PALANGKA RAYA-Beberapa daerah di Kalteng mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Hal itu diakibatkan adanya gangguan sirkulasi pada atmosfer yang menyebabkan konfergensi angin.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Palangka Raya Alfian mengatakan, gangguan sirkulasi tersebut mengakibatkan pertumbuhan awan hujan dan terjadi beberapa hujan di beberapa titik lokasi di Kalteng ini dengan butiran hujan cukup besar. Berdasarkan pantauan BMKG, gangguan tersebut sudah hilang. Dalam sepekan terakhir ada dua kali kejadian.
“Gangguan sirkulasi tersebut berdampak terhadap wilayah utara Kalimantan Tengah, persisnya di Kabupaten Murah Teweh dan Murung Raya,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (27/5).
Lebih lanjut dikatakannya, hal itu mengakibatkan terjadi curah hujan yang cukup tinggi hingga menyebabkan banjir di beberapa wilayah tersebut. Daerah utara yang terdampak gangguan tersebut juga mengakibatkan wilayah tengah Kalteng seperti Bukit Rawi mengalami hujan dan banjir.
“Namun untuk saat ini gangguan angin tidak terjadi lagi, sudah normal,” bebernya.
Kalteng saat ini akan memasuki peralihan musim hujan ke musim kemarau. Menurut Alfian, berdasarkan kesepakatan rapat prakiraan musim, wilayah Kalteng akan memasuki musim kemarau pada akhir Mei.
“Dimulai dari wilayah tenggara yakni Kapuas dan Pulang Pisau, menyusul daerah tengah di dasarian kedua bulan Juni sampai awal Juli,” tegasnya.
Dengan demikian, Kalteng akan memasuki musim kemarau dari akhir Mei hingga awal Juli mendatang. Karena masih dalam proses peralihan, kondisi atmosfer cukup labil sehingga sering menimbulkan hujan ekstrem. (ahm/abw/ce/ram)