Jamur tiram banyak dijual di pasar-pasar tradisional Palangka Raya. Pangan yang kaya khasiat untuk kesehatan ini ternyata disuplai dari Kota Cantik. Muntari merupakan salah satu warga Kelurahan Panarung yang hampir dua dekade terakhir berhasil mengembangkan budi daya jamur tiram. Berkat usaha itu, rupiah terus mengalir ke pundi-pundinya.
PATHUR RAHMAN, Palangka Raya
PEPATAH mengatakan; usaha dan kerja keras tidak akan pernah mengkhianati hasil. Itulah yang dialami Muntari. Warga Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya ini sukses mengembangkan budi daya jamur tiram yang mulai dirintis sejak 2006 atau 15 tahun silam. Kerja kerasnya selama ini akhirnya terbayar lunas. Omzet dari usaha jamur tiram termasuk sangat menggiurkan.
Jumat (8/10), saya (wartawan Kalteng Pos) melihat langsung tempat usaha jamur tiram yang beralamat di Jalan Brokoli IV B. Lokasinya hanya berjarak sekitar 300 meter dari Kantor Kelurahan Panarung. Saat itu, Muntari yang didampingi sang istri terlihat sedang duduk di teras tempat budi daya jamur tiram. Saya disuguhi air mineral dan jambu kristal yang tumbuh subur dekat lokasi budi daya jamur tiram.
Muntari menceritakan awal mula dirinya mengenal budi daya jamur tiram. Ia mengakui, usaha budi daya jamur tiram sudah ditekuni sejak 15 tahun yang lalu. Dari 2006 sampai 2011 ia tekun mempelajari budi daya jamur tiram. Sejak 2011 sampai saat ini Muntari sudah menjalankan bisnis sebagai produsen jamur tiram. “Dari 2006 sampai 2011 saya hanyalah pembudi daya kecil, baru 10 tahun terakhir menjadi produsen,” ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai ketua Kelompok Budi Daya Jamur Tiram Elite PKY ini mengungkapkan, potensi pengembangan jamur tiram di Kota Cantik sangatlah besar. Apalagi kota ini masih kekurangan pemasok jamur tiram. Selama ini hasil panen harian jamur tiram belum mencukupi kebutuhan konsumen di Kota Cantik ini.
“Saya ingin mengajak masyarakat Kelurahan Panarung menjadi pembudi daya jamur tiram, sehingga makin banyak pembudi daya jamur tiram dan makin banyak produksi jamur tiram di kota ini,” harapnya.
Dalam hal mengajak masyarakat menjadi pembudi daya jamur tiram, Muntari telah meminta pihak kelurahan untuk menyediakan program pelatihan budi daya jamur tiram. Untuk pesertanya, dikoordinasi oleh pihak kelurahan.
Muntari mengatakan siap memberikan dan membagikan ilmu budi daya jamur tiram kepada sesama, khususnya warga Kelurahan Panarung, sehingga memiliki keterampilan dalam budi daya jamur tiram.
Menurut Muntari, budi daya jamur tergolong mudah dalam hal perawatannya. Hanya dengan rutin menyiram air dua kali dalam sehari, bibit jamur yang berada di log bisa tumbuh, asalkan tempat penyimpanannya dingin dan lembab.
Untuk proses pembuatan log, pemberian bibit jamur, hingga panen memakan waktu sekitar satu bulan hingga satu setengah bulan per log. Log jamur terbuat dari serbuk gergaji dicampur dengan dedak (pakan ayam) dan kapur sebagai media tumbuh jamur.
Setelah log tersebut jadi, selanjutnya dilakukan press dan sterilisasi secukupnya dengan waktu 30 menit hingga 60 menit. Setelah proses sterilisasi, barulah disimpan di tempat khusus agar jamur tersebut bisa tumbuh.
Pembuatan log harus menggunakan serbuk kayu yang tidak memiliki getah. Jika serbuk kayu bergetah atau terkontaminasi minyak, maka jamur tiram akan gagal tumbuh.
“Sehari saya bisa bikin sampai 200 log, kalau untuk panen jamur, sekarang ini sedikit saja, mulai dari 5 hingga 15 kilogram sekali panen,” ucap Muntari sambil sesekali mengunyah jambu air.
Satu log dijual seharga Rp5.000. Harga jual jamur tiram di pasaran bervariatif. Mulai dari Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Peminat pun cukup banyak.
Bertahannya usaha produsen jamur tiram ini, menurut Muntari, karena pihaknya lebih fokus pada penjualan bibit atau log jamur tiram dibandingkan membudidayakan hasil panen jamur tiram.
Disinggung soal penghasilan, Muntari mengaku sehari sebelumnya, Kamis (7/10), ia berhasil menjual 500 log jamur tiram. Jika dirupiahkan senilai 2,5 juta.
Sedangkan hasil panen bulan ini baru mencapai 20 kilogram. Jika dikalikan Rp25.000 per kilo maka yang didapatkannya sekitar Rp500.000.
“Budi daya jamur tiram ini cukup menjanjikan, terlebih perawatannya sangat simpel,” ucapnya.
Muntari meminta agar pihak kelurahan bisa memberikan perhatian dengan memfasilitasi pengadaan pelatihan dan bantuan peralatan sehingga lebih maksimal lagi dalam produksi.
“Ada tiga alat yang saya butuhkan saat ini, yakni alat mesin press bag log jamur tiram, mesin mixer jamur tiram, dan mesin auto klaf, terlebih saya dengan istri saja yang mengembangkan budi daya jamur tiram ini,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Lurah Panarung Evi Kahayanti mengatakan akan mencoba memfasilitasi bantuan untuk Kelompok Budi Daya Jamur Elite PKY yang dipimpin Muntari.
Hal itu sebagai upaya kelurahan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan pembudi daya jarum tiram dan meningkatkan produksi sehingga bisa berkembang lebih maju lagi. “Kami akan coba koordinasi dengan instansi teknis tentang pengadaan alat budi daya, dan untuk kegiatan pelatihan budi daya jamur kami usahakan tahun depan bisa dilaksanakan,” ucapnya. (*/ce/ala)