Site icon KaltengPos

Kasus Terus Tambah, Jokowi Minta Percepatan Vaksin

Presiden RI Joko Widodo saat meninjau Vaksinasi bagi warga Bogor hari ini digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, serta di rumah-rumah sakit dan puskesmas di kabupaten itu. Penerima vaksin adalah kaum lanjut usia, pendidik, pedagang pasar, tokoh agama, pegawai pemerintah, pelayan publik, difabel, pelaku transportasi, hingga masyarakat rentan lainnya, kemarin (17/6/2021)

JAKARTA – Pertambahan kasus Covid-19 secara nasional semakin tinggi. Menurut laporan Satgas Penanganan Covid-19, kemarin (17/6) pertambahan kasus mencapai 12.624 orang. Presiden Joko Widodo menekankan bahwa herd imunity harus segera tercapai. Di sisi lain, beberapa sudah bersiap menghadapi Idul Adha yang berpotensi memicu mobilitas masyarakat.

Kemarin Presiden Joko Widodo mengunjungi vaksinasi masal di Bogor. Dalam kesempatan itu, dia menuturkan percepatan vaksinasi. Tujuannya untuk mencapai kekebalan komunal. “Diharapkan Covid ini dapat dihambat dan dihilangkan,” bebernya.

Jokowi mengatakan vaksinasi massal bisa dilakukan. Sasarannya adalah guru, lansia, dan masyarakat rentan. Pelaku pariwisata juga patut diberikan vaksin.

Mabes TNI turut mendorong segera tercapainya kekebalan kelompok. Untuk itu, pihaknya berusaha membantu pemerintah agar target vaksinasi satu juta orang per hari terpenuhi. Hal itu disampaikan langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat meninjau serbuan vaksinasi di Kabupaten Bandung kemarin.

Dalam agenda yang turut dihadiri oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tersebut, Hadi menyampaikan bahwa pihaknya bersama Polri telah menggelar seratus titik vaksinasi di seluruh Indonesia. “Harapan kami semua, program vaksinasi nasional satu juta perhari dapat terselenggara dengan baik,” terang dia.

Hadi yakin, dengan kerja keras dan kerja sama di antara semua pihak. Target itu dapat tercapai. Asa tersebut kian besar lantaran dia melihat semakin banyak masyarakat yang sadar untuk mendapat vaksinasi. Kemarin, tidak kurang lima ribu orang divaksinasi dalam serbuan vaksinasi di Kabupaten Bandung.

Dengan jumlah penerima vaksinsi yang mencapai ribuan orang di setiap lokasi vaksinasi, dia yakin target satu juta orang per hari segara tercapai. Hadi pun menekankan lagi, setelah vaksinasi dilakukan, masyarakat tetap harus melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. “Karena, itulah senjata yang paling ampuh untuk menghindari Covid-19,” bebernya.

Tidak hanya vaksinasi, TNI juga turut berpartisipasi menyiapkan lebih banyak ruang isolasi. Hal itu dilakukan menyikapi meningkatkan grafik pertumbuhan pasien Covid-19 belakangan ini. Salah satu ruang isolasi itu disiapkan oleh TNI AL di Gedung Dolos Pangkalan Marinir Jakarta.

Gedung dengan luas bangunan 2.156 meter persigi itu sudah bisa menampung seratus pasien.

Rencananya kapasitas tersebut akan ditambah menjadi dua ratus pasien. “Saya melihat kesiapan Gedung Dolos untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19 sudah berjalan dengan baik, dapat dilihat dari sarana dan prasarananya,” ungkap Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono.

Selain Gedung Dolos, Wakasal juga sudah memastikan kesiapan Rumah Sakit TNI AL dr Mintohardjo. Dia sudah meninjau dan melihat langsung sejumlah fasilitas yang disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Total, ada 130 kasur untuk pasien di rumah sakit itu. “Jika diperlukan ekstra bed silahkan diajukan, sehingga pasien yang merupakan satu keluarga dapat dijadikan satu ruangan,” terang Heri.

Menurut Epidemiolog Masdalina Pane kenaikan kasus kali ini karena ada kelalaian tidak memperhatikan mobilitas dalam kota. Pengetatan mudik memang sudah dilakukan. “Selain itu adanya varian baru yang masuk,” katanya.

Menurutnya, harus ada evaluasi kebijakan adanya perjalanan luar negeri juga. Mengingat keempat varian baru Covid-19 ini berasal dari luar negeri.

Dia memahami bahwa masyarakat ada kelelahan dalam menghadapi pandemi. Namun, dalam menghadapi pandemi ini tak bisa salah satu pihak saja yang jalan. Pemerintah dan masyarakat harus sinergi.

Di DKI Jakarta, Forkopimda tengah melakukan konsolidasi untuk menurunkan kasus. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyawati mengatakan pembahasan ini untuk menyinergikan antara penanganan kesehatan dan menggerakan perekonomian.

Pemda DKI Jakarta juga tengah menyiapkan salah satu rusun untuk tempat isolasi. Beberapa wisma juga sudah disiapkan untuk tempat isolasi. “Semua melalui assesment dari Puskesmas untuk isolasi integrasi atau secara mandiri,” ungkapnya.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengatakam apa yang terjadi di Bangkalan, Madura, merupakah kejadian khusus. Untuk itu pemda memberikan atensi kepada kabupaten tersebut. Tracing diintensifkan untuk mencari kasus sedini mungkin.

Untuk mengatasi keterbatasan ruang isolasi, ada rumah sehat yang bekerjasama dengan tokoh masyarakat. “Apabila semua ditumpukan pada enam rumah sakit di Surabaya akan berisiko. Surabaya jadi rujukan lain di Jatim,” ungkapnya.

Pemda Jatim juga mengantisipasi adanya lonjakan kasus pasca Idul Adha. Mengingat, masyarakat Madura pada Lebaran Haji akan lebih ramai. Pemda masih mengkaji akan dilaksanakan pembatasan mobilitas dari Surabaya ke Madura dan sebaliknya. “Selama ini diberlakukan adanya keterangan bebas Covid-19 dengan swab antigen,” kata Emil. Langkah ini yang dipertimbangkan jika masih terjadi penyebaran kasus yang tinggi.

Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan mengatakan bakal mengeluarkan surat edaran khusus pelaksanaan kegiatan keagamaan selama Idul Adha 2021. Tetapi dia menegaskan surat edara ini belum akan dikeluarkan dalam waktu dekat. ’’Kami perlu melihat perkembangan Covid-19 di tanah air,’’ katanya kemarin.

Kemenag sendiri sampai saat ini belum menetapkan Idul Adha 2021 jatuh pada tanggal berapa. Sementara Muhammadiyah sudah menetapkan Idul Adha tahun ini jatuh pada hari Selasa, 20 Juli depan. Sejumlah kalangan memprediksi Idul Adha tahun ini berlangsung serentak pada 20 Juli.

Sama halnya dengan Idul Fitri, pelaksanaan Idul Adha juga berpotensi menimbulkan kerumunan. Mulai dari pelaksanaan tarkbiran sampai salat Idul Adha. Bahkan di sejumlah daerah, seperti di Madura, mudik menjelang Idul Adha menjadi rutinitas tahunan. Mudik menjelang Idul Adha di Madura biasa disebut Toron. Masyarakat yang melakukan mudik saat Idul Adha bahkan bisa lebih banyak dibandingkan dengan mudik Idul Fitri. Selain itu kegiatan pemotongan hewan kurban sampai pembagian daging kurban saat Idul Adha juga berpotensi menimbulkan kerumunan.

Tahun lalu Kemenag mengeluarkan surat edaran protokol kesehatan pelaksanaan salat Idul Adha, termasuk pemotongan hewan kurban. Pemotongan hewan kurban menerapkan jaga jarak. Kemudian panitia membatasi yang bisa mengikuti kegiatan pemotongan hewan kurban hanya panitia dan pihak yang berkurban. Kemudian pembagian daging kurban dilakukan oleh panitia dengan mendatangi rumah penerima. Bukan penerima berduyun-duyung ke tempat pemotongan hewan kurban.

Sementara itu Guru besar FKUI dan mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan penanganan Covid-19 varian Delta di Indonesia saat ini harus maksimal. ’’Bukan hanya optimal,’’ katanya. Dia menjelaskan data dari Kemenkes sampai 13 Juni menyebutkan, ada 107 varian Delta (B.1617.2) yang ada di Indonesia. Kemudian varian Alfa ada 36 kasus dan varian Beta ada lima kasus.

Tjandra mengatakan pemerintah Indonesia harus terus mengikuti perkembangan hasil penelitian tentang varian-varian baru Covid-19 itu. Sehingga bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat tentang dampak varian itu, khususnya varian Delta. ’’Yang dapat kita lakukan sekarang adalah melakukan 3M dan 3T serta vaksinasi secara benar-benar maksimal,’’ jelasnya.

Kemudian jumlah pemeriksaan Whole Genome Sequencing juga harus ditingkatkan secara bermakna. Supaya mendapatkan gambaran yang lebih pasti seberapa besar masalah varian Delta yang ada di Indonesia. Termasuk kemungkinan ada varian yang lebih baru lagi hasil mutasi varian Delta di Indonesia. Tjandra mengatakan secara alamiah virus selalu bermutasi. ’’Makin tinggi penularan di masyarakat, maka makin tinggi kemungkinan terjadi mutasi,’’ jelasnya.

Dia lantas membagikan informasi terkini yang dilansir WHO terkait varian Delta tersebut. Diantaranya adalah varian Delta memang terbukti meningkatkan penularan. Kemudian data WHO sampai 8 Juni 2020 menyebutkan bahwa adanya dampak penyakit yang lebih berat dan parah akibat varian Delta masih belum terkonfirmasi. Meskipun begitu ada laporan ke WHO terjadi peningkatan kasus yang harus masuk rawat inap karena varian Delta itu. Kemudian laporan lainnya juga membahas tentang kemungkinan keluhan menjadi lebih berat akibat varian Delta tersebut. (wan/syn/lyn/jpg/ala)

Exit mobile version