Site icon KaltengPos

Kalteng Berpotensi Hujan Lebat

AWAS TERGENANG: Tukang yang mengerjakan beton gorong-gorong tetap beraktivitas meski debit air terus naik di permukiman Jalan Anoi, Palangka Raya, Minggu siang (11/9).

Banjir Mengintai Kota Cantik, BPB-PK Sebut Banjir Kiriman

PALANGKA RAYA-Selama bulan September ini, beberapa wilayah di Kalteng dilanda banjir dengan ketinggian hingga mencapai 2 meter. Meski genangan air di sebagian daerah sudah surut, tapi ancaman banjir masih terus mengintai. Apalagi pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan dalam sepekan ke depan sebagian besar wilayah Kalteng berpotensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Prakirawan BMKG Chandra mengatakan, dalam kurun waktu sepekan ke depan, sebagian besar wilayah Kalteng secara umum berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang dan lebat. Terkait musim, untuk perkiraan awal musim hujan di wilayah Kalteng memang pada umumnya diawali September hingga Oktober dasarian ketiga.

“Saat ini beberapa wilayah bagian timur, tengah, selatan, dan barat Kalteng, tepatnya September dasarian satu dan dua, artinya tanggal 1 hingga 20 September merupakan awal musim penghujan,” ucapnya, Minggu (11/9).

Melihat kondisi saat ini, hampir tiap hari wilayah Kalteng diguyur hujan. Puncak musim hujan secara umum terjadi sejak November 2022 hingga Maret 2023.

“Saat puncak musim hujan nanti, masyarakat harus waspada, karena sering turun hujan intensitas sedang hingga lebat, khususnya yang di wilayah aliran sungai, mesti antisipasi terjadinya banjir karena luapan air sungai,” ujarnya.

BPKG selalu menyampaikan update informasi perkiraan cuaca ke pemerintah, agar bisa mewaspadai terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang bisa saja berdampak pada terjadinya bencana banjir, genangan air, tanah longsor dan pohon tumbang.

Dihubungi terpisah, Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Falery Tuwan menyebut, banjir yang terjadi pada beberapa daerah sudah mulai surut. Yakni di Kotawaringin Timur, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, dan Barito Utara. Namun ada juga daerah yang masih mengalami banjir, seperti Kota Palangka Raya.

Menurutnya, banjir yang terjadi di Palangka Raya merupakan banjir kiriman dari wilayah hulu. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan petugas. Bagi warga yang membutuhkan bantuan seperti tenda dan logistik, bisa berkomunikasi dengan petugas di lapangan.

“Dimohon untuk ketabahan bagi warga yang terdampak, diharapkan juga untuk mengikut anjuran petugas di lapangan saat evakuasi, apabila membutuhkan tenda dan logistic, komunikasikan dengan petugas,” ucap Falery.

Di Kota Palangka Raya, ada empat kelurahan yang mulai terdampak banjir kiriman ini. Genangan air mulai terlihat merendam sejumlah rumah warga.

Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyebut, empat kelurahan di Kota Palangka Raya yang terdampak banjir kiriman yakni Kelurahan Palangka, Tanjung Pinang, Petuk Katimpun, dan Bereng Bengkel. Genangan air mulai terdeteksi sejak empat hari lalu.

”Ada empat kelurahan di Palangka Raya yang mulai terlihat digenangi air, genangan terjadi setelah adanya banjir kiriman dari wilayah Gunung Mas yang mengakibatkan air sungai meluap,” katanya saat dikonfirmasi, kemarin.

Meski beberapa wilayah sudah digengani air, lanjut Emi, sejauh ini kondisi masih cukup aman. Kenaikan debit air hanya sekitar lima sentimeter. Belum ada data masuk terkait masyarakat yang terdampak banjir kali ini.

“Diprediksi debit air mungkin akan mengalami kenaikan beberapa hari ke depan, tapi kondisinya tidak separah tahun sebelumnya, kenaikan yang terjadi kali ini sekitar lima sampai sepuluh sentimeter, berbeda dengan tahun lalu yang mencapai puluhan sentimeter, mudah-mudahan tidak terjadi bencana banjir yang lebih parah dari sebelumnya,” ungkapnya.

Walaupun kondisi masih terkendali, tapi BPBD Kota akan terus melakukan pemantauan untuk mengetahui perkembangan situasi. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dan mewaspadai banjir dadakan, terlebih untuk mengamankan harta benda dan dokumen berharga.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, salah satu wilayah yang terendam banjir adalah wilayah RT 02/RW 01, Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan Raya. Banjir terjadi di sekitar perumahan warga dan memutus sebagian akses jalan. Hal itu dibenarkan oleh Ketua RT 02/RW 01 Seinto.

“Banjir sudah empat hari, yang paling parah itu Sabtu (10/9) karena hujan di wilayah hulu,” bebernya.

Seinto mengatakan, banjir yang melanda wilayahnya kali ini tidak terlalu parah. Belum ada warga yang terpaksa mengungsi seperti saat terjadi banjir sebelumnya.

 “Warga yang mengungsi, sejauh ini belum ada, kalau dulu ada yang terpaksa mengungsi karena banjir setinggi jendela rumah, sekitar satu meteran,” bebernya. 

Seinto memperkirakan ketinggian genangan air bisa saja naik jika hujan terus turun dalam dua sampai tiga hari ke depan. “Kalau sudah begitu, warga hanya bisa pakai kelotok,” tuturnya. 

Genangan air yang merendam badan jalan di beberapa titik lokasi, lanjut Seinto, menjadi salah satu hambatan bagi masyarakat di wilayah Katimpun dalam beraktivitas. “Akses transportasi terhambat karena sebagian jalan terendam,” ucapnya.

Meski genangan air sampai menutup badan jalan di sebagian lokasi, tapi sejauh ini masih bisa dilewati kendaraan bermotor. “Kalau hujan terus dalam waktu dua atau tiga hari, pasti akan naik lagi airnya,” tuturnya. 

Ia menambahkan, meski banjir kali ini tidak parah, tapi tetap berdampak bagi masyarakat, karena akses transportasi darat terganggu. Bahkan sebagian warga menggunakan kelotok sebagai kendaraan alternatif.

“Sekarang pun sudah ada yang menitipkan kelotoknya di rumah saya, ini punya warga Katimpun bawah yang tidak bisa ke wilayah atas menggunakan motor karena banjir,” bebernya. 

“Sejauh ini aliran listrik ke wilayah sini masih aman dan normal. Tidak ada kabel listrik yang terkena air,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos di kompleks Mendawai, Palangka Raya, banjir mulai menggenangi wilayah permukiman di pinggiran Sungai Kahayan, seperti di Jalan Anoi, RT 06 dan 07/RW 06 dan RT 01 dan RT 06/07. Ketinggian genangan air mulai dari mata kaki sampai lutut orang dewasa.

Bahkan beberapa rumah warga yang posisinya lebih rendah dari badan jalan sudah terendam. Sementara di titik lainnya, air sudah merendam bagian belakang rumah warga. Menurut pengakuan beberapa warga, genangan air terjadi sejak beberapa hari lalu dan terlihat makin tinggi. 

“Naik terus airnya,” ujar Megawati, warga RT 01.

Megawati memperkirakan tak lama lagi bagian belakang rumahnya akan terendam banjir, jika debit air terus meningkat. “Sekarang ini posisi (air) di bawah papan, sudah hampir masuk rumah,” ucapnya.

Mengantisipasi banjir, Megawati telah membeli kayu dan papan untuk dibuatkan tempat menaruh barang-barang berharga. “Bikin ranjang, takut bekajutan seperti kemarin, pas lagi tidur langsung naik air-nya,” tuturnya.

Ibu tiga orang anak ini menceritakan, saat banjir besar terjadi tahun lalu, genangan air dalam rumahnya mencapai setinggi pinggang orang dewasa.

“Air itu sampai batas spion ini,” kata Megawati sembari menunjuk kea rah spion sepeda motornya.

Ditanya terkait perhatian dan bantuan pemerintah, warga kompleks Mendawai mengaku jika sampai saat ini belum ada bantuan yang diberikan pemerintah. Hal tersebut dibenarkan oleh beberapa ketua RT yang ditemui Kalteng Pos. “Sampai saat ini memang belum ada (bantuan), karena ini kan baru mulai banjir, baru masuk ke dapur, belum sampai ke ruang tengah,” kata Jumadi selaku ketua RT 06/RW 07.

Namun Jumadi mengakui bahwa pihak Kelurahan Palangka sudah meminta para ketua RT untuk segera mendata warga yang terdampak banjir. Ia juga mengatakan bahwa warga di lingkungan RT yang dipimpinnya berharap segera ada bantuan dari pemerintah.

“Rumah-rumah di sini rata-rata bagian dapurnya kena (terdampal banjir, red),” kata Jumadi.

Perihal adanya permintaan kepada ketua RT untuk mendata warga yang terdampak banjir dibenarkan juga oleh Muhamad Syamsul selaku ketua RT 04/RW 07.

“Memang ada permintaan seperti itu (mendata warga), kemarin kami dikasih blangko,” bebernya.

Syamsul menyebut bahwa sejauh ini belum ada laporan soal rumah warga yang terendam banjir. “Masih belum ada lagi, mungkin karena ini baru awal,” katanya sembari membenarkan bahwa ketinggian air akibat luapan Sungai Kahayan terpantau makin meningkat. (abw/*irj/*dan/sja/ce/ala/ko)

Exit mobile version