PALANGKA RAYA-Menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau tahun ini, semua stakeholder terkait mulai melakukan berbagai persiapan. Bahkan pemerintah telah membangun ribuan unit sarana untuk mencegah dan mengendalikan karhutla, berupa sekat kanal dan sumur bor.
Ancaman karhutla tahun ini kian besar, menyusul perkiraan kemarau yang bakal terjadi pada Juni hingga Agustus mendatang. Keadaan tersebut membuat pemerintah tidak tinggal diam. Setidaknya sejumlah upaya pencegahan sudah mulai dilakukan. Salah satunya dengan membangun sumur bor dan sekat kanal. Infrastruktur pencegah karhutla tersebut sudah dibangun di sejumlah kabupaten/kota di Kalteng (data lengkap lihat tabel).
Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalteng Merty Ilona mewakili Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Kalteng menjelaskan, keberadaan sumur bor dan sekat kanal berperan penting dalam kesiapan menangani karhutla di sejumlah daerah. Karena itu sumur bor dan sekat kanal sudah dibangun di daerah-daerah yang dinilai rentan terjadi karhutla, terutama daerah-daerah yang memiliki lahan gambut.
“Untuk unit pengelolaan gambut, kami berbasis dengan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), saat ini terdapat delapan kabupaten dan satu kota yang sudah kami berikan intervensi, sementara yang lain masih belum, ini dipertimbangkan dari luasan gambut di suatu wilayah,” jelas Merty kepada Kalteng Pos, Jumat (28/4).
Wilayah-wilayah yang sudah dilakukan intervensi mencakup Palangka Raya, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Selatan, Katingan, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Sukamara. “Jadi daerah-daerah itu yang sudah dilakukan intervensi, seperti pemaksimalan realisasi sumur bor dan sekat kanal,” bebernya.
Merty menjelaskan, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan perencanaan berdasarkan peta indikatif restorasi gambut. Daerah-daerah yang dilakukan intervensi dipertimbangkan berdasarkan analisis BRGM terkait daerah-daerah yang urgensinya paling tinggi untuk dilakukan intervensi dalam upaya pencegahan karhutla.
“Di daerah-daerah tersebut sudah sering terjadi kebakaran, sebagaiman data karhutla tahun 2015 sampai 2019, atau data tahun 2020 itu di mana saja tempatnya, kemudian kamu juga punya data dari Kementerian LHK tentang peringkat kerusakan gambut, itulah yang menjadi acuan kami sebagai bahan pertimbangan,” jelasnya.
Dari sembilan daerah yang dilakukan intervensi, dua daerah di antaranya memiliki infrastruktur pencegahan karhutla terbanyak. Yakni Pulang Pisau dan Kapuas. Dijelaskan Merty, Pulang Pisau merupakan daerah yang menjadi prioritas nasional untuk pencegahan karhutla.
“Karena ketika terjadi bencana asap tahun 2015 lalu, Pulpis merupakan daerah yang paling banyak menyumbangkan emisi asap di Indonesia, jadi bagaimana dilakukan treatment-nya, itu harus menjadi prioritas, Kapuas juga menjadi daerah yang dipertimbangkan,” ungkapnya. (dan/ce/ala)