Site icon KaltengPos

Jaga Kestabilan Harga

HIGH LEVEL MEETING: Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin memimpin High Level Meeting TPID Kota Palangka Raya, di ruang Command Center, Rabu (14/7). (FOTO: PATHUR / KALTENG POS)

PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin membuka dan memimpin secara langsung kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Palangka Raya, Rabu (14/7).

Dikatakan wali kota, Juli 2021 Kota Palangka Raya mengalami inflasi sebesar 0,08 persen. Inflasi ini terjadi karena di kota ini terjadi kenaikan indeks harga pada sektor kelompok perawatan pribadi dan jasa sebesar 0,49 persen. Selain itu di sektor perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga juga naik sebesar 0,27 persen. Tidak hanya itu pada sektor rekreasi, budaya dan olahraga juga mengalami hal serupa yaitu 0,46 persen.

“Kalau kita lihat bulan Juli inflasi sebesar 0,08 persen, artinya keadaan inflasi di Kota Palangka Raya masih normal. Permintaan, penawaran dan peredaran uang di lapangan masih berjalan,” terangnya kepada awak media, Rabu (14/7).

Adapun tiga faktor utama pendorong inflasi di Kota Cantik, lanjutnya, adalah daging ayam yang menyumbang angka 0,04 persen, kacang panjang 0,03 persen dan tempe menyumbangkan angka sebesar 0,03 persen.

Sedangkan tiga komoditas penahan terjadinya inflasi di kota yang di aliri Sungai Kahayan ini adalah cabe rawi sebesar 0,09 persen, Ikan Gabus 0,03 persen dan yang terakhir sektor angkutan udara sebesar 0,02 persen.

Melihat hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya melalui perangkat daerah atau instansi teknis akan segera melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga mencegah terjadinya lonjakan harga.

“TPID Kota Palangka Raya saya harapkan, bisa melakukan inovasi-inovasi baik melalui perangkat daerah maupun program TPID terus ditingkatkan, termasuk kemitraan budi daya ayam broiler di Kalampangan untuk mengurangi ketergantungan pasokan ayam dari luar,” harapnya. (ahm/ans)

Exit mobile version