Site icon KaltengPos

1.623 Hektare Terdampak Hama Tungro

Tanaman padi di lahan food estate Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulpis. Foto: dok kalteng pos

PALANGKA RAYA-Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peter­nakan (DTPHP) Provinsi Riza Rahmadi menyebut, hama tungro menyerang enam kecamatan di Ka­bupaten Kapuas.

Berdasarkan data yang diterima, ada tanaman padi di atas sawah seluas 1.623,5 hektare yang ter­kena dampak. Wilayah yang diduga masuk kawasan food estate itu ada di Kecamatan Tamban Catur dengan luas 1.458 hektare, Kapuas Timur seluas 115 hektare, Basa­rang 17,5 hektare, Kapuas Murung 1 hektare, Kopuas Hulu 32 hektare dan Dada­hup 3 hektare.

Hama tungro disebar­kan oleh wereng hijau dan rata-rata petani menanam padi farietas lokal yaitu siam, yang sangat rentan diserang hama tungro.

Sebenarnya hama tun­gro sudah ditemukan penyuluh dan petani sejak November 2021 lalu. Dimana pada proses persemaian sudah terlihat gejalanya, dengan melihat wereng hijau.

Sehingga pihaknya langsung melakukan pengendalian dan pen­gobatan. Namun petani tetap memaksakan untuk melakukan penanaman dengan bibit yang ada dan telah dilakukan lacakan dengan adanya virus yang disebabkan wereng hijau.

Sehingga dalam perjala­nan, pengendalian tungro juga pernah dilakukan pada Maret 2022 kemarin di Kecamatan Tambang Catur dengan pestisida un­tuk pencegahan. Bulan Mei juga dilakukan pestisida.

Pihaknya juga telah melakukan pengecekan di kalangan secara langsung, untuk melihat dan juga menyerahkan perstisida agar dapat digunakan musim tanam yang akan datang guna mencegah terjadinya penularan virus yang disebabkan oleh wereng hijau itu.

Melalui penyuluh yang disampaikan kepada mereka bahwa akan segera memutus siklus dari pe­nyakit tungro itu dengan menanam benih inbrida (bukan benih lokal) yang tahan terhadap penyakit tungro. Sehingga musik tanam yang akan datang akan memutus siklus itu.

“Mudah-mudahan petani kita mau beralih kebenih unggul (inbrida). Melalui penyuluh juga telah berkomunikasi yang meminta 1.500 hektare dan petani akan ikut ke benih unggul nasional dengan harapan dapat memutus siklus dari penyakit tungro itu,”tambahnya.

Gubernur Kalteng juga akan menyediakan benih untuk petani yang mau untuk menanam benih unggul. Dengan melihat ini maka sangat diharap­kan dapat memutus siklus tungro itu. Sebab jika tetap memaksakan benih lokal, maka akan tetap rentan dengan hama tungro.

Jika melihat dari posisi memang di luar dari food estate, sebab jika di lokasi food estate banyak mena­nam benih unggul nasional. Khusus yang di Tambang Catur semua menanam benih faritas lokal.

Walaupun ada kerusakan yang diakibatkan oleh pe­nyakit tungro maka dipasti­kan tetap akan ada panen, karena serangan tungro ada klasifikasi yaitu sedang, ringan dan berat. Sehingga yang dalam kondisi sedang dan ringan rata-rata masih bisa panen, walau hasilnya tidak maksimal.

Khusus lokasi di Tamban Catur dari 1.458 hektare yang terserang tungro, ada yang berat yaitu 860 hektare, yang sedang 298 hektare dan ringan 300 hektare. Sehingga yang pada posisi sedang dan ringan masih dapat maksi­mal untuk panen nanti.

Sehingga petani diajak agar pada musim tanam nanti, dapat menanam benih unggul dan siap memfasilitasi benih unggul sebagai upaya memutus siklus tungro agar tidak menyerah tanaman petani lagi. Insyallah akan tahan terhadap hama tungro dan sudah bekerja sama den­gan pihak terkait.

Pemerintah juga san­gat meyayangkan karena masih banyak petani yang belum mengambil asuransi. Padahal jika mengikuti asuransi maka akan mendapatkan ban­tuan dana senilai Rp6 juta melalui asuransi usaha tani, jika mengalami rusak berat. Sehingga pihaknya menghimbau agar petani juga mengikuti asuransi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ke depan.(nue/ram)

Exit mobile version