Kepiawaian Balok dalam berkebun tak perlu diragukan lagi. Setelah menekuni hidroponik, kini ia beralih membudi daya berbagai jenis anggur impor. Tanaman yang buahnya memiliki cita rasa khas ini punya harga jual yang tinggi di pasaran.
ANISA B WAHDAH, Palangka Raya
TAK jauh dari titik nol Kota Palangka Raya, Bundaran Besar, dibangun Huma Anggur. Beralamat di Jalan Teratai, sekitar 2,2 kilometer (km) dari Bundaran Besar. Pintu berbentuk segitiga menjadi akses masuk utama untuk menikmati hasil budi daya 35 jenis anggur impor milik Balok.
Saat memasuki pintu itu, hamparan tanaman anggur yang menjalar rapi dan dedaunan hijau segar menggoda mata saya (penulis). Terlihat beberapa jenis anggur bermacam warna dan bentuk menggantung. Dari yang berwarna merah keunguan, merah oranye, hingga hijau. Ada yang berbentuk bulat. Ada pula yang lonjong. Ingin sekali memetiknya.
“Silakan masuk mbak,” kata Balok, lalu mengajak saya berkeliling di bawah jalaran anggur seluas 600 meter persegi di belakang rumahnya itu.
Kebun anggur ini bekas budi daya hidroponik yang sudah ditinggalkan karena banyak kendala dan terserang hama. Balok ingin mencoba tantangan baru dengan membudi daya anggur. Dimulai dari menanam anggur lokal. Tak disangkanya bisa hidup dengan subur. Ia pun menyimpulkan bahwa Palangka Raya cocok untuk budi daya anggur.
Sebelum memilih membudi daya anggur, terlebih dahulu ia melakukan survei. Diketahuinya bahwa tidak ada budi daya anggur skala besar di Palangka Raya. Yang ia temukan hanya budi daya anggur rumahan. Desember 2020, pria asal Yogyakarta ini memutuskan untuk fokus membudidayakan anggur impor bermacam jenis.
“Setelah saya melakukan survei, saya lihat budi daya anggur hanya skala kecil rumahan saja. Saya mencoba menanam anggur lokal yang saya beli di Palangka Raya. Mungkin bibit anggur itu dari Jawa, kok tumbuh subur. Saya berkesimpulan bahwa di Palangka Raya cocok untuk tanaman anggur. Maka saya putuskan untuk menekuni budi daya ini dengan skala besar dengan berbagai jenis anggur impor,” kata Balok saat diwawancarai di Huma Anggur Palangka Raya, Minggu (12/12).
Dengan senang hati Balok membagi informasi kepada para setiap pengunjung yang datang. Cara budi daya anggur ternyata cukup unik. Bagi seseorang yang punya hobi menanam, budi daya anggur akan dianggap mudah. Namun tidak bagi pemula atau yang tidak hobi menanam.
Buah anggur yang memiliki cita rasa yang enak dan harga di pasaran cukup tinggi ini harus dirawat dengan penuh kehati-hatian. Pria paruh baya ini berbagi pengalaman dan tip membudidayakan anggur di Kota Cantik dengan suhu yang cukup panas ini.
“Beruntungnya di Palangka Raya ini panas, karena tanaman anggur itu lebih suka berada di suhu yang panas,” kata pria yang sudah setahun ini mendapat julukan Balok Anggur.
Langka pertama adalah melakukan pembibitan. Bibit anggur berupa batang sekitar 10 sentimeter ditancapkan di media tanam polibek berisi tanah dan pasir 30 persen, sekam bakar 60 persen, dan 10 persen pupuk kandang kambing. Tiga bulan kemudian, setelah bibit mencapai panjang minimal 30 sentimeter hingga 50 sentimeter, sudah dapat dipindahkan ke tanah (grounding).
“Namun bibit yang siap di-grounding yakni bibit sehat yang tidak terserang hama, tumbuh subur, dan memiliki tunas aktif, ditanam pada tanah humus yang diambil dari sekitar pohon bambu dan dicampur dengan pupuk kandang kambing yang sudah difermentasi,” katanya.
Maret lalu, ia sudah mulai memindahkan bibit anggur ke tanah. Saat pemindahan, harus dipastikan tanaman anggur memiliki lanjaran untuk tumbuh menjalar ke atas. Pada tahap ini pembudi daya harus memberikan pelayanan prima untuk perawatan.
“Pada dasarnya tanaman anggur ini tidak suka terlalu basah dan juga tidak terlalu kering, pemilik tanaman harus memberikan kelembaban meski suhu yang diinginkan tanaman anggur ini panas,” katanya.
Tanaman tetap disiram. Tanaman anggur hanya bisa disiram dua hingga tiga hari sekali, menyesuaikan dengan kondisi tanah. Perlu diingat bahwa tanah tidak boleh sampai terlalu basah. Untuk itu, media sekam bakar diperlukan untuk mencegah air mengendap terlalu lama pada tanah dan air dapat dengan cepat mengalir.
“Tanaman anggur ini suka dengan panas, mendapat matahari penuh dari pagi hingga sore. Namun untuk masa pembibitan, hanya bisa mendapat panas matahari satu jam di pagi hari,” tegasnya.
Memang cukup rumit bagi pemula menggeluti budi daya tanaman anggur. Namun, bagi Balok yang memiliki hobi menanam, justru menjadi tantangan. Serumit apapun, tapi karena hobi, justru jadi tertantang.
“Saat tanaman anggur sudah mulai tumbuh setelah di-grounding, pemupukan dilakukan seminggu sekali, diusahakan dilakukan secara rutin, misal saja jika dilakukan pemupukan pukul 09.00 WIB, maka secara berkelanjutan dilakukan di waktu yang sama,” ujar pria berusia 45 tahun ini.
Tidak hanya pemupukan dan penyiraman pada tanah, daun tanaman anggur juga harus terlindungi dari hama dan jamur. Karena itu perlu disemprot dengan fungisida atau insektisida. Jangan sampai lengah. Ketika meremehkan suhu di sekitar tanaman anggur, maka tanaman akan rusak.
“Saya pernah menyepelekan, saya merasa tanaman akan aman apabila memiliki atap, tapi karena daunnya sangat rimbun dan terlalu lembab, tanaman malah berjamur,” ucapnya sembari memperlihatkan tanaman anggurnya yang pernah berjamur.
Beranjak dari tempat berdiskusi, Balok menjelaskan beberapa bagian dari tanaman. Pada pot berukuran besar, ada batang primer tanaman anggur yang ia datangkan dari Pula Dewata (Bali). Kemudian disambung dengan indukan tanaman anggur impor yang disebut batang sekunder.
“Dalam satu batang primer itu bisa disambung dengan beberapa batang indukan impor, pada batang sekunder ini akan bercabang memiliki batang tersier, pada batang tersier ini daun tidak bisa lebih dari 25 lembar, jika sudah melebihi itu, maka daun harus dipotong bagian tunasnya, agar batang bisa berkembang makin besar,” ujarnya sembari menujukkan bagian-bagian batang.
Sekitar empat bulan setelah tanaman anggur tumbuh pada tanah, tanaman sudah mulai dilakukan pembuahan. Tepat pada September lalu, dilakukan panen perdana dan panen raya anggur di Huma Anggur ini. Total dari pembibitan hingga panen, perlu waktu sekitar sembilan bulan lamanya. Setelah panen, tanaman anggur sudah bisa dibuahkan lagi satu atau dua bulan ke depannya.
“Dalam satu tanaman anggur, kami pernah memanen hingga 100 dompol anggur,” ucap pria kelahiran 1976 silam.
Keunikan dari tanaman anggur ini, setelah empat bulan di-grounding, pemilik bisa mengatur waktu dan tempat yang diinginkan tanaman untuk berbuah. Batang yang sudah siap dibuahkan berukuran sebesar pensil atau berwana cokelat.
“Batang tersier yang sudah siap pembuahan itu ada beberapa tunas yang disebut dengan tunas air dan tunas bud, pada posisi inilah nantinya akan tumbuh tunas baru membawa buah. Jadi sekitar tiga atau lima daun dari pangkal batang dapat dilakukan pemotongan pada daun terakhir,” bebernya.
Namun, tidak semua jenis anggur memiliki cara pembuahan yang sama. Cara yang telah disampaikan di atas untuk jenis anggur ninel. Jika pemilik tidak menginginkan untuk pembuahan, maka tanaman ini tidak akan berbuah. Hanya akan tumbuh daun yang subur saja.
“Inilah alasan kami tidak melakukan pembuahan beberapa waktu terakhir ini, karena kondisi cuaca tidak bagus, sering turun hujan. Pembuahan terakhir itu setelah panen September lalu,” sebut Balok.
Apabila pembuahan tetap dilakukan pada musim hujan, hasilnya tidak maksimal. Karena banyaknya kandungan air membuat buah anggur akan terasa masam saat dimakan. (bersambung/ce/ala)