Site icon KaltengPos

Pandemi Mulai Terkendali, Investasi Bergairah Lagi

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran diwakili oleh Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo

PALANGKA RAYA-Terhitung sejak 25 Mei lalu, sudah 100 hari Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah di Bumi Tambun Bungai ini. Gubernur Sugianto Sabran memang pernah menakhodai pemerintahan di Bumi Tambun Bungai pada periode pertamanya. Sehingga capaian yang diperoleh selama 100 hari terakhir ini merupakan tindak lanjut dari yang sudah dijalankan sebelumnya.Di antaranya penanganan pandemi Covid-19 yang sudah hampir dua tahun melanda Kalteng. Namun sudah ada penurunan angka kasus maupun kematian selama beberapa waktu terakhir. Hal itu terlihat dari data-data yang disampaikan dalam rilis harian Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, sesuai arahan gubernur bahwa penanganan pandemi Covid-19 di Kalteng harus lebih agresif dibandingkan sebelumnya. Terbukti saat ini pandemi sudah mulai terkendali. Ada penurunan kasus. “Data-data dari epidemiologi juga menunjukkan perbaikan yang signifikan, bahkan hampir dari setengah Kalteng sudah memasuki zona kuning,” katanya saat diwawancarai, Rabu (1/9).

Suyuti menyebut, penurunan angka kasus maupun angka kematian di Kalteng ini terjadi karena adanya dua faktor yang terkombinasi. Yakni vaksinasi yang terus digencarkan dan makin tingginya kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes) khususnya dalam hal penggunaan masker.“Capaian vaksinasi kita cukup bagus, ini terus dievaluasi, dan kami terus mendorong pelaksanaan vaksinasi di kabupaten-kabupaten,” ungkapnya.Berdasarkan survei dari pusat, Kalteng merupakan daerah dengan tingkat kepatuhan penggunaan masker paling tinggi. Bahkan penggunaan vaksin terutama rasio antara penerimaan dan penyuntikan juga paling tinggi.

“Kombinasi dua faktor ini menyebabkan terjadi penurunan Covid-19 di Kalteng dan sudah masuk kategori terkendali,” ucapnya.Saat ini, lanjut dia, Pemprov Kalteng juga tengah fokus dalam rangka mempercepat pencapaian target vaksinasi. Pasalnya, sampai akhir Desember nanti alokasi vaksin untuk Kalteng itu berada di angka empat juta seratus ribu dosis. Alokasi ini dinilai cukup untuk vaksinasi terhadap seluruh masyarakat Kalteng berusia di atas 12 tahun.“Yang sudah datang ke Kalteng mendekati satu juta dan sekitar 800 ribu lebih vaksin sudah disuntikkan, memang rasio vaksinasi di Kalteng ini bagus,” bebernya.

Terkendalinya pandemi menjadi angin segar bagi dunia investasi di Kalteng. Pada semester I ini, capaian investasi di Kalteng sudah melebihi 50 persen dari target ,dengan capaian 60,21 persen. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalteng Suhaemi mengatakan, hal ini sejalan dengan laporan Bank Indonesia yang menyebut bahwa perekonomian di Kalteng tumbuh positif.

Pasalnya, capaian 60,21 persen investasi di Kalteng ini berada di angka Rp4,467 triliun lebih dari target Rp7,420 triliun lebih. Capaian ini merupakan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).“Meski sedang dilanda pandemi, Kalteng mampu bangkit, itu terlihat dari salah satu indikatornya yakni realisasi investasi PMA dan PMDN yang tumbuh positif,” katanya kepada Kalteng Pos, baru-baru ini. Suhaemi menyebut, realisasi ini terdiri dari capaian PMA sebesar Rp926 miliar lebih dan PMDN sebesar Rp3,541 triliun lebih. Pada dasarnya capaian investasi semester I di Kalteng sudah melebihi target, karena sudah mencapai 121,25 persen. “Lantaran target semester I ini berada di angka Rp3,680 triliun lebih, sedangkan yang sudah dicapai melebihi angka itu,” sebut dia.Untuk capaian 2021 memang 61,21 persen, tapi untuk capaian pada semester I sudah melebihi target. Persentase pada triwulan I sudah 126,21 persen dan triwulan II 116,21 persen.

“Bila melihat iklim investasi di Kalteng dan realisasi sampai semester I, kami optimistis bahwa Kalteng tetap tangguh dan bisa bangkit di tengah pandemi Covid-19,” ungkapnya.Dijelaskannya, ada beberapa alasan yang mendorong investor mau berinvestasi di Kalteng. Di antaranya karena melimpahnya sumber daya alam (SDA), yang meliputi lahan dan potensi hutan serta kebun. Selain itu, Kalteng dengan ibu kota RI yang baru. Hanya memerlukan waktu 12 jam perjalanan darat dan 55 menit menggunakan transportasi udara.“Juga dengan Jawa Timur yakni Surabaya sebagai gerbang utama ke Pulau Jawa. Untuk ke sana memerlukan waktu 1 jam 10 menit menggunakan transportasi udara,” ujarnya.Untuk moda transportasi laut, jarak terdekat ke Pulau Jawa yakni dari Pelabuhan Teluk Segintung ke Pelabuhan Tanjung Perak. Alasan lainnya karena ada kemudahan dalam perizinan investasi di Kalteng dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah.

“Indikator tingkat investasi yakni menurunnya tingkat pengangguran, terciptanya lapangan kerja, dan menurunnya angka kemiskinan,” bebernya. Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran telah melakukan upaya agar investasi di Kalteng berjalan lancar dan tidak terhambat. Melalui DPMPTSP, gubernur telah berupaya optimal untuk melakukan pembinaan dan pengawasan investasi yang harus dilaporkan secara berkala melalui Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). Laporan ini disampaikan secara online dan ditembuskan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

“Kami juga memberikan teguran satu dan dua sampai teguran ketiga, Bapak Gubernur memang tegas, apabila sampai ada teguran ketiga, maka akan diusulkan ke pusat untuk dicabut izinnya sesuai prosedur yang berlaku,” tambahnya.Tahun ini, lanjutnya, jumlah perusahaan se-Kalteng yang sudah diberi teguran terkait laporan penyampaian LKPM sebanyak 25 perusahaan. Terhitung hingga Juli lalu. Pihaknya pun sudah melayangkan teguran kepada perusahan-perusahaan itu.

“Kami minta mereka menyampaikan kendala atau permasalahan yang dihadapi, intinya kami melakukan pembinaan dan mendorong tumbuhnya iklim investasi yang sehat sesuai moto; Indonesia Surga Investasi. Dan Kalteng adalah bagian dari itu,” ungkapnya.

Gubernur terus bergerak cepat membangkitkan gairah investasi di Kalteng. Salah satunya dengan meminta agar pemerintah pusat segera membuka industri perkayuan di Kalteng. “Jadi kami ingin tidak ada lagi kayu log yang keluar dari Kalteng, industrinya harus dibangun di Kalteng, paling lambat tiga tahun dari sekarang (sudah terbangun),” tegas gubernur di depan seluruh kepala perangkat daerah di halaman Istana Isen Mulang, akhir Agustus lalu.

Dikatakan gubernur, alasan dibangunnya industri kayu di Kalteng karena berkaitan dengan pajak dan tenaga kerja. Menurut gubernur yang menjabat dua periode ini, sebelum ia lahir ada banyak tenaga kerja dari Korea, Malaysia, Singapura, dan negara lain yang merambah hutan di Bumi Tambun Bungai. “Tapi sampai sekarang industrinya tidak ada, orang lain yang menikmati, tapi pemuda-pemudi Kalteng menganggur, ini jadi beban moral kami, jangan sampai terjadi lagi ke depan,” tegas gubernur kelahiran 5 Juli 1973 ini. Oleh sebab itu, gubernur mendesak pemerintah pusat agar membangun industri kayu di Kalteng. Sehingga tak hanya kayu log yang keluar dari Kalteng, tapi juga dalam bentuk jadi.

“Kami minta agar pabrik kayu dibangun di Kalteng, termasuk HTI yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, agar industrinya dibangun di Kalteng,” pintanya.Ditambahkan gubernur, sejauh ini kayu Kalteng sudah banyak yang dikirim keluar daerah. Apabila pengelolaannya dilakukan dengan baik, seharusnya mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pabrik molding, plywood, dan lainnya.Gubernur Kirim Hasil Food Estate ke Presiden===JUDUL BARUSebelum dilanda pandemi Covid-19, Kalteng sudah ditetapkan sebagai lumbung pangan nasional. Pengembangan food estate dilaksanakan di dua kabupaten, yakni Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) dan Kapuas. Hingga saat ini program tersebut terus dijalankan dan sudah mendapat hasil yang baik.Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti mengatakan, pada program ini pihaknya sudah menyelesaikan target untuk intensifikasi seluas 14.135 ribu hektare. Kemudian untuk ekstensifikasi (perluasan lahan) saat ini sudah diselesaikan 30 ribu hektare.

“Untuk cetak sawah sudah seluas 17 ribu hektare,” katanya saat diwawancarai di Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (2/9).Diungkapkannya, selama seratus hari kepemimpinan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo, kebijakan untuk peningkatan program food estate sudah disampaikan ke bupati dua kabupaten itu.

“Meminta agar bupati melakukan percepatan, karena ini berkaitan erat dengan calon petani calon lokasi (CPCL), karena yang menerbitkan CPCL ini adalah bupati, provinsi hanya melakukan verifikasi,” ucapnya.CPCL ini, lanjut dua, dapat mempengaruhi segala hal dalam pelaksanana program ini. Lantaran program ini tak akan berjalan tanpa adanya CPCL.

Bantuan dari pemerintah bakal diberikan jika sudah mengantongi CPCL.“Selain itu juga mendorong agar pada area pengembangan food estate tak hanya ditanami padi, tapi juga dikembangkan ternak dan lainnya. Saat ini sudah dilakukan pengolahan telur, sehingga kita tidak hanya menjual telur segar, tapi juga telur olahan,” tegasnya.Sunarti menambahkan bahwa pelaksanaan program ini sudah ada peningkatan. Salah satunya produksi beras yang meningkat.

Artinya, petani yang sebelumnya hanya sekali menanam dalam setahun, sekarang sudah bisa dua kali. Dari semula menghasilkan rata-rata dua ton beras, sekarang sudah bisa panen empat ton.“Gubernur sudah menyampaikan hasil food estate ini ke presiden dan mengirim hasil panen beras dan telur ke presiden,” pungkasnya. (abw/ce/ala)
Exit mobile version