PALANGKA RAYA-Jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalteng sejak beberapa hari terakhir berangsur menurun. Menurunnya jumlah kejadian karhutla disinyalir berbanding lurus dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Tak ayal, upaya pemadaman karhutla pun cukup terbantu dengan adanya hujan.
Meski demikian, sudah ada kabupaten yang menetapkan status tanggap darurat karhutla. Beberapa kabupaten pun tak jarang masih mengalami karhutla meski dengan jumlah yang relatif sedikit.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Ahmad Toyib mengungkapkan, patroli rutin untuk memantau titik api terus pihaknya lakukan. Setiap hari pihaknya melakukan rapat pagi untuk mengatur titik patroli satgas udara dan memantau formasi satgas darat yang standby di kabupaten/kota.
“Alhamdulillah karena kemarin (Rabu) dan hari ini (kemarin, red) ada hujan, untuk titik api yang besar dan kami pantau, adanya hujan sangat membantu upaya pemadaman,” beber Toyib kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (14/9).
Namun demikian, titik-titik api yang sudah berhasil dipadamkan oleh petugas maupun yang padam karena hujan tetap pihaknya pantau karena dikhawatirkan masih menyimpan bara api sumber kebakaran.
“Titik api yang sudah padam tetap kami pantau, baik malam harinya atau besok paginya, boleh jadi api mati di permukaan, tetapi di dalam masih ada, dapat terlihat dari asap yang muncul, makanya kami lakukan pembasahan,” sebutnya.
Kejadian karhutla di Kalteng masih terus terjadi. Setiap kabupaten/kota di Kalteng pun terus melakukan pencegahan dan penanggulangan akan bencana yang melanda setiap musim kemarau itu. Teranyar, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah menetapkan status tanggap darurat karhutla dari yang sebelumnya berstatus siaga darurat karhutla.
Menurut Toyib, naiknya Kotim menjadi daerah berstatus tanggap darurat karhutla dipertimbangkan berdasarkan berbagai indikator yang sudah terpenuhi. Dari 11 indikator yang ada, Sampit hampir memenuhi semua indikator. Hanya ada satu atau dua yang belum memenuhi.
“Makanya Sampit menaikkan status siaga darurat karhutla selama 14 hari ke depan, dengan status itu mereka bisa menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT),” ucapnya.
Toyib menyebut, hasil dari koordinasi yang pihaknya lakukan dengan Kepala BPBD Kotim, dana BTT itu memang akan dialokasikan untuk pembayaran penambahan jumlah personel, penyediaan dana operasional satgas, dan honorarium harian untuk tenaga petugas tambahan. Tetapi, lanjut Toyib, penetapan status tanggap darurat karhutla untuk tingkat provinsi masih belum dapat ditetapkan.
“Indikasinya untuk penetapan status siaga darurat tingkat provinsi paling tidak ada dua kabupaten yang sudah menetapkan, sama seperti itu, ada indikator yang harus dipenuhi, beberapa di antaranya seperti jumlah titik api dan dampak sosial segala macam,” jelasnya seraya berharap agar status tanggap darurat tidak sampai di tingkat provinsi.
Ditanya apakah ada kabupaten/kota lain yang berpotensi bisa ditetapkan status tanggap darurat karhutla, dirinya belum dapat memastikan. Sebab, masih belum ada daerah yang tingkat keparahan karhutlanya seperti Kotim.
“Kalau di Kotim itu kan karena titik apinya sudah mendekati permukiman warga, otomatis petugas di lapangan sangat kewalahan sehingga mereka harus menaikkan status menjadi tanggap darurat karhutla,” ujarnya.
Toyib menjelaskan, sejauh ini daerah-daerah di Kalteng yang masih menampakkan eskalasi kejadian karhutla adalah Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kapuas.
“Kemudian di daerah barat ada di Seruyan, ada sebagian kejadian di Seruyan yang mengarah ke Kobar, Sukamara juga demikian,” sebutnya seraya menjelaskan bahwa karhutla yang terjadi di Sukamara Rabu malam (13/9) sudah mengarah ke pemukiman warga setempat.
Lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 2001 ini menyebut, hasil rapat Rabu sore (13/9) bersama satgas, dirinya sudah mengarahkan pihak satgas udara agar mengadakan patroli udara di wilayah Sukamara. “Setelah menangani wilayah Seruyan dan Kobar helikopter akan beroperasi di Sukamara,” ucapnya.
Sampai dengan kemarin, lanjut Toyib, helikopter untuk operasional karhutla di Kalteng terdapat empat buah. Satu unit khusus untuk patroli, satu unit untuk patroli dan waterbombing, dan dua helikopter untuk waterbombing. Tiga unit helikopter standby di Palangka Raya, satu unit standby di Sampit berjenis blackhawk dengan kapasitas angkutan air skala besar, yakni 4000-5000 liter.
“Satu helikopter bisa melakukan patroli dan waterbombing, tetapi dengan skala kecil yang sekali angkut membawa air 800-1000 liter, beroperasinya di daerah ring satu, yakni Palangka Raya dan Pulang Pisau,” terangnya.
Toyib menyebut dalam waktu dekat juga akan ada tambahan satu unit helikopter blackhawk yang bergeser dari Jambi. Bantuan unit helikopter itu rencananya akan tiba di Kalteng pada Sabtu (16/9) mendatang.
“Kalau helikopter itu datang mungkin akan standby di Palangka Raya atau daerah Sampit untuk mengcover wilayah barat Kalteng,” ucapnya.
Adapun untuk kondisi satgas darat, Toyib menyebut mereka mengalami sejumlah kendala melakukan pemadaman ketika karhutla meluas. Sejak beberapa bulan terakhir petugas terus berjibaku dengan api. Semakin luas kebakaran petugas di lapangan kehabisan tenaga.
“Kami juga mengimbau kepada BPBD kabupaten/kota saat rapat evaluasi agar berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan masing-masing agar melakukan pengecekan kesehatan kepada personel dan menyuplai kebutuhan petugas,” tandasnya.
Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya, Muhamad Ihsan Sidiq mengatakan, kondisi cuaca di Kalteng umumnya berawan, dan berpotensi hujan intensitas ringan hingga sedang di beberapa wilayah di Kalimantan Tengah. Suhu udara berkisar antara 23°C-33°C. Kelembaban udara berkisar antara 50 persen – 100 persen. Angin umumnya bertiup dari Timur Laut-Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 10–20 km/jam.
“Untuk tiga hari ke depan, dari 14–16 September, wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang adalah Katingan bagian Utara, Gunung Mas, Kapuas, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, dan Barito Timur,” beber Ihsan kepada Kalteng Pos melalui keterangan tertulisnya, Kamis (14/9).
Sementara untuk tanggal 17–20 September 2023, wilayah yang berpotensi hujan dari intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang adalah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau, Sukamara, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Palangka Raya, Pulang Pisau, dan Kapuas.
Oleh karena itu, lanjut Ihsan, masyarakat harus waspada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang pada beberapa wilayah di Kalteng.
“Waspada potensi hujan bersifat lokal dengan durasi singkat yang dapat disertai angin kencang maupun angin puting beliung di wilayah Kalteng,” tandasnya. (dan/ala)