PALANGKA RAYA-Kondisi pandemi Covidd-19 di Kalteng mulai mengalami perbaikan. Dalam beberapa waktu terakhir ini, kenaikan kasus hingga angka kematian terus mengalami penurunan. Akan tetapi, hingga saat ini Kota Palangka Raya masih ditetapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 sebagaimana ketentuan pemeritah pusat.
Ketua Persatuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalteng Rini Fortina mengatakan, ada dua indikator yang membuat Kota Palangka Raya masih bertahan pada status PPKM level 4. Yakni indikator testing dan tracing dan indikator vaksinasi.
“Datanya memang menurun, tapi jika melihat indikatornya, ada dua yang masih belum tercapai, yakni testing dan tracing serta indikator capaian vaksinasi,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (15/9).
Dikatakannya, beberapa hari terakhir angka kematian di Kota Palangka Raya naik lagi dibandingkan sebelumnya. Sebab, satu kematian dianggap sangat berpengaruh. Selain itu, angka tracing dan testing di kota ini pun belum terpenuhi.
“Pada dasarnya kami tidak bisa menyalahkan kabupaten/kota, karena mereka sudah bekerja keras,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.
Pihaknya menduga bahwa persoalannya ada pada keterbatasan sumber daya manusia dan kemampuan sumber dana dalam melaksanakan kontak target. Karena berdasarkan target, dari 1 kasus konfirmasi positif, mesti dilakukan tracing untuk minimal 15 orang.
“Selanjutnya soal testing, jumlah testing itu belum bisa dipastikan apakah hasil dari pelacakan atau skrining yang lain,” tuturnya.
Ia menyebut bahwa yang diutamakan adalah testing dari hasil pelacakan (tracing) kontak yang harus tercapai di Kota Palangka Raya adalah 208 orang per hari. Target inilah yang dinilai belum terpenuhi.
“Yang dianggap penting itu pelacakan kontak, Kota Palangka Raya masih lemah di sini (tracing, red),” tegasnya.
Hal yang menggembirakan, lanjutnya, saat ini jumlah specimen sudah di bawah 10 persen. Sebelumnya berada di atas 10 persen, tapi saat ini di angka 8-an persen. “Memang harus diakui ada perbaikan, ada penurunan kasus,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya drg Andjar Hari Purnomo mengatakan, saat ini Kota Palangka Raya masih berada dalam penerapan PPKM.
Ia menyebut bahwa tracing yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya sudah dibenahi dan dioptimalkan. Rendahnya catatan hasi tracing di Kota Cantik ini diakibatkan oleh error-nya aplikasi pencatatan tracing.
“Tracing terus kami lakukan, treatment kami lakukan, testing atau swab juga terus dilakukan saat ini, tapi kendala kami adalah error-nya aplikasi pencatatan hasil tracing,” ucap drg Anjar, kemarin.
Ia menambahkan, data tracing harian masih bergantung pada rilis data dari national all record yang dikelola oleh tim Satuan Tugas (Satgas) Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Terpisah, Kepala Tim Uji Usap (swab) RSUD Kota Palangka Raya dr Mayawati E S Mewo menyampaikan, sejauh ini tes harian uji usap di Kota Palangka Raya cukup tinggi. Testing uji usap di RSUD Kota saja mencapai 250-300 orang per hari. Jumlah testing yang dilakukan tim testing itu dinilai cukup optimal atau cukup tinggi testing, mengingat status RSUD Kota hanyalah kelas D.
“Kami tentu siap melakukan uji usap sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 40 tentang Perpanjangan PPKM level 4, dan kami pun siap memenuhi target testing per harinya,” tutup dr Maya. (abw/ahm/ce/ala)