PALANGKA RAYA-Pate politik di Kalteng terus bergerak dinamis. Terbaru, kabar koalisi partai politik (parpol) pemenang pemilu yakni PDIP dan Demokrat santer terdengar. Dua nama dari elite parpol itu, H Nadalsyah dan Sigit K Yunianto, dikabarkan berpasangan sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Bahkan pamflet foto kedua figur dan video dengan narasi siap membangun Kalteng bertebaran di media sosial dan grup WhatsApp.
Isu Nadalsyah dan Sigit K Yunianto bakal berpasangan, santer terdengar setelah keduanya bertemu di Jakarta. Pada pertemuan itu, keduanya sempat melakukan salam komando sambil duduk di sofa. Dalam pertemuan tersebut, keduanya juga tampak berbincang sambil berjalan keluar dari lobi hotel.
Tidak lama setelah pertemuan itu, kabar perihal Nadalsyah-Sigit bakal duet pada pilkada makin menghangat. Menyikapi itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Kalteng Arton S Dohong menyarankan media untuk mengonfirmasi langsung ke Sigit K Yunianto, karena surat tugas itu langsung dari dewan pimpinan pusat (DPP).
“Kalau bisa konfirmasi saja ke Pak Sigit, karena beliau (Sigit) yang mengurus surat tugas itu. Syukur-syukur sudah keluar,” kata Arton kepada Kalteng Pos, Selasa (9/7).
Sedangkan Sigit K Yunianto menyebut, isu dirinya menjadi pendamping Nadalsyah pada pilkada Kalteng tahun ini merupakan isu biasa. Bahkan ia menyarankan untuk berkomunikasi dengan Nadalsyah. “Biasa aja, mas. Tanya aja Pak Haji Koyem,” ucapnya.
Akan tetapi, Koyem sendiri belum merespons terkait isu bakal berpasangan dengan Sigit K Yunianto pada pilkada nanti.
Seperti diketahui, di DPRD Kalteng PDIP merupakan peraih suara terbanyak dengan koleksi 10 kursi, sedangkan Demokrat dengan perolehan 6 kursi. Jika koalisi ini terbangun, maka syarat dukungan untuk partai pengusung sudah lebih dari cukup.
Melihat peta politik yang terus berkembang dinamis saat ini, Farid Zaky selaku pengamat politik menyebut, Koyem memerlukan sosok wakil yang mampu menaikan kartunya. Ada banyak opsi yang bisa menjadi pertimbangan. Seperti sosok senior dengan latar belakang keagamaan ataupun tokoh masyarakat.
“Saya kira tidak ada sosok lebih senior, tetapi ada beberapa tokoh dari wilayah tengah Kalteng yang bisa dilirik,” tuturnya.
Menurutnya, tokoh dari Palangka Raya bisa menjadi pertimbangan bagi Nadalsyah. Padahal sejauh ini pernah diisukan dengan mantan Bupati Lamandau, Marukhan Hendrik. Bahkan poster keduanya sudah tersebar di masyarakat.
Dilihat dari peluang, Farid menyebut Nadalsyah sedang berjuang untuk melakukan komunikasi lintas sektor, karena Partai Demokrat memerlukan bargaining position atau daya tawar yang mumpuni.
“Salah satunya sering diisukan akan berpasangan dengan Habib Ismail, tetapi itu juga belum terealisasi karena sedang lirik-lirikan,” tuturnya.
Selain itu, Partai Demokrat sampai saat ini masih terbuka dengan partai mana pun. Bahkan apabila jika benar terwujud poros Partai Demokrat dan PDIP, akan lebih bagus lagi. Itu akan membuat PDIP tidak kehilangan momentum. Sebab, saat ini partai besutan Megawati itu bukan lagi penguasa, setelah terpilihnya Prabowo Subianto menjadi presiden. Sehingga apabila masih menerapkan pola menit-menit akhir atau injury time, justru akan membuat PDIP kehilangan momentum.
“Karena top of mine-nya saat ini ada pada Pak Razak, Pak Nadalsyah, dan Pak Agustiar atau Supian Hadi, PDIP harus segera mengambil sikap siapa yang akan diusung, jika tidak akan kehilangan momentum. Kalau memang naksir Koyem, silahkan tawarkan wakil atau usung Nadalsyah. Walaupun sebagai partai dengan raihan kursi terbanyak di daerah, tetapi konstelasi politik nasional kan berbeda,” tutupnya. (ovi/ce/ala)