PALANGKA RAYA-Jali hanya bisa rebahan di bawah truk trailer pembawa besi yang dikemudikannya itu. Sopir lain, menikmati kopi yang diseduh di gelas plastik. Sudah satu hari kendaraan besar itu parkir di dekat Jembatan Sei Lais.
Ada tiga unit truk trailer yang gagal menyeberang di lokasi banjir Desa Penda Barania, Kabupaten Pulang Pisau, Selasa (16/11). Sementara, di lokasi banjir sepanjang empat kilometer itu, ketinggian air sudah melebihi satu meter. Ada 10 unit kendaraan yang tidak bisa bergerak alias mogok. Beberapa kendaraan bahkan ditinggal pergi sopirnya.
Camat Kahayan Tengah Siswo saat ditemui di lokasi banjir, memastikan bahwa semua jenis kendaraan tidak bisa melintas, dan tidak mungkin untuk dipaksa melintas. Debit air makin naik, dan arus air begitu deras. Sangat berbahaya bagi kendaraan jika memaksa melintas.
“Kami pastikan bahwa semua kendaraan sudah tidak bisa melintas. Jika kemarin (Senin, red) kendaraan roda 10 ke atas masih bisa lewat, kali ini sudah tidak bisa,” katanya.
Siswo menerangkan, saat ini ruas jalan di Bukit Rawi, Desa Penda Barania ditutup total, karena ketinggian air mencapai 150 cm dan masih berpotensi tetap naik jika hujan terus terjadi. Penutupan jalan dilakukan sampai genangan air surut dan memungkinkan kendaraan melintas. Sementara terhadap warga yang tinggal di sekitar lokasi banjir, pihaknya sudah mengusulkan kepada kepala daerah untuk memberi perhatian berupa penyaluran bantuan sembako.
Di lokasi aktivitas penyeberangan untuk kendaraan roda dua, tampak ramai lancar. Tarif yang dipatok penyedia jasa Rp30 ribu untuk satu orang atau satu sepeda motor. Sementara itu, Tagana Pulang Pisau juga mendirikan dapur umum. Juga ada toilet portabel yang disediakan Balai Sarana Permukiman Wilayah Kalteng Kementerian PUPR.
“Penyeberangan sementara menggunakan kelotok dan penumpang ditransitkan. Sinergi di lapangan juga terus dilakukan untuk upaya penanganan,” tuturnya.
Banjir yang melanda Kabupaten Pulpis terus meluas. Selain kawasan Bukit Rawi, Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah, juga melanda wilayah Kecamatan Jabiren Raya. Selain merendam wilayah tiga desa, juga merendam jalan trans Kalimantan, tepatnya jalan poros di Desa Tumbang Nusa.
“Hingga Selasa siang (16/11), ketinggian air yang merendam badan jalan mencapai 45 sentimeter,” kata Kepala Pelaksana BPBD Pulang Pisau Salahudin, Selasa sore (16/11).
Dia mengungkapkan, panjang jalan yang terendam sekitar 80 meter. Namun, arus lalu lintas masih lancar dan terkendali. “Untuk kendaraan roda dua yang rendah, diseberangkan menggunakan jasa angkutan pikap,” sebutnya.
Salahudin mengaku, pihaknya bersama TNI, Polri, dan instansi terkait melakukan pengaturan lalu lintas untuk menghindari kemacetan di lokasi banjir.
Dia menambahkan, tiga desa yang terdampak banjir mencakup Desa Tumbang Nusa dengan jumlah 280 kepala keluarga (KK) dan 1.400 jiwa, Desa Tanjung Taruna dengan 236 KK dan 810 jiwa, dan Desa Pilang dengan KK 223 dan 892 jiwa.
Kondisi banjir di beberapa wilayah di Kalteng membuat dua kabupaten/kota sudah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi menyebut, dua daerah tersebut yakni Kota Palangka Raya dan Kabupaten Pulpis.
Diungkapkannya, saat ini di wilayah Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau terjadi kenaikan debit air sekitar 20 sentimeter. Titik tertinggi 97 sentimeter dan titik terdalam 142 sentiemter. Sementara waktu lalu lintas di ruas jalan Bukit Rawi ditutup total, karena sudah tidak bisa dilalui kendaraan apapun.
“Badan jalan di Desa Tumbang Nusa yang tergenang air sepanjang enam kilometer, dengan ketinggian kurang lebih 95 sentimeter. Untuk akses jalan Desa Tanjung Taruna, yang tergenang air sepanjang kurang lebih 6 kilometer dengan ketinggian air kurang lebih 103 sentimeter. Jalan Trans Kalimantan terendam dengan ketinggian air berkisar 28 sentimeter. Pemantauan debit air oleh Poslap Kecamatan Kahayan Tengah terus dilakukan,” katanya.
Termasuk mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacetan atau kendaraan yang mogok, dan membantu penyeberangan warga menggunakan perahu karet BPBD Pulpis.
Sedangkan ruas jalan penghubung Kasongan-Kereng Pangi di Jalan Tjilik Riwut Km 1,5 yang sebelumnya sempat terputus akibat runtuhnya gorong-gorong, saat ini sudah dapat dilalui kendaraan. Termasuk jembatan di Desa Unggang, Kecamatan Tewang Sangalang Garing yang putus atau amblas, saat ini sudah berfungsi kembali. “Untuk Kabupaten Kotim, saat ini berstatus Siaga Darurat Bencana Banjir,” tegasnya.
Berkenaan banjir di Kota Cantik, BPBD Kota Palangka Raya melakukan pemantauan, pendataan, dan berkoordinasi dengan pihak kelurahan terdampak banjir untuk menyediakan tenda pengungsian bagi warga yang terdampak. BPB-PK Kalteng pun sudah mendirikan tenda pengungsian di Pasar Kahayan, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya dan di Jalan Kalimantan, Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut.
“Juga penyaluran bantuan selimut, tilam kecil, dan terpal untuk para pengungsi,” pungkasnya.
Fasilitas Umum dan Perkantoran di Tasik Payawan Terendam
Penderitaan yang dialami warga Kecamatan Katingan Hilir, Kota Kasongan, Kabupaten Katingan akibat bencana banjir, kini juga dirasakan warga Kecamatan Tasik Payawan. Banjir kiriman sudah sampai di wilayah itu. Rumah warga, fasilitas umum, hingga perkantoran pemerintah setempat tak luput dari banjir.
Camat Tasik Payawan Yansen ketika dikonfirmasi mengatakan, ketinggian air sudah mencapai leher orang dewasa. “Semua terendam, termasuk kantor Kecamatan Tasik Payawan,” katanya kepada Kalteng Pos, Selasa (16/11).
Untuk sementara waktu, ungkapnya, pelayanan pemerintahan terpaksa ditutup sampai kondisi benar-benar aman. “Ini juga untuk menghindari risiko korsleting listrik,” jelasnya.
Ketika disinggung soal aktivitas warga, menurutnya masih normal. Bahkan hingga saat ini, tidak ada warga yang mengungsi. Dapur umum pun tidak ada. “Karena memang kondisi seperti ini sudah biasa,” terangnya.
Selain itu, serangan banjir juga membuat terputusnya akses jalan dari Desa Hiang Bana menuju Petak Bahandang, ibu kota Kecamatan Tasik Payawan. “Bagi warga yang ingin menuju Desa Petak Bahandang atau sebaliknya, terpaksa harus menggunakan getek,” pungkasnya. (abw/nue/ram/eri/art/ce/ala)