PALANGKA RAYA– Hanya terpisahkan oleh barisan petugas keamanan, dua kelompok massa menggelar demonstrasi secara bersamaan di depan gerbang Kantor Gubernur Kalteng, Kamis sore (10/11/2022). Aksi tersebut dilakukan oleh kubu Gerakan Rakyat Kalteng (Gerak) dan Gerakan Masyarakat Merdeka (Geram).
Gerak yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok organisasi kemasyarakatan di Kalteng ini, secara terbuka menyatakan dukungan terhadap kepemimpinan Gubernur H Sugianto Sabran. Sedangkan kelompok lain yang juga menyatakan aspirasi di depan kantor gubernur adalah kelompok dari beberapa kesatuan mahasiswa yang diberi nama Geram.
Berbeda dengan kelompok sebelumnya, kelompok mahasiswa yang berasal dari Dewan Mahasiswa (Dema) Ftik IAIN, BEM FKIP UPR, GMNI, BEM Faperta UPR, Dema IAIN, dan BEM Teknik UPR itu menyampaikan aspirasi yang isinya mengkritisi beberapa kebijakan Pemprov Kalteng. Ikut bergabung dalam kelompok ini, perwakilan dari pegawai tenaga kontrak Provinsi Kalteng yang diberhentikan beberapa waktu lalu.
Sempat terjadi adu orasi di antara kedua kelompok massa ini. Kelompok Gerak maupun Geram sama-sama menyampaikan aspirasinya di depan pintu gerbang samping kantor gubernur, Jalan G Obos, Palangka Raya. Pintu gerbang samping itu ditutup rapat. Puluhan petugas Satpol PP dari Pemprov Kalteng siaga di halaman dalam kantor gubernur.
Dalam orasi, kelompok Gerak menyatakan mendukung kebijakan gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan Edy Pratowo. Menurut Eda Steven selaku koordinator aksi, Sugianto Sabran sebagai gubernur telah banyak melakukan berbagai hal untuk kemajuan pembangunan Provinsi Kalteng.
“Kami mengapresiasi berbagai capaian yang dilakukan oleh Gubernur Kalteng, sebagaimana yang sudah dirasakan oleh masyarakat Kalimantan Tengah sampai hari ini,” kata Eda Steven dalam orasinya, lalu disambut tepuk tangan dari massa Gerak yang berkumpul di sekitar.
Eda mengatakan bahwa pihaknya menghormati aksi kelompok para mahasiswa, asalkan santun dan tahu etika, tidak membuat gaduh, apalagi sampai merusak fasilitas publik. Menurut Eda, beberapa waktu lalu ada pertemuan bersama dengan pihak Pemrov Kalteng, dengan mengundang ormas dan mahasiswa yang melakukan aksi. Namun pihak mahasiswa yang diundang justru tidak hadir.
“Padahal ada pertemuan antara ormas, mahasiswa, dan pemerintah untuk duduk bersama, tapi nyatanya mereka tidak hadir, kita tetap hormati mereka melakukan aksi ini, asalkan dengan cara yang santun dan tidak membuat gaduh,” cetusnya.
Sementara massa kelompok Geram mempertanyakan berbagai permasalahan pembangunan yang masih terjadi di Kalteng ini. Mulai dari persoalan bencana banjir yang sering terjadi di beberapa wilayah Kalteng, pertanggungjawaban dana bansos Covid-19 yang disebut para mahasiswa belum ada pembahasan pertanggungjawabannya di DPRD Kalteng, hingga masalah nasib para tekon pemprov yang diberhentikan pada awal tahun ini.
“Hari ini (kemarin) kami menuntut agar gubernur dan wakil gubernur bisa memenuhi segala janjinya kepada masyarakat Kalteng sebagaimana yang disampaikan dalam visi dan misi,” kata koordinator aksi, Ahmad Fauzi.
Kelompok mahasiswa ini sempat mengutarakan keinginan untuk bertemu langsung dengan gubernur untuk menyampaikan secara langsung aspirasi mereka. Namun keinginan itu tak bisa terwujud karena gubernur tidak berada di tempat. Kelompok mahasiswa itu akhirnya memasang spanduk besar yang menyatakan menyegel kantor gubernur. Spanduk itu dipasang di gerbang pintu samping kantor gubernur.
Mereka juga sempat menyampaikan sejumlah aspirasi dan tuntutan kepada Gubernur Sugianto Sabran. Aksi demo yang dijaga ketat petugas kepolisian dari Polresta Palangka Raya ini berakhir pukul 16.30 WIB. (ena/sja/ce/ala)