Site icon KaltengPos

Waduh! Gadis Pelajar Diduga Masuk Lingkaran Prostitusi Online

ilustrasi prostitusi online (JAWA POS)

SAMPIT-Demi mengejar gaya hidup mewah dan glamor, sejumlah gadis berstatus pelajar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) rela menempuh jalan pintas. Mereka diduga menjalani bisnis prostitusi online dengan menawarkan jasa kepada lelaki hidung belang melalui aplikasi tertentu. Hal itu diketahui saat Wakil Bupati Irawati memimpin razia penyakit masyarakat (pekat), menyasar sejumlah hotel dan kos-kosan yang ada di Kota Sampit, Sabtu malam (12/6).

Para gadis yang masih berstatus pelajar itu menawarkan diri untuk di-booking pria hidung belang melalui aplikasi sosial tertentu. Lewat aplikasi itu mereka menjadi pemuas nafsu para lelaki hidung belang.

Selain para gadis berstatus pelajar, dalam razia itu juga ditemukan pasangan mesum di luar nikah pada beberapa hotel dan penginapan. “Saya miris sekali dengan perilaku pelajar sekarang ini. Tadi malam (Sabtu malam) kami menemukan anak di bawah umur yang masih berstatus pelajar SLTP dan SMA berada di dalam kamar penginapan bersama pasangan,” ungkap Irawati, Minggu (13/6).

Wabup mengatakan, berdasarkan pengakuan pasangan mesum tersebut, mereka berkomunikasi melalui aplikasi Mechat. Setelah ada kesepakatan, kemudian mereka memesan kamar.

Selain pasangan mesum, pihaknya juga pelajar yang sedang berpesata miras. Mirisnya lagi, para pelajar tersebut masih berusia 13 tahun.

Irawati mengaku prihatin dengan anak-anak di Kotim yang sudah bisa melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan pada usia mereka. Parahnya, para penjual miras cuma ingin mendapatkan uang, tanpa melihat siapa yang membeli.

“Kalau begini terus, masa depan anak-anak sebagai generasi penerus akan rusak. Soal ini perlu perhatian semua pihak, termasuk orang tua,” tegasnya.

Saking mabuknya, kata Irawati, para pelajar itu bahkan tidak tahu lagi jalan pulang menuju rumah masing-masing.

“Pengaruh minuman alkohol cukup berbahaya bagi generasi penerus. Apa yang saya lakukan melalui razia ini bukan sok jadi pahlawan, tapi ini murni panggilan hati untuk menyelamatkan anak-anak kita,” tukasnya.

Irawati mengimbau agar para orang tua berperan aktif dalam menjaga anak masing-masing. Jangan terlalu mudah memberi izin kepada anak-anak untuk keluar rumah pada malam hari.

“Saya minta orang tua mendidik anaknya dengan menanamkan iman, akhlak, dan ajaran agama untuk menuntun mereka pada jalan yang benar, jangan sampai akan ada penyesalan nantinya,” ucapnya.

Wabup menambahkan, akan menjadi suatu kebanggaan apabila anak-anak kelak menjadi orang yang sukses, bertanggung jawab, serta peduli pada orang lain. Bukan sebaliknya malah menyusahkan orang tua.

“Selaku wakil bupati, saya mohon maaf apabila ada yang tidak senang dengan saya yang kerap menggelar razia penyakit masyarakat. Semua ini saya lakukan murni untuk memberantas kemaksiatan di wilayah Kotim. (sli/ce/ala)

Exit mobile version