Site icon KaltengPos

Setahun Berkeliaran, Pelaku Pemerkosaan Bocah SD di Kotim Akhirnya Ditangkap

 

SAMPIT– Kepolisian Resos (Polres) Kotawaringin Timur (Kotim) mengamankan seorang pria berinisial Y terguda pelaku pemerkosaan terhadap anak Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotim.

 

Pelaku diamankan pada Minggu (12/1) di salah satu desa di Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotim.

Saat ini pelaku telah berada di ruang pemeriksaan untuk menjalani proses lebih lanjut.

 

Kapolres Kotim AKBP Resky Maulana Zulkarnain membenarkan penangkapan pelaku tersebut.

Ia mengatakan pelaku diamankan berawal dari infomasi masyarakat yang mengetahui keberadaan pelaku dan akhirnya dapat diamankan Tim Resmob Polres Kotim.

 

“Benar, kita sudah amankan pelaku, saat ini sudah berada di ruang pemeriksaan untuk kita proses lebih lanjut,” kata Resky.

 

Pelaku pemerkosaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia itu digiring ke ruang penyidik Polres Kotim dengan dikawal ketat petugas. Dengan tangan diborgol kemudian masuk ke ruang Unit IV untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus permerkosaan terhadap anak di bawah umur pada Mei 2023 lalu.

Menurut K, ibu korban, peristiwa kelam terjadi 19 Mei 2023 silam tak akan pernah dilupakan olehnya, rudapaksa yang dilakukan oleh pelaku terhadap putri kecilnya yang menjadi korban kebejatan predator seksual.

”Anak saya dulunya sangat periang dan suka bermain di sekitar rumah kalau pulang sekolah, setelah kejadian tersebut berubah 180 derajat, dan jadi pendiam,” kata ibu korban, Jumat (10/1/2025).

 

Dua tahun lebih dia bertahan dengan kesedihan mendalam akibat perbuatan pelaku yang merampas masa depan dan kehidupan putri kecilnya, dan korban mengaku sering mengalami sakit kepala hebat. Kondisi itu membuat korban kian menutup diri dan jarang keluar kamar.

 

“Selain berubah pendiam, anaknya juga sering menyendiri, Emosinya juga cenderung tak terkontrol. Kejadian yang menimpanya berdampak hebat bagi psikologis korban. tak hanya takut bertemu orang lain, korban terkadang ketakutan dengan orang tuanya sendiri,” ucap ibu korban.

 

Dia juga menceritakan kenangan pilu tiga hari menjelang buah hatinya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Ketika itu korban meminta difoto dengan ponsel ibunya, mengenakan jas, kacamata, dan topi. kacamata hitam, dan jas.Menurutnya, korban sengaja meminta sang ibu memotretnya untuk kenang-kenangan.

 

”Anak saya beralasan, apabila nanti pelaku ditangkap, ia akan menggunakan jas itu, Harapan anak saya kini tinggal kenangan. Tiga hari setelah itu, korban menutup mata untuk selamanya,” kenangnya.

 

Terduga pelaku yang tak lain tetangganya sendiri sangat tega menjadi monster yang memangsa anaknya. Alih-alih pertanggungjawaban pelaku, pihaknya justru kerap mendapat teror dan ancaman.

Bahkan dirinya menduga kuat kebakaran yang melanda kediamannya, berkaitan erat dengan kasus yang menimpa anaknya dan perjuangannya untuk mencari keadilan.

 

“Setelah kediaman kami terbakar, saya tinggal di rumah keluarga, kami juga didesak oleh kelompok pelaku mencabut laporan di Polres Kotim. tapi kami mengabaikan ancaman itu, meski penanganan di kepolisian belum ada perkembangan,” ujar Ibu korban.

 

Ibu korban juga masih ingat betul kejadian yang menimpa anaknya 19 Mei 2023 lalu. Ketika itu, korban yang masih berumur 12 tahun pulang sekolah setelah mengikuti ujian.

Korban yang masih duduk di bangku kelas enam SD itu langsung mengganti pakaian.

”Saya bilang jangan kemana-mana. Di rumah saja, bantu mama karena mama lagi sakit. Tapi, ternyata dia sudah tidak ada. Setelah saya cari, pelaku juga ikut mencari. Ternyata anak saya berada di rumah dia (pelaku, Red) dan langsung dibawa pergi,” ungkapnya.

 

Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 14.30 WIB, dia menelepon pelaku. Namun, pelaku menyebut anaknya kabur. Saat terus berusaha memastikan keberadaan anaknya, tiba-tiba nomor telepon baru masuk di ponselnya.

Setelah diangkat, ternyata yang menelepon anaknya yang mengaku meminjam ponsel pemilik warung. Korban mengaku baru saja diperkosa pelaku dan kabur bersembunyi di warung, lalu meminjam ponsel pemiliknya.

”Anak saya waktu itu mengaku diperkosa. Setelah dia bilang kelelahan dan ingin membeli es, pelaku memberikan uang Rp50 ribu. Saat itulah anak saya kabur dan bersembunyi, lalu menelepon saya,” sampai ibu korban.

Menurutnya Setelah kejadian itu, ibu korban langsung melapor ke Polres Kotim dan mendatangi lokasi kejadian di sebuah kos-kosan di yang ada di Kecamatan Baamang.

 

“Usai memperkosa anak saya, pelaku menghilang tidak tahu kemananya, tetapi ia kembali muncul dengan meneror dan mengintimidasi keluarga korban agar mencabut laporan di Polres Kotim,” tutupnya.(bah)

Exit mobile version