Site icon KaltengPos

Bangun RS Wilayah Barat

Kadinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul


PALANGKA RAYA-Belum lama ini Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran pernah menyebut bahwa pemerintah provinsi (pemprov) akan memperluas pelayanan kesehatan ke seluruh wilayah. Salah satunya dengan membangun rumah sakit provinsi di wilayah barat yang berkonsep green hospital. Termasuk rencana pengembangan Rumah Sakit dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya agar pada 2023 mendatang sudah bisa melayani operasi jantung terbuka.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng dr Suyuti Syamsul mengatakan, pemprov bertugas menyiapkan pelayanan kesehatan lintas kabupaten. Sedangkan saat ini yang tersedia hanya RSDS Palangka Raya dan RS Jiwa Kalawa Atei. Pada 2021 lalu sudah diselesaikan detail engineering desain (DED) pembangunan rumah sakit di wilayah barat.

“Apabila fungsi provinsi untuk menyiapkan pelayanan kesehatan hanya ada di Palangka Raya saja, maka akan terlalu jauh untuk dijangkau masyarakat luas, setelah penyelesaian DED itu, maka pada tahun ini (2022) sudah bisa dimulai pembangunan,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, rumah sakit yang akan dibangun di wilayah barat itu bukanlah rumah sakit rujukan atau rumah sakit pengembangan dari RSDS, melainkan RS milik provinsi untuk wilayah barat. Setelah selesai dibangun di wilayah barat, akan dilanjutkan pembangunan rumah sakit di wilayah timur

Sementara itu, berkenaan dengan rencana pengembangan RSDS Palangka Raya untuk bisa melaksanakan operasi bedah jantung terbuka, Direktur RSDS Palangka Raya Yayu Indriaty mengatakan, RSDS telah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dengan target 2023 atau awal 2024 sudah bisa melaksanakan operasi bedah jantung terbuka.

“Selama ini memang rujukan dari Kalteng untuk penyakit jantung ini sangat tinggi, kami kirim ke RS Jantung Harapan Kita di Jakarta,” ucapnya, kemarin.

Yayu menyebut hal itu (operasi jantung terbuka, red) menjadi program prioritas pihak RSDS yang sudah direncanakan sejak beberapa tahun lalu. “Alat kesehatan memang sudah disediakan dan pengadaan selama beberapa tahun ini, ditambah lagi dengan gedung. Meskipun sebenarnya gedung sudah ada, tinggal melaksanakan konsultasi dan komunikasi dengan RS Jantung Harapan Kita agar sesuai dengan standar,” bebernya.

Termasuk dengan tenaga kesehatan, pihaknya sudah mengusulkan dalam dua tahun ini agar dapat terpenuhi. Lantaran jika bedah jantung sudah mulai dilayani di RSDS, tentunya tenaga kesehatan seperti dokter spesialis dan perawat akan dibutuhkan. “Untuk dokter spesialis pada dasarnya sudah ada, tapi kompetensinya perlu ditingkatkan, mereka perlu disekolahkan lagi, mulai dari satu bulan hingga dua tahun,” pungkasnya. (abw/ce/ala)

Exit mobile version