MERAUKE-Cabang olahraga (cabor) catur mengukir prestasi membanggakan untuk Kalimantan Tengah (Kalteng) pada PON XX Papua. Bagi Bumi Tambun Bungai –julukan Kalteng, pentas olahraga empat tahunan ini sangatlah istimewa dan bersejarah, karena cabor catur baru pertama merasakan atmosfer persaingan. Sejarah ini makin lengkap ketika pecatur termuda Kalteng, Regita Desyari Putri, berhasil merebut medali perunggu pada nomor perorangan putri catur cepat. Masih ada peluang menambah koleksi medali melalui nomor perorangan putri catur standar yang mulai tanding hari ini (9/10), di Swiss-Belhotel Merauke.
Prestasi yang digapai oleh Regita tidaklah mudah. Pada PON XX Papua ini, ia tergabung di grup D bersama atlet dari Provinsi Kaltim, Jabar, DKI Jakarta, Papua, NTB, Sumsel, Jateng, Jatim, dan Sulut. Di grup ini, Regita menghadapi pecatur bergelar Women International Master (WIM) dan Women Grand Master (WGM). Lawan-lawannya tersebut merupakan atlet pelatnas yang disiapkan mengikuti berbagai ajang internasional. Salah satunya pecatur asal Jabar, Irene Kharisma Sukandar, yang beberapa bulan lalu tampil melawan “Dewa Kipas”.
Meski menghadapi lawan-lawan yang tangguh, Regita tampil cukup tenang dan berhasil memenangi tujuh perlombaan dan hanya dua kali kalah saat menghadapi pecatur Jabar dan Kaltim. Tujuh kali kemenangan ini menempatkan Regita pada posisi 3 klasemen akhir grup D dengan poin 7, sehingga berhak atas medali perunggu. Pecatur Kaltim Chelse Monica Sihite berhasil mengumpulkan poin 8 dan mengantarkannya meraih medali emas. Sementara Irene Kharisma Iskandar asal Jabar harus puas dengan medali perak setelah mengoleksi poin 7,5.
Regita mengaku bangga bisa menyumbangkan medali perunggu untuk Kalteng pada PON XX Papua. Apalagi ini merupakan penampilan pertamanya pada ajang PON selama menjadi pecatur profesional. “Saya sangat senang dan bersyukur karena dapat kesempatan tampil di PON dan bahkan bisa dapat medali,” ungkap Regita saat berbincang dengan Kalteng Pos, kemarin (8/10).
Rasa bangga itu, lanjut mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini, karena bisa berhadapan langsung dengan pecatur-pecatur hebat Tanah Air dan bahkan bisa meraih medali.
“Prinsip saya bahwa semua lawan itu hebat, karena mereka merupakan utusan provinsi, tentunya merupakan perwakilan terbaik dari setiap provinsi. Pengalaman saya selama pertandingan ini, lawan terberat itu dari Jawa Barat dan Kaltim,” ucap gadis kelahiran Bandung, 31 Desember 2000.
Hari ini (9/10), Regita tanding lagi pada nomor perorangan putri catur standar yang digelar di Swiss-Belhotel Merauke. Regita pun meminta doa dan dukungan dari masyarakat Kalteng, agar bisa tampil maksimal dan menyumbangkan medali untuk Bumi Tambun Bungai.
“Target ke depan, tentunya saya ingin dapat medali lagi dengan tampil sebaik mungkin dan lebih baik dari sebelumnya,” harap pecatur bergelar Woman Fide Master (WFM) ini.
Perebutan medali pada nomor perorangan putri catur cepat sangatlah ketat. Namun, berkat kerja keras Regita dalam olahraga asah otak tersebut, ia bisa membawa pulang medali perunggu.
“Walau melalui persaingan yang sangat ketat, di mana ada sejumlah pecatur-pecatur hebat dan terkenal, tapi akhirnya pecatur kita sukses menempati urutan ketiga,” kata Sekretaris Percasi Kalteng Ilham Busra, kemarin.
Pria yang juga merupakan ofisial cabor catur tersebut mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan masyarakat Kalteng, sehingga cabor catur bisa menyumbangkan medali sekaligus mengharumkan nama Kalteng di kancah nasional.
“Dia (Regita) mengantisipasi serta mengatasi permainan lawan dengan lancar. Ini yang sangat disyukuri dan perlu kita dukung terus ke depan,” tambahnya.
Pengprov Percasi Kalteng juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan Ketua DAD Kalteng H Agustiar Sabran selaku pembina catur Kalteng, KONI Kalteng, dan masyarakat. Ditambahkannya, raihan medali ini merupakan penantian cukup panjang bagi Kalteng yang akhirnya terwujud.
“Bahkan Regita hampir saja meraih dua medali perunggu sekaligus dari nomor catur kilat. Namun karena ketatnya persaingan di PON, maka hanya mampu menempati peringkat empat. Semoga hasil yang diraih ini jadi motivasi dan semangat bagi pecatur lainnya, agar terus berlatih dan mempersiapkan diri dengan baik menghadapi event-event penting ke depan,” pungkasnya sembari berharap cabor yang belum bertanding tetap fokus dan berusaha untuk meriah hasil maksimal, terutama medali emas. (nue/ce/ala)