pemprov Bakal Guyur 1.000 Ton Beras

H Sugianto Sabran

PALANGKA RAYA-Dalam waktu kurang lebih satu bulan lagi, masyarakat khususnya umat Islam akan merayakan Iduladha. Diprediksi akan terjadi kenaikan harga barang jelang hari besar keagamaan tersebut. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng berencana mengguyur 1.000 ton beras melalui kegiatan pasar murah yang dibuka di sejumlah wilayah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalteng Rangga Lesmana mengungkapkan, kegiatan pasar murah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga pangan. Program itu akan dilanjutkan lagi bulan Mei. Rencananya, pasar murah mulai digelar kembali pekan depan di wilayah barat Kalteng, meliputi Kobar, Lamandau, dan Sukamara. Adapun komoditas utama yang dijual di pasar murah itu adalah beras premium.

“Tidak hanya di wilayah barat, kami juga diarahkan Pak Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran untuk membagi tim menggelar pasar murah di wilayah tengah dan timur Kalteng, minimal ada 1.000 ton tersebar sepanjang Mei hingga Juni 2024,” ujar Rangga kepada Kalteng Pos, Kamis (9/5).

Adapun target pasar murah tersebut tidak hanya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga untuk mahasiswa yang terdaftar sebagai penerima beasiswa Tabe, mengingat para mahasiswa itu sudah terdata memiliki orang tua berpenghasilan rendah. Supaya penyaluran bantuan pangan tepat sasaran, pihaknya berkolaborasi dengan dinas sosial, Bappedalitbang, dan Disdik Kalteng untuk menghimpun data-data kelompok penerima manfaat.

“Data dari tiga instansi itu kami kumpulkan, karena mereka memiliki data lengkap menyangkut nama dan alamat sasaran, harapan kami program-program pemerintah ini bisa tepat sasaran,” tuturnya.

Program pasar murah ini secara garis besar ditujukan untuk menekan harga pasar. Sebab, dalam beberapa kali pihaknya melakukan kunjungan ke Kabupaten Seruyan dan Sukamara, harga beras premium bahkan menyentuh angka Rp24 ribu per kilogram. Sedangkan beras premium yang dijual melalui pasar murah sudah disubsidi pemerintah sehingga bisa dibeli seharga Rp17.500.

“Selain beras premium, dalam paket pasar murah itu nanti kami juga isi dengan minyak goreng, gula, sarden, dan mi. Karena program ini skalanya besar, kami melakukan survei dahulu kebutuhan masyarakat, umumnya mereka menginginkannya beras, oleh karena itu kami menyediakan paket pasar murah yang mayoritasnya jual beras,” kata Rangga.

Rangga menyebut, pergerakan pasar murah sudah dijadwalkan dan dimulai bulan Mei. Pihaknya sudah membagi tim pelaksana pasar murah, ke wilayah tengah, timur, dan barat. Perihal itu sudah dikoordinasikan dengan pimpinan. Pasar murah pertama akan dilaksanakan di wilayah barat Kalteng sebagaimana target awal.

“Untuk pasar murah di seluruh kabupaten/kota sama, dilaksanakan bulan ini juga, 1.000 ton beras yang targetnya dibagikan sepanjang Mei-Juni itu untuk seluruh daerah di Kalteng,” tambahnya.

Rangga mengakui, beberapa waktu lalu sempat ada salah satu komoditas yang harga jualnya melambung tinggi, yakni gula pasir. Kenaikan itu bisa saja terjadi karena permintaan masyarakat yang tinggi dan suplai di pasar yang berkurang.

“Cuman kami sudah melakukan intervensi pasar untuk menurunkan harga gula, harganya sudah mulai stabil, tidak ada kenaikan yang signifikan lagi, kenaikan itu kan awalnya hanya Rp1.000-Rp1.800, tapi sekarang sudah menurun, naiknya hanya Rp200,” tuturnya.

Satu bulan jelang perayaan Iduladha, Rangga menyebut ada tiga komoditas yang rentan mengalami kenaikan harga, yakni beras, gula, dan minyak goreng. Untuk menekan potensi kenaikan itu, pihaknya bakal terus memantau pergerakan harga ketiga komoditas itu di pasaran. Intervensi pasar atas tiga komoditas itu juga bakal terus digencarkan mendekati Iduladha. Saat ini, Rangga memastikan pergerakan harga untuk tiga komoditas itu masih dalam kategori aman.

“Tiga komoditas ini perlu jadi perhatian dan perlu dilakukan intervensi pasar, ini kan tiga komoditas utama yang digunakan masyarakat,” tambahnya.

Selain makin menggencarkan pasar murah yang menyasar pada tiga komoditas utama itu, pihaknya juga bakal menegakkan aturan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas tertentu kepada penyuplai-penyuplai besar yang menjual barang ber-HET. Minyak goreng dengan merek Minyak Kita adalah salah satu komoditas yang memiliki HET dan dijual bebas di pasar.

“Minyak Kita itu HET-nya Rp14 ribu, itu minyak yang disubsidi pemerintah, tetapi untuk yang komersial itu tergantung permintaan. Jika dijual di atas HET, kami turunkan surat peringatan, bahkan bisa ada hukuman operasional kalau penyuplai tidak menghiraukan peringatan pemerintah,” ujarnya.

Ia membeberkan, kebanyakan pedagang yang menjual Minyak Kita tidak sesuai HET adalah yang berada jauh dari perkotaan. Kenaikan itu terjadi lantaran biaya angkut dari kota ke desa yang cukup mahal.

Jelang Iduladha, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik, lalu memborong barang-barang di pasar secara besar-besaran alias panic buying. Justru perilaku seperti itulah yang akan membuat harga barang naik. Ia memastikan kuantitas suplai atas ketiga komoditas besar itu masih sangat stabil, baik yang didatangkan dari luar daerah maupun yang diproduksi di Kalteng sendiri.

“Masyarakat tidak perlu panic buying, karena itu yang memengaruhi kenaikan harga barang, tanpa panic buying harga lebih bisa terkendali,” tandasnya. (dan/ce/ala)

Exit mobile version