PALANGKA RAYA-Sejak Minggu (10/4) lalu, umat Katolik di seluruh dunia memasuki Pekan Suci. Dimulai dengan ibadah Minggu Palma memperingati peristiwa Yesus masuk Kota Yerusalem dengan menunggangi keledai, disambut dengan sorak-sorai bagaikan raja.
Selanjutnya pada Kamis Putih merupakan momen mengenang perjamuan terakhir Yesus dengan para murid. Dalam momen ini, ada dua hal yang ditekankan. Pertama, tindakan kasih yang diajarkan Yesus melalui pembasuhan kaki para murid. Kedua, kisah panjang tentang sengsara Yesus sebetulnya berbicara tentang kisah keagungan Tuhan. Demikian yang dikemukakan
“Yang kita dengarkan bukan semata-mata kisah sengsara, tetapi keagungan kasih Tuhan. Oleh karena itu, hari Jumat tidak disebut Jumat Sengsara melainkan Jumat Agung,” kata Pastor Damianus Edy Winarta Pr dalam khotbah perayaan Kamis Putih di Gereja YGB, Kamis malam (14/4).
Pastor Damianus mengajak umat untuk menerima buah-buah penebusan secara melimpah dalam ibadat Jumat Agung. Menghaturkan doa secara meriah. Karena Tuhan adalah harapan dan kekuatan utama bagi orang sakit.
Termasuk mereka yang saat ini terpapar Covid-19. Ibadah penghormatan salib yang dilaksanakan hari ini (Jumat Agung) memberikan penguatan kepada umat Katolik di tengah ancaman pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, termasuk Indonesia.
“Di tengah ancaman virus, kita bergabung dengan banyak orang untuk berjuang, bahkan bersama dengan orang yang mungkin bertanya Tuhan ada di mana. Dan ini juga dialami Yesus dengan berseru; “Ya Bapa, mengapa Engkau meninggalkan Aku,” tambahnya.
Setelah itu umat Katolik akan merayakan hari kebangkitan Yesus. Perayaan ini juga dinamakan Minggu Paskah, Hari Kebangkitan, atau Minggu Kebangkitan.
Paskah merupakan perayaan penting, karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus. (kaltengpos)