Kalimantan Tengah (Kalteng) dikenal memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Kini Kalteng punya komoditi tanaman hias yang harga jualnya tinggi di pasar internasional.
ANISA B WAHDAH, Palangka Raya
UNTUK pertama kalinya pemerintah pusat me-launching ekspor komoditas pertanian pada akhir 2021 melalui Kementerian Pertanian dan Polri, yang dilaksanakan di Kota Makassar dan diikuti 33 provinsi se-Indonesia, termasuk Kalteng. Di Kalteng, launching itu dibarengi dengan ekspor komoditas pertanian ke beberapa negara di dunia. Pada pelepasan ekspor komoditas pertanian ini, Kalteng mengekspor sebanyak 67,9 ton dengan nilai Rp295 miliar.
Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo mengatakan, jenis tanaman yang diekspor adalah tanaman hias berupa tanduk rusa dan tanaman akustik. Ia menyebut, di Kalteng tanaman jenis tersebut cukup banyak dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi di luar negeri.
“Untuk itu kami mendorong para eksportir atau pengusaha-pengusaha antarpulau dan antarnegara untuk bisa mengekspor jenis tanaman ini,” katanya usai pelepasan.
Pihaknya berharap ekspor komoditas pertanian berupa tanaman hias ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat Kalteng. Selain itu, tanaman hias anggrek janda bolong serta komoditas lain pun diharapkan dapat dikembangkan juga.
“Komoditas-komoditas unik yang tidak dimiliki negara lain bisa saja memberikan ketertarikan di pasar luar negeri, untuk itu sebisa mungkin dikembangkan,” sebutnya.
Dengan adanya ekspor komoditas ini, pihaknya berharap dapat memberi peningkatan ekonomi untuk Kalteng, baik untuk para pengusaha maupun untuk pemerintah. Pihaknya pun berharap agar kabupaten/kota se-Kalteng juga menggali potensi komoditas yang ada di daerah masing-masing.
“Tidak hanya di provinsi saja, pemerintah pusat juga mendorong kabupaten/kota se-Indonesia melaksanakan ekspor komoditas yang menarik di pasar internasional,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Kelas II Palangka Raya Iyus Hidayat menyebut ada 124 negara tujuan ekspor. Ekspor perdana dikirim ke negara Malaysia.
“Permintaan di negara-negara Asia dan di luar Asia pun tinggi,” ucapnya.
Untuk itu, lanjut dia, ke depan pihaknya akan melaksanakan bimbingan teknis kepada para petani untuk meningkatkan komoditas pertanian. Para petani diharapakan mengembangkan aneka tanaman pertanian. Tak hanya tanduk rusa, tapi juga tanaman lain yang menjadi kekhasan Kalteng.
Sementara itu, saat menghadiri Gebyar Ekspor Pertanian Tahun 2021 secara virtual, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 sektor pertanian mampu menjadi penyangga pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya PDB di sektor pertanian yang pertumbuhanya tumbuh positif pada triwulan II 2020 yakni 16,4 persen, dibandingkan dengan sektor lainnya.
“Kinerja sektor pertanian pun ditunjukkan dengan tidak adanya impor beras dalam dua tahun terakhir. Tahun ini kita punya surplus beras sembilan juta ton. Oleh karena itu, untuk memperkuat sektor pertanian ke depannya, kami butuh pengawalan dari kepolisian,” ucap Syahrul.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengapresiasi Kementan yang mampu menjadikan sektor pertanian sebagai penyelamat pertumbuhan ekonomi nasional di masa sulit hingga saat ini.
“Kami dari kepolisian siap bersinergi melakukan pengawalan untuk memperkuat stok pangan nasional, Pak Mentan sudah sampaikan bahwa tahun 2022 ada rencana ekspor beras. Jika ini terjadi, tentunya bisa memecahkan rekor,” pungkasnya. (*/ce/ala)