PALANGKA RAYA-Tanggal 10 November telah ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional. Momen ini dimaksudkan untuk mengenang atau memperingati perjuangan para pahlawana bangsa yang telah gugur selama memperjuangkan hingga memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Kisah perjuangan para pahlawana tak hanya menunjukkan sejarah bangsa, tapi juga mengajarkan keteladanan bagi anak-anak bangsa masa kini. Seperti nilai kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, dan melakukan hak dan kewajiban.
“Untuk bisa merealisasikan makna Hari Pahlawan dalam kehidupan sehari-hari, generasi bangsa masa kini harus mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan belajar tekun, meraih prestasi di bidang yang diminati, tolong-menolong, dan bekerja sama dalam semangat NKRI dan Huma Betang,” kata Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalteng H Agustiar Sabran kepada Kalteng Pos, Minggu (14/11).
Menurutnya para pahlawan telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk mencapai kemerdekaan yang kemudian dirasakan penerus bangsa saat ini. Termasuk juga di Bumi Tambun Bungai.
“Kini adalah waktunya kita untuk meneruskan perjuangan mereka dengan membangun dan memajukan bangsa dan negara,” tegas kakak kandung Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran tersebut.
Menurut politikus PDIP tersebut, menjadi pahlawan masa kini tak harus mengangkat senjata dan turun ke medan perang untuk pertempuran.
“Tetapi cukup memiliki kepedulian kepada sesama dan bergotong-royong untuk terus berjuang melalui masa sulit bangsa saat ini. Semua dapat dikerjakan dengan mudah dan ringan jika kita bersatu-padu dan bahu-membahu, seperti yang dilakukan para pahlawan masa lampau. Termasuk bersama menangani bencana alam dan pandemi virus Corona saat ini,” tegas Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng ini.
Karena saat ini Kalteng maupun Indonesia pada umumnya masih dalam situasi pandemi Covid-19, maka Agustiar mengajak semua pihak ikut menyukseskan program vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam beraktivitas sehari-hari, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan lainnya. Dengan demikian, optimisme memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Bumi Tambun Bungai dapat terwujud, dan masyarakat bisa hidup sehat serta menjalankan aktivitas normal seperti sediakala. (nue/ce/ala)