SAMPIT – Curah hujan kembali meningkat. Hal ini mengakibatkan debit air sungai kembali naik dan saat ini ada beberapa desa di wilayah utara Kabupaten Kotim kembali terendam air, dikarenakan beberapa hari ini terjadi hujan yang curahannya tinggi dan lama.
“Saya menerima laporan, ada beberapa desa di pinggir sungai di empat kecamatan seperti Antang Kalang, Telaga Antang, Bukit Santuai dan Mentaya Hulu, kembali terendam. Ini dikarenakan naiknya air sungai, dan saat ini airnya sudah selutut, tetapi belum sampai merendam rumah,” kata Bupati Kotim H Halikinnor, Selasa (5/10).
Dirinya memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim bersama instansi terkait lainnya untuk melakukan antisipasi kemungkinan terjadinya banjir parah di wilayah utara seiring kembali meningkatnya curah hujan dalam beberapa hari ini.
“Kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap terjadinya banjir akibat curah hujan yang lebih tinggi lagi, saya harap BPBD lebih waspada dan responsif terhadap desa-desa yang rawan banjir. Kepada semua SOPD, badan dan instansi terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif guna mengahadapi masalah banjir ini,” ujar Halikin.
Menurutnya di wilayah utara pada akhir Agustus lalu terjadi banjir yang cukup parah di enam Kecamatan, yaitu Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu, Bukit Santuai dan Parenggean. Bahkan banyak warga yang terpaksa jarus mengungsi akibat rumahnya terendam air, karena ketinggiannya mencapai satu meter lebih dan hampir meninggalamkan rumah mereka.
“Selain wilayah utara, banjir juga sempat merendam kawasan hilir Kabupaten Kotim yaitu Kecamatan Kota Besi yang menjadi sasaran banjir akibat kiriman air dari wilayah utara, terutama wilayah pinggir sungai mentaya yaitu Desa Hanjalipan,” terang Halikin.
Ia juga mengatakan selain wilayah hulu dan hilir banjir juga rawan terjadi di pusat kota Sampit. Kondisi tersebut biasanya terjadi ketika hujan deras dalam waktu lama dan bersamaan dengan kondisi Sungai Mentaya yang sedang pasang sehingga sungai kecil maupun drainase di dalam kota meluber merendam jalan dan permukiman warga sehingga sejumlah lokasi yang dataran rendah akan terendam.
“Kita akan siagakan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk melakukan penanganan, apabila terjadi banjir akibat ada saluran yang tersumbat, kami juga meminta dukungan seluruh masyarakat untuk mencegah banjir dengan membersihkan lingkungan masing-masing sehingga tidak ada lagi drainase yang mampet,” tutupnya. (bah/ans)