PALANGKA RAYA – Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah Erlin Hardi mengatakan, vaksinasi Covid-19 aman bagi Ibu menyusui.
“Itu sudah dinyatakan aman melalui Surat Edaran Kemenkes RI tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19 Nomor HK 02.02/11/368/2021. Secara biologis dan klinis, menyusui tidak menimbulkan risiko bagi bayi dan anak yang menyusu, serta bayi dan anak yang menerima ASI perah. Justru antibodi yang dimiliki ibu setelah vaksinasi dapat memproteksi bayi melalui ASI,” katanya kepada Kalteng Pos, Senin (9/8).
Sebelum divaksin, menurut Erlin, ibu menyusui direkomendasikan untuk berkonsultasi tentang kondisi kesehatan dengan dokter atau tenaga kesehatan terlebih dulu dan berada dalam kondisi fit untuk menerima vaksin.
Setelah vaksin, tetap aman untuk menyusui. Karena menyusui dan kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact) dapat mengurangi risiko kematian bayi secara signifikan dan memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan potensi risiko penularan Covid-19.
Jika ibu menyusui yang positif Covid-19 tetap dapat memberikan ASI dengan memperhatikan protokol kesehatan. Karena virus Covud-19 tidak terdeteksi di dalam ASI ibu yang terkonfirmasi positif. Bayi memiliki risiko rendah dari infeksi Covid-19.
“Vaksin aman dan terbukti melindungi. Jadi ayo divaksin saat vaksinnya tersedia,” ajaknya.
Erlin Hardi juga kembali mengimbau, selain dilakukan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan menjadi kebiasaan hidup sebagai tuntutan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 dengan menerapkan prinsip 4M. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
“Berdasarkan data yang ada, setiap harinya, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalteng selalu bertambah. Orang yang berisiko tinggi adalah mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid,” ungkapnya.
Jumlah akumulasi data sampai Senin (9/8), pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalteng bertambah 344 orang, dengan total kasus mencapai 37.775 orang.
Penambahan pasien dinyatakan sembuh sebanyak 236 orang, dengan total kasus mencapai 32.796 orang. Pasien yang dinyatakan meninggal dunia ada penambahan 18 orang, sehingga total menjadi 1.260 orang atau dengan tingkat kematian Case Fatality Rate (CFR) 3,3 persen. (nue/ens)