PALANGKA RAYA-Selama hampir dua tahun dilanda pandemi Covid-19, anak-anak sekolah harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Seiring melandainya pandemi, mulai dilaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 50 persen. Terhitung mulai Rabu (5/1), Kalteng sudah melaksanakan PTM terbatas 100 persen untuk jenjang SMA/SMK sederajat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Achmad Syafudi mengatakan, kemarin merupakan pelaksanaan PTM terbatas 100 persen serentak se-Kalteng bagi kabupaten/kota yang ditetapkan melaksanakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 dan 2.
“PTM 100 persen sudah serentak dilaksanakan kemarin (Rabu, red), hal itu setelah kami melaksanakan rapat koordinasi (rakor) bersama seluruh kepala sekolah SMA/SMK sederajat se-Kalteng,” katanya saat diwawancarai Kalteng Pos, kemarin.
Rapat dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri bahwa ada ketetapan bagi kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM level 1 dan 2 sudah boleh melaksanakan PTM 100 persen. Kabupaten/kota yang menerapkan PPKM level 3 melaksanakan PTM terbatas 50 persen dan daerah PPKM level 4 melaksanakan PJJ.
“Meski sudah kami serentakkan, tetapi kami memberi kesempatan kepada sekolah yang masih belum melengkapi infrastruktur agar segera dipenuhi,” ucapnya.
Syaifudi menyebut, berdasarkan ketentuan pusat, kabupaten/kota dengan status PPKM level 1 dan 2 juga sudah harus memiliki capaian vaksinasi di atas 80 persen. Di Kalteng, capaian vaksinasi guru rata-rata sudah di atas 80 persen, sehingga sudah memenuhi indikator pelaksanaan PTM 100 persen.
“Dilaksanakannya PTM 100 persen juga didasarkan pada kesiapan sekolah dan persetujuan orang tua peserta didik,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, pelaksanaan PTM akan terus dievaluasi secara berkala. Bahkan masing-masing sekolah akan membuat evaluasi setiap hari. Apabila dalam pelaksanaannya ditemukan klaster Covid-19 di sekolah, maka sekolah bersangkutan akan di-lockdown selama 14×24 jam.
“Sekolah akan melakukan 3T, apabila muncul klaster sekolah, maka sekolah tersebut di-lockdown 14 hari, tapi jika penularan dari luar sekolah, maka yang di-lockdown hanya rombongan belajar terkait saja,” bebernya.
Meski demikian, pihaknya berharap agar hal itu tidak terjadi, sehingga pelaksanaan PTM tetap lancar. Untuk itu, kesiapan sekolah berkenaan fasilitas dan penerapan protokol kesehatan (prokes) harus betul-betul ditegakkan.
Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan pusat, hanya Kabupaten Sukamara yang masih menerapkan PPKM level 3, sementara kabupaten/kota lainnya sudah PPKM level 1 dan 2.
Terpisah, Wakil Kepala Kurikulum SMAN 1 Palangka Raya Edral Gandhi mengatakan, pihaknya sudah siap melaksanaan PTM 100 persen dan terus meningkatkan infrastruktur penerapan prokes. Meski dilaksanakan PTM 100 persen, tapi peserta didik yang hadir tetap akan dibatasi, dengan waktu belajar mengajar selama enam jam.
“Kami tengah bersiap menambah fasilitas prokes yang masih kurang, kemudian menyusun skema jadwal yang direncanakan akan dilaksanakan pagi, terlebih pengaturan istirahat yang harus diperhitungkan supaya tidak terjadi kerumunan,” ucapanya.
Vaksinasi peserta didik SMAN 1 Palangka Raya tercatat sudah di atas 80 persen, sedangkan vaksinasi para guru sudah hampir 100 persen. Hanya ada beberapa guru yang tidak bisa divaksin karena alasan medis tertentu.
“Selama kami melaksanakan PTM terbatas 50 persen, tidak ada peserta didik yang terpapar Covid-19, kami juga terus melakukan evaluasi,” tegasnya.
Di tempat yang sama, salah seorang siswa SMAN 1 Palangka Raya, Gratia Ruth Hutapea, mengaku senang menyambut pelaksanaan PTM 100 persen.
“Senang jika harus PTM apalagi sudah 100 persen, tentu berbeda dengan sekolah online, karena selama pembelajaran online, kami susah bertanya kalau ada materi yang tidak dipahami,” tuturnya.
Terpisah, Kepala SMAN 2 Palangka Raya Muhammad Mi’razullhaidi mengatakan, selama pemberlakuan PTM terbatas di sekolah yang dipimpinnya itu, tidak ditemui kendala, meski pembelajaran dibagi dua sesi peserta didik. Pihak sekolah pun sudah siap jika dilaksanakan PTM 100 persen.
“Kami selalu ikuti aturan, selama PTM terbatas juga tidak ada kendala, siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran tatap muka, apabila diberlakukan PTM penuh, ya kami siap, kami menunggu surat edaran soal sekolah mana saja yang akan ditunjuk dan bisa melakukan PTM penuh, bahkan untuk para siswa kami yang sudah vaksin baik dosis 1 dan 2 mencapai 90 persen lebih,” beber Mi’razullhaidi kepada Kalteng Pos.
Yang menjadi persoalan bagi SMAN 2 Palangka Raya, menurut Mi’razullhaidi, yakni jumlah siswa yang sangat banyak. Dikhawatirkan ruang yang tersedia tidak mencukupi apabila dibuat jarak antartempat duduk siswa.
“Kalau diberlakukan aturan seperti itu, pasti tidak mencukupi ruang yang ada untuk tamping siswa, soal ini kami akan koordinasi lagi dengan pihak dinas, bisa saja kami akan memberlakukan sesi untuk proses belajar mengajar,” ujarnya.
Pelaksanaan PTM penuh ini ditanggapi salah satu siswa kelas XI, Adnanto Wijaya. “Saya sangat menyambut baik, ya belajar di rumah sangat berbeda dengan belajar di sekolah, kalau orang tua sih setuju saja bila nanti diberlakukan PTM penuh, selama PTM terbatas ini saja proses belajar sudah mulai normal lagi dan harus menjalankan prokes ketat di lingkungan sekolah,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 5 Palangka Raya Drs Muhammad Ramli MPd mengatakan, sekolah yang dipimpinnya sudah melaksanakan PTM 100 persen sejak kemarin (5/1). PTM yang diterapkan SMAN 5 itu berdasarkan rapat bersama Dinas Pendidikan Kalteng, SKB 4 Menteri, dan Surat Edaran Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng.
“Ya, siap 100% terbatas prokes 5M, dan sudah dimulai hari ini (kemarin, 5/1). Dasarnya rapat dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, SKB 4 Menteri, dan Surat Edaran Disdik Kalteng,” kata Muhammad Ramli ketika ditanya Kalteng Pos terkait kesiapan SMAN 5 melaksanakan PTM 100 persen, kemarin.
Untuk mendukung pembelajaran tatap muka 100 persen itu, pihak sekolah benar-benar menerapkan prokes yang ketat guna mencegah penyebaran Covid-19. Mulai dari wajib memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan yang memadai, menjaga jarak, mencegah (menjauhi) kerumunan serta menghindari mobilitas di luar ruangan. Para siswa pun diatur agar tidak membuat kerumunan saat keluar dan masuk sekolah. Setelah pembelajaran berakhir, siswa dan siswi diwajibkan langsung pulang ke rumah masing-masing.
Kesiapan menggelar PTM 100 persen juga disampaikan oleh Kepala SLBN 1 Palangka Raya Jambi B Nurdin melalui wakilnya Erwansyah. “Terkait dengan keinginan pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen, insyaallah kami sudah siap, mengingat fasilitas penunjang prokes sudah kami siapkan,” kata Erwansyah, kemarin.
Irwansyah menambahkan, pihak sekolah optimistis bisa menggelar PTM 100 persen karena jumlah siswa di sekolah khusus itu lebih sedikit jumlahnya daripada sekolah pada umumnya. Apalagi sebelumnya juga sudah dilaksanakan PTM terbatas di sekolah tersebut.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Kalteng dr Ni Made Yuliari SpA mengatakan, IDAI pusat telah memberi rekomendasi terkait pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.
“Data di negara lain seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Afrika terkait peningkatan kasus Covid-19 pada anak dalam beberapa minggu terakhir, sebagian besar kasus anak yang sakit adalah anak yang belum mendapat imunisasi Covid-19,” terangnya kepada Kalteng Pos, Selasa (4/1).
Selain itu, kebijakan pembelajaran tatap muka sudah diaplikasikan dengan beberapa inovasi metode pembelajaran oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Maka IDAI merekomendasikan untuk membuka pembelajaran tatap muka 100%, guru dan petugas sekolah harus sudah menerima vaksinasi Covid-19, anak-anak yang boleh masuk sekolah adalah anak yang sudah diimunisasi Covid-19 lengkap dua kali dan tanpa komorbid,” tegasnya.
Selain itu, pihak sekolah tetap tegas dalam penerapan protokol kesehatan, terutama soal penggunaan masker untuk semua orang yang berada di lingkungan sekolah, ketersediaan fasilitas cuci tangan, menjaga jarak, tidak makan bersamaan, memastikan sirkulasi udara terjaga, mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarganya yang memiliki gejala suspek Covid-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalteng dr Mikko U Ludjen Sp.OG mengatakan, sebelum melaksanakan PTM penuh, harus dipastikan minimal 90 persen tenaga pendidik dan anak didik sudah menerima vaksinasi dosis dua. “Tatap muka jangan lebih dari 6 jam sehari. Yang paling penting, protokol kesehatan harus ketat dan disiapkan semua fasilitas yang diperlukan. Tenaga pendidik harus sigap bila anak didik ada yang mengalami demam atau flu, segera diantar untuk berobat dan anak didik bersangkutan diimbau untuk tidak masuk sekolah sementara waktu hingga,” terangnya. (abw/ena/ens/nue/ce/ala)