Site icon KaltengPos

60 Tahun Berkarya, Bank Kalteng Makin Gemilang

Direktur Utama Bank Kalteng Yayah Diasmono

PALANGKA RAYA-Hari ini (28/10) menjadi hari spesial bagi Bank Kalteng. Bank milik pemerintah daerah ini genap berusia 60 tahun. Pada usia yang terbilang tak muda lagi ini, Bank Kalteng mampu berkembang dan bersaing dengan perbankan lain milik swasta maupun BUMN. Pada usia ke-60 ini, Bank Kalteng terus berkarya dan berinovasi untuk menyesuaikan perkembangan zaman. Alhasil, tiga tahun terakhir Bank Kalteng mampu menunjukkan kinerja menggembirakan. Dibuktikan dengan prestasi yang makin gemilang.

Usia tua bukan berarti makin tidak berdaya. Sebaliknya, makin tua akan makin berkembang. Meski usia telah tua, semangat harus tetap seperti milenial. Demikian prinsip yang selalu digaungkan Direktur Utama Bank Kalteng Yayah Diasmono sejak dipercayakan memimpin Bank ini pada 2018 lalu.

Apalagi Bank Kalteng merupakan bank yang punya tugas sedikit berbeda dari bank-bank pada umumnya. Perlu semangat lebih untuk bisa menggali potensi-potensi di setiap kabupaten/kota di Bumi Tambun Bungai ini.

“Semua BPD kan tugasnya memang seperti itu. Beda dengan bank umum yang mungkin full komersil. Kami memiliki tantangan yakni harus memahami potensi yang ada di sekitar dan mengolahnya secara maksimal. Berbeda daerah, maka berbeda pula potensinya. Sudah pasti membutuhkan treatment yang berbeda,” kata pria yang biasa disapa Dias ini.

Dias yang ditunjuk sebagai direktur utama Bank Kalteng sejak Mei 2018 lalu, bukanlah orang baru di dunia perbankan nasional. Selain menjadi praktisi, ia juga aktif sebagai pengurus asosiasi, yakni Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanan).

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” Itulah filosofi yang dipegang Dias dalam menakhodai Bank Kalteng selama tiga tahun terakhir ini.

Rekam jejaknya dimulai sejak 1975 silam, berbagai lembaga perbankan dan keuangan telah menjadi persinggahan yang memperkuat kapabilitas dan pengalaman pria kelahiran Solo, Jawa Tengah. Pengalaman yang tak sedikit ini membuat Dias yang dikenal tegas bahkan menjadi geregetan saat mendapati pengelolaan bisnis Bank Kalteng saat itu, dinilai kurang maksimal dan sekadar main aman.

“Satu hal yang melenakan di BPD itu adalah pengelolaan payroll pegawai pemda dan lembaga-lembaga daerah setempat. Lalu tawarkan berbagai produk ke mereka. Produk pembiayaan, kredit rumah, bancassurance, dan macam-macam lainnya. Ini captive market. Tanpa kita harus ngapa-ngapain, pasar sudah tersedia. Tapi apakah kita puas dengan hanya mengandalkan bisnis seperti ini saja? Kan enggak,” kata Dias.

Dias menyebut, begitu identiknya pasar pegawai pemda terhadap kinerja Bank Kalteng saat itu, sampai-sampai di masyarakat muncul stereotip bahwa Bank Kalteng merupakan bank milik pemda. Dengan demikian, masyarakat umum hingga pengusaha cukup sungkan untuk menempatkan dana hingga mengajukan kredit ke Bank Kalteng, lantaran merasa layanan bisnis Bank Kalteng hanya diperuntukkan bagi para pegawai pemda.

“Dari situlah saya mulai benahi pelan-pelan. Saya tanamkan ke seluruh karyawan bahwa kalau kita puas dengan kinerja yang begini-begini saja, ya kita tidak akan berkembang. Pasar kita hanya terbatas di situ-situ saja. Kalangan swasta, pengusaha dan lain-lain tidak mau ke kita, karena profil kita terlalu identik dengan pegawai pemda,” ungkapnya.

Di sisi lain, budaya kerja bermain aman di zona nyaman ini, perlahan dikikis di masa kepemimpinannya. Langkah yang diterapkan yakni menanamkan budaya kerja baru yang lebih kompetitif dan berorientasi pada hasil yang semaksimal mungkin. Satu semangat yang disebarkan ke seluruh jajaran pegawai Bank Kalteng, yakni perkembangan bisnis tidak akan pernah tercipta apabila usaha yang dilakukan masih saja sama dengan kinerja-kinerja sebelumnya. Termasuk pula dorongan untuk mulai memahami dan memetakan potensi bisnis yang tersedia di pasar Kalimantan Tengah, yang notabene merupakan kawasan perkebunan sawit dan karet.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya harus mengenal potensi yang ada di sekitar. Berpijak sembarangan juga bisa membuat terjatuh. Maka kami harus bisa tentukan bisnis yang tepat agar tetap bisa tegak berdiri. Kami tahu bahwa Kalteng ini daerah perkebunan, maka aneh bila kami tidak terjun ke bisnis itu,” papar Dias.

Namun, bukan pekerjaan mudah untuk mulai membawa bisnis Bank Kalteng masuk ke pasar perkebunan. Satu kendala besar yang dihadapi misalnya, fakta bahwa hampir 80 persen kebun rakyat yang ada saat itu masih belum memiliki sertifikat hak milik (SHM) yang resmi tercatat di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sejak hadirnya Dias di Bank Kalteng, ia mampu membuktikan bahwa kata menyerah tidak ada dalam kamus hidupnya. Menurutnya, effort yang cukup dan terkalkulasi dengan baik masih sangat layak untuk dilakukan, mengingat potensi pasar perkebunan demikian besar.

“Kalau saya hanya menyuruh si pemilik kebun itu pulang untuk urus sertifikat tanahnya sendiri, maka tidak akan menyelesaikan masalah. Mereka juga tidak akan mengurus (sertifikat) itu. Maka caranya, kami berinisiatif untuk bekerja sama dengan BPN, agar ketika tanah ini diagunkan ke kami, begitu nanti (kreditnya) selesai, tanahnya sudah bersertifikat. Nah, ini yang namanya win-win solution. Kami happy, pemilik kebun pun happy dan bahkan jadi makin loyal ke kami,” ungkap direktur utama PT Bank Kalteng yang memperoleh penghargaan Outstanding CEO Regional Bank 2021 dan dinobatkan sebagai The Best CEO Of The Year pada 2020.

Pola pikir yang fleksibel dengan berorientasi pada pemecahan dan mencari solusi ini, juga merupakan value selanjutnya yang dibangun Dias dalam manajemen Bank Kalteng dan seluruh jajaran karyawan. Hanya dengan etos kerja seperti itu, tidak terjebak pada zona nyaman dan selalu berorientasi pada solusi. Otomatis percepatan pertumbuhan bisnis dapat tercipta.

Dengan begitu, kiprah Bank Kalteng di masyarakat tidak hanya akan dianggap sebagai banknya pemda atau bank pelat merah. Namun, Bank Kalteng betul-betul diakui sebagai lembaga perbankan yang berkualitas dan dapat diandalkan, guna menopang perekonomian daerah.

“Saya pernah punya nasabah yang setiap harinya harus sewa pikap untuk kirim sayur dan buah ke kota. Dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR), kami belikan dia mobil pikap. Wah, dia sangat happy. Tidak hanya itu. Secara size bisnis juga meningkat, karena bisa saving dari cost sewa pikap. Melihat mereka makin loyal ke kami, maka bisnis kami juga ikut growth. Nah, pendekatan-pendekatan semacam ini yang selama ini menjadi andalan kami,” bebernya.

Setelah berhasil mengubah mentalitas dan etos kerja karyawan agar tak terjebak pada zona nyaman dan berorientasi pada solusi, juga memastikan agar setiap individu di tim mendapatkan kesempatan yang sama untuk menunjukkan performa terbaik. Tidak ada perbedaan perlakuan terhadap karyawan level paling bawah maupun yang berposisi tertinggi, untuk bisa berkontribusi maksimal terhadap kinerja perusahaan. Usia 60 tahun, waktunya tinggal landas.

“Saya tidak pernah melihat siapa dia. Tidak pernah melihat orangnya. Semua mendapatkan kesempatan yang sama untuk bersama-sama tumbuh dan berkembang. Ketika kesempatan itu disia-siakan, ya sudah. Kami akan ambil tindakan. Jangan protes, jangan escuse, karena sudah ada kesempatan, tapi tidak dimanfaatkan,” kata Dias.

Untuk dapat memanfaatkan dan bahkan memaksimalkan setiap kesempatan yang diberikan, Dias menekankan pentingnya contoh nyata yang ditunjukkan oleh pimpinan, mulai dari level divisi hingga jajaran direksi yang ada di pucuk pimpinan perusahaan. Seorang pemimpin wajib memberikan teladan hingga arahan-arahan yang dibutuhkan oleh bawahan, agar tidak kebingungan terkait apa yang harus dikerjakan.

“Konsep yang saya bangun, pemimpin tidak boleh hanya sekadar memberi perintah, tapi harus ada arahan-arahan yang jelas, harus ada contoh nyata di level teknis, agar bawahan atau karyawan yang lebih muda bisa berkembang maksimal,” ujarnya.

Dengan pendekatan-pendekatan tersebut, lanjut Dias, kehadirannya sebagai pucuk pimpinan di Bank Kalteng telah memberikan fondasi yang kuat, agar perusahaan dapat tumbuh lebih maksimal di masa mendatang. Kinerjanya dibuktikan atas capaiannya membawa Bank Kalteng menjadi BPD terbaik selama tiga tahun berturu-turut (2018-2021). Pada tahun ini saja, misalnya, optimistis target laba bersih sebesar Rp300 miliar benar-benar dapat direalisasikan.

Meski di tengah pandemi Covid-19, Bank Kalteng telah membuktikan bahwa kinerja tetap maksimal melalui berbagai strategi yang telah diterapkan. Dengan lebih memahami potensi bisnis di daerah sekitar, dengan etos kerja seluruh karyawan yang makin bagus dan profesional, masa depan Bank Kalteng diyakini masih tetap akan gemilang meski pada masa-masa sulit seperti pandemi Covid-19.

Prestasi gemilang yang dicapai oleh Bank Kalteng selama pandemi ini adalah mampu mempertahankan kinerja positif. Apresiasi tinggi didapat Bank Kalteng pada ajang 26th Infobank Awards yang diselenggarakan oleh Infobank. Penghargaan ini bertujuan untuk mengapresiasi performa perbankan dalam mempertahankan eksistensi dan kinerja gemilang pada masa-masa sulit.

Penghargaan tersebut diserahkan secara simbolis pada ajang 26th Infobank Awards di Jakarta, Selasa (7/9). Acara ini dikemas secara hybrid dari Studio 1 Infobank TV, Zoom Live Video, serta YouTube Channel Infobank TV, bersama dengan seminar bertajuk “Leading In Unprecedented Time; Tantangan Setelah Relaksasi Restrukturisasi Kredit Berakhir”.

Pada ajang ini, Bank Kalteng berhasil menyabet empat penghargaan sekaligus, yaitu The Best Bank in Credit Assets Quality, The Strongest Performance Bank, predikat “Excellent” untuk performa cemerlang Bank Kalteng sepanjang tahun 2020, The Best CEO Series 2021 atas kinerja Yayah Diasmono yang sukses membawa Bank Kalteng sebagai BPD dengan kinerja gemilang, terlihat dari kepiawaian meningkatkan laba bersih meski masih di tengah masa pandemi yang saat ini memberikan dampak krisis bagi industri perbankan.

“Memang tidak mudah me-manage bank dalam situasi pandemi yang hampir berjalan dua tahun ini, situasi yang penuh risiko, dan kondisi yang dijungkirbalikkan. Diperlukan ketangguhan untuk tetap tenang, berjalan, dan terarah. Pandemi ini menuntut kami untuk selalu berinovasi, karena tantangan-tantangan baru berdatangan. Tentunya inovasi saja tidaklah cukup. Harus berkolaborasi untuk bisa tetap berdiri tegak” ujar Dias saat memberikan testimoni melalui Zoom Meeting saat itu.

Ia juga turut mengucapkan terima kasih kepada Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan pemegang saham yang lain serta masyarakat Kalteng atas kepercayaan yang telah diberikan.

Dalam kesempatan tersebut, Dias menambahkan, prestasi dan kinerja yang gemilang diraih oleh Bank Kalteng ini, setelah menjalankan arahan Gubernur H Sugianto Sabran.

Ide Gubernur ini juga diapresiasi oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Republik Indonesia (RI) Teten Masduki. Pandemi Covid-19 ini membuat UMKM sangat terdampak. “Paling tidak kita bisa mengurangi pengangguran, pemerintah pusat fokus mencari solusi untuk para pelaku usaha,” ungkap Teten Masduki.

Teten Masduki juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran yang sudah mengambil kebijakan dengan memberikan bantuan kepada para pelaku usaha. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng bersinergi dengan PT Bank Kalteng melaksanakan program UMKM BERKAH, dalam rangka membantu pelaku UMKM agar tidak terjerat pinjaman dengan bunga tinggi dari rentenir. Dalam tahap awal program UMKM BERKAH, disalurkan bantuan langsung kepada 2.171 pelaku UMKM dan kredit melawan rentenir UMKM BERKAH kepada 294 debitur UMKM.

CSR Bank Kalteng dalam rangka mendukung program UMKM BERKAH sebesar Rp10.000.000.000,-. masing-masing pelaku UMKM dan debitur UMKM menerima bantuan langsung sebesar Rp500.000.

Bank Kalteng merupakan bank kebanggaan masyarakat Bumi Tambun Bungai yang akan terus tumbuh dan berkembang. Peningkatan dari sisi aset, laba, serta dividen yang dibagikan sejak 2018 hingga 2021, terus mengalami peningkatan yang sangat berarti bagi pendapatan asli daerah (PAD). Perluasan jaringan kantor telah mencapai 93 kantor, untuk menjangkau masyarakat di berbagai penjuru Kalteng.

“Menginjak usia ke-60 tahun ini, kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi para nasabah dan seluruh pemegang saham atas support-nya. Kami selaku jajaran manajemen PT Bank Kalteng pun memohon doa dan dukungan dari masyarakat Kateng, seluruh pemegang saham, dan pemegang saham pengendali untuk terus mendukung PT Bank Kalteng menjadi Bank Je Ayun Itah,” ucapnya.

Ketika pandemi datang tiba-tiba dan dampaknya sering kali meleset dari prakiraan, banyak perusahaan yang akhirnya mengibarkan bendera putih, tanda tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Namun, ada juga perusahaan yang masih tetap bisa berjalan, meski harus terseok-seok demi terus tetap bertahan.

Ada pula perusahaan yang memutuskan untuk tetap berselancar di atas gelombang dan terus melaju menuju dermaga yang sudah menjadi tujuan. Salah satu perusahaan itu yakni Bank Kalteng, bank kebanggaan masyarakat Bumi Tambun Bungai ini.

“Bank Kalteng tetap bisa bertahan bahkan meraup untung di saat perusahaan lain tergopoh-gopoh memikirkan biaya operasional yang terus membengkak. Soliditas manajemen dan pemangku kepentingan (shareholders) adalah kunci berikutnya,” kata Dias.

Setelah berjibaku selama satu tahun dalam mempertahankan kinerja berkualitas di tengah tantangan yang lumayan besar, perjuangan seperti terbayar lunas ketika melihat kinerja yang ditorehkan. Pada 2020, Bank Kalteng berhasil mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp239.427 juta. Angka tersebut lebih tinggi 9,7 persen dari target laba bersih setelah pajak yang ditetapkan pada Rencana Bisnis Bank 2020 (RBB 2020) sebesar Rp218.259 juta.

Apalagi bila dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya (2019), peningkatannya mencapai 15,46 persen atau sebesar Rp207.373 juta. Meski di tengah pandemi, kinerja Bank Kalteng terus meningkat.

Selain laba, perolehan total aset pun mengalami peningkatan. Total aset Bank Kalteng per 31 Desember 2020 mencapai Rp10.154.159 juta. Lebih tinggi 2,96 persen dari target RBB 2020 sebesar Rp9.862.424 juta atau lebih tinggi Rp291.735 juta. Lagi-lagi, bila dibandingkan dengan posisi aset tahun sebelumnya (2019), kenaikan total aset pada 2020 makin terlihat menonjol, karena meningkat 12,00 persen atau sebesar Rp1.088.278 juta dari capaian 2019 sebesar Rp9.065.881 juta.

Tentu kenaikan laba dan total aset tercermin juga dalam kinerja kredit. Hingga 31 Desember 2021, total kredit yang disalurkan Bank Kalteng sebesar Rp6.791.363 juta. Sementara target yang tercantum dalam RBB 2020 hanya sebesar Rp6.630.382juta. Artinya, Bank Kalteng berhasil melampaui target kredit sebesar 2,43 persen. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2019) yang posisi kreditnya sebesar Rp6.055.172 juta, maka kinerja kredit Bank Kalteng pada 2020 meningkat 12,16 persen atau sebesar Rp736.191 juta.

Dari total kredit yang disalurkan tersebut, kredit konsumtif masih berada pada urutan terbesar yakni 74 persen, sedangkan kredit produktif (kredit modal kerja dan kredit investasi) sebesar 26 persen. Terjadi kenaikan sebesar 2 persen pada kredit konsumtif dan penurunan dengan nilai persentase yang sama pada kredit produktif. Meski di tengah kondisi yang tidak mudah, kinerja total Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga penghujung Desember 2020 pun mengalami peningkatan dari target. RBB 2020 menargetkan DPK sebesar Rp7.367.088 juta. Namun, berhasil mencetak total DPK sebesar Rp7.887.930 juta. Artinya, naik Rp520.842 juta atau meningkat 7,07 persen. Kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2019), naik 20,37 persen atau Rp1.334.733 juta, karena DPK 2019 sebesar Rp6.553.196 juta.

Kinerja berikutnya yang moncer juga adalah perolehan laba bersih. Capaian laba bersih setelah pajak per 31 Desember 2020 juga melebihi target yang ditetapkan dalam RBB. Pada RBB 2020, laba bersih ditargetkan Rp218.259 juta, sementara perolehan laba bersih perseroan mencapai Rp239.426 juta. Dengan demikian, kinerja laba bersih meningkat sebesar Rp21.168 juta atau 9,7% dari target. Kalau dibandingkan dengan 2019, kenaikannya hampir dua kali lipat dengan angka Rp32.053 juta atau 15, 46 persen. Karena pada 2019, laba bersih hanya mencapai Rp207.374 juta.

Penyaluran kredit yang meningkat tetap diiringi dengan kualitas yang terkendali. Hal itu terlihat dari posisi NPL Gross per 31 Desember 2020 sebesar 0,4 persen. Meski agak sedikit meleset dari target RBB 2020 sebesar 0,32 persen, tapi masih dalam batas aman. Sebab, bila mengacu pada regulasi yang ada, batas aman itu berada pada angka 5 persen. Dengan kualitas kredit seperti itu, artinya kredit yang disalurkan Bank Kalteng selama 2020 berkualitas baik. Kinerja gemilang pada 2020 menjadi modal dasar bagi perseroan untuk melangkah pasti pada 2021. Apalagi tahun ini Bank Kalteng genap berusia 60 tahun berkiprah di industri jasa keuangan di Indonesia. Usia yang terbilang sudah matang.

Memasuki usia menuju enam dasawarsa pada 28 Oktober 2021 ini, Bank Kalteng akan makin fokus pada upaya perbaikan kapasitas internal, yaitu human capital (HC) dan produk. Menurut Dias, HC akan membantu mengoptimalkan kinerja karyawan.

“Naik turunnya perusahaan tergantung investasi yang sudah ditanam pada karyawan, sehingga menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan memberi kontribusi pertumbuhan bagi PT Bank Kalteng,” jelasnya.

Sementara itu, untuk penghimpunan dana pihak ketiga akan lebih dioptimalkan dengan mengupayakan strategi penghimpunan dana murah. Untuk kredit Bank Kalteng memperoleh dana per tahap I sebesar Rp200 miliar dan di-leverage menjadi 5,1 kali dan tahap II perpanjangan telah di-leverage hampir 2 kali, dan hingga akhir 2021 bisa mencapai 2,5 kali.

Bank Kalteng tetap menyalurkan kredit UMKM BERKAH, kredit berkelompok minimal lima orang dengan plafond per orang maksimal Rp15 juta.

Tahapan-tahapan menuju pencapaian target 2021 diwujudkan dalam tujuh arah kebijakan. Yakni sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi, andal, dan berintegritas; Pengembangan nilai perusahaan, segera menetapkan budaya perusahaan; Peningkatan kualitas layanan dengan menjunjung tinggi budaya perusahaan; Penguatan struktur dana pihak ketiga (DPK) dan peningkatan penyaluran kredit sektor produktif; Inovasi dan diversifikasi produk berbasis teknologi yang berkelanjutan; Penguatan permodalan; Peningkatan fungsi kepatuhan, GCG, dan pengawasan internal.

“Dengan tujuh arah kebijakan itu, diharapkan Bank Kalteng siap untuk tinggal landas, menjadi regional champion,” ucap Dias dengan semangat. (abw/ce/ala)

Exit mobile version