Terkait Pengeyelanggaraan PPPJ Angkatan LXXVIII 2021
PALANGKA RAYA-Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Tengah (Kalteng) Iman Wijaya SH M Hum didampingi Asisten Pembinaan Amrizal Tahar SH mengikuti secara Virtual Pengarahan Jaksa Agung Re-publik Indonesia Dr ST Burhanuddin SH MH, terkait penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pem-bentukan Jaksa (PPPJ) angkatan LXXVIII Tahun 2021 pada Kamis (5/8). Pengarahan tersebut juga diikuti oleh Kajati dan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) seluruh Indonesia.
Jaksa Agung Republik Indonesia Dr Burhanuddin, SH. MH. saat memberikan mengatakan bahwa Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI akan segera menyelenggarakan PPPJ angkatan LXXVIII Tahun 2021. Pengarahan persiapan kepada para Kepala Kejaksaan Tinggi se-Indonesia secara virtual dari ru-ang kerja Jaksa Agung di Gedung Menara Kartika Adhyaksa Jakarta.
Hadir secara virtual dalam acara ini yaitu Wakil Jaksa Agung RI Setia Untung Arimuladi, SH. M.Hum., Jaksa Agung Muda Pembinaan dan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI beserta Para Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri, dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di seluruh In-donesia beserta jajarannya, dari ruang kerja atau dari kantor masing-masing.
Jaksa Agung menyampaikan pada tanggal 12 Agustus 2021 nanti akan dilaksanakan PPPJ yang pelaksa-naannya disesuaikan dengan situasi yang berkembang saat ini, yaitu dalam suasana pandemi Covid-19, tentunya gelaran kegiatan ini bukan tanpa risiko, seluruh pihak harus berjuang keras memastikan keselamatan dan kesehatan baik penyelenggara, widyaiswara dan khususnya para peserta didik.
“Proses regenerasi merupakan keniscayaan yang tidak dapat pungkiri, dimana waktu akan terus ber-jalan dan disuatu titik kita harus berhenti melaksanakan tugas pengabdian sebagai seorang Jaksa dan tugas kita akan digantikan oleh tunas-tunas muda adhyaksa dalam meneruskan kepemimpinan Ke-jaksaan di masa yang akan datang, oleh karena itu mengawal dan memastikan proses regenerasi ber-jalan merupakan salah satu tugas penting kita sebagai unsur pimpinan di Kejaksaan,” ujarnya.
Jaksa Agung juga menyampaikan salah satu faktor kunci keberhasilan proses regenerasi adalah penye-lenggaraan diklat PPPJ sebagai kawah candradimuka untuk lahirnya seorang jaksa yang profesional dan berintegritas.
“Oleh karena itu diklat PPPJ merupakan suatu langkah investasi dari institusi kita yang manfaat dan hasilnya akan dapat dilihat dan dirasakan 10 (sepuluh) atau 20 (dua puluh) tahun yang akan datang. Untuk itu saya tegaskan seluruh pihak yang terkait agar segera mempersiapkan penyelenggaraan diklat tersebut secara matang, terstruktur dan komprehensif,” pintanya.
Tahun ini Diklat PPPJ akan diselenggarakan secara virtual artinya para peserta didik akan mengikuti diklat ini di beberapa Kejaksaan Tinggi yang menjadi sentra pelaksanaan diklat.
“Oleh karena itu saya perintahkan kepada para Kajati yang wilayahnya ditunjuk menjadi sentra pelaksanaan diklat ini wajib mendukung dan memfasilitasi guna suksesnya gelaran diklat ini,” tegas Jaksa Agung Burhanuddin.
Burhanuddin menyebut setiap Kajati yang wilayahnya dijadikan sentra penyelenggaran diklat PPPJ un-tuk membantu mempersiapkan segala sesuatunya baik sarana maupun prasarana.
“Gunakan segala sumber daya guna terselenggaranya diklat ini, terutama bagi para Kajati yang memiliki fasilitas baik mess, sentra diklat maupun rumah dinas yang memadai apabila digunakan menjadi tem-pat penyelenggaraan diklat atau bilamana perlu jika di wilayah saudara tidak memiliki fasilitas yang memadai dalam penyelenggaran diklat ini, segera optimalkan kerja sama dengan pemerintah daerah guna mencari tempat yang akan digunakan dalam penyelenggaraan diklat,” ujar Burhanuddin.
Jaksa Agung sangat concern terhadap proses regenerasi dan diklat ini menjadi bagian yang dicermati, oleh karena itu akan terus memonitor dan meminta pelaporan secara berkala kepada Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI mengenai penyelenggaraan diklat ini khususnya terkait dukungan dari para Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) yang wilayahnya menjadi sentra penyelenggaran diklat.
“Ingat salah satu ukuran keberhasilan kita sebagai pimpinan adalah apabila kita berhasil mendidik dan melahirkan calon pemimpin yang baik di masa yang akan datang” ujar Jaksa Agung.
Berkenaan dengan penyelenggaraan diklat PPPJ secara virtual, sebagaimana yang kita ketahui pelaksaan secara vitual ini memiliki kelebihan maupun kekurangan. Di sisi kelebihan penyelenggaraan diklat secara virtual yang menggunakan sarana Teknologi Informasi, adalah menjadikan diklat ini sangat praktis dan efesien serta juga dapat melatih para calon jaksa akrab dengan dunia teknologi, namun dari sisi kekurangnya pelaksanaan diklat secara virtual kurang efektif dalam menumbuhkan jiwa korsa, ke-disiplinan dan rasa memiliki (sense of belonging) di tiap-tiap peserta didik, untuk itu guna meminimal-isir hal tersebut diminta para Kajati untuk dapat memberikan dukungan pengawasan secara ketat terkait sikap dan perilaku para peserta didik selama mengikuti pendidikan.
Bilamana perlu tunjuk salah satu asisten sebagai perpanjangan tangan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI dalam mengawasi kegiatan belajar mengajar sehingga tingkat kedisiplinan siswa tetap terjaga dan terpelihara selama penyelenggaran diklat ini.
Selain itu, Jaksa Agung RI meminta kepada seluruh jajaran Kejaksaan khususnya peserta diklat PPPJ untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan selama penyelenggaraan diklat ini, agar tidak sampai penyelenggaran diklat PPPJ ini menjadi kluster penyebaran dan penularan Covid-19.
Jaksa Agung juga mengingatkan kepada Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI maupun Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI dan para Kepala Kejaksaan Tinggi, kesuksesan acara ini tergantung kerja sama yang baik antara Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI dengan para Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati).
“Oleh karena itu bangun pola kerja dan komunikasi yang baik dan efesien sehingga segala permasala-han, hambatan dan kekurangan dalam pelaksanaan diklat ini dapat diselesaikan dan diatasi secara ce-pat dan tepat,” jelasnya.
Sementara pada kesempatan hari yang sama Wakil Jaksa Agung RI Setia Untung Arimuladi, SH. M.Hum. menyampaikan kegiatan PPPJ harus dijadikan prioritas perhatian bagi para jajaran yang diberikan tanggung jawab walaupun dilaksanakan dengan pertimbangan situasi pandemi Covid-19 yang masih menghantui Indonesia.
Wakil Jaksa Agung RI menyampaikan sesuai dengan arahan Jaksa Agung RI, bagi para Kejaksaan Tinggi yang diberikan tanggung jawab, wajib hukumnya menjadi perhatian dan prioritas utama sehingga di-harapkan para peserta PPPJ 2021 menjadi tunas-tunas muda adhyaksa yang dihargai, disegani, dan di-sayangi oleh publik, serta perlunya penekanan guna melahirkan jiwa korsa yang menjadi kunci bahwa sebagai bagian Kejaksaan, harus memperkuat institusi untuk memperkuat kebersamaan.
“Untuk melahirkan jiwa korsa pada calon jaksa, perlu mencermati Tri Krama Adhyaksa guna menjadi penekanan bagi para peserta diklat PPPJ untuk memahami Satya Adhi Wicaksana. Ini menjadi cikal ba-kal untuk melahirkan jaksa yang diharapkan oleh para pendahulu yakni yang dihargai, disegani, dan disayangi oleh publik, sebab saya melihat masih banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah ter-didik namun tidak mengilhami Satya Adhi Wicaksana,” ujar Untung.
Mantan Kabadiklat ini berharap kegiatan PPPJ 2021 mendapatkan dukungan dari seluruh jajaran yang mendapatkan tanggung jawab dalam penyelenggaran diklat PPPJ 2021, walaupun Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI tidak dapat mengundang peserta akibat pandemi Covid-19, serta men-gucapkan terima kasih dan mengharapkan diklat PPPJ 2021 berjalan dengan sukses dan tentunya tidak berhenti memonitor dan tetap memantau kegiatan ini agar peserta PPPJ 2021 bisa dilahirkan menjadi tunas adhyaksa untuk memperkuat institusi ke depannya.
Sementara Kabadiklat Kejaksaan RI Tony Spontana usai mengikuti arahan dari Jaksa Agung langsung menggelar rapat terbatas persiapan penyelenggaraan PPPJ tahun 2021 dengan panitia penyelenggara yang juga diikuti dari jajaran bidang Diklat Teknis dan Fungsional secara virtual dengan tetap memper-hatikan protokol kesehatan. (hms/ala)