SAMPIT-Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada tahun 2020 lalu, produksi beras daerah mencapai 48.548 ton. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat sebesar 41.424 ton sehingga surplus 7.124 ton. Sementara target produksi pada 2021 ini sebesar 82.136 ton gabah kering giling.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotim Hj. Darmawati mengatakan, dengan produksi beras di daerah ini terus meningkat, maka pemerintah kabupaten sudah seharusnya memikirkan bagaimana untuk membantu pemasarannya, karena ini sangat disayangkan apabila pemerintah hanya mendorong peningkatan produksinya saja tetapi tidak membantu pemasarannya.
“Saat ini masih banyak para petani yang mengeluhkan pemasaran yang belum optimal, dan sebagian dari mereka menjual hasil panen mereka kepada tengkulak dari luar daerah walaupun terbilang harganya masih jauh dari yang diharapkan,” ujarnya saat dibincangi di ruang kerjanya, Rabu (19/5).
Menurut Darmawati, kualitas gabah di Kabupaten Kotim sangat bagus khususnya daerah selatan yang merupakan lumbung padi. Hasil panen setiap tahunnya juga terus meningkat, maka tinggal keseriusan pemerintah kabupaten ini untuk mengelolanya, supaya bisa menghasilkan beras yang harganya tidak kalah bersaing dengan dari luar daerah.
“Seperti beras yang dijual dan didatangkan dari Kalimantan Selatan, itu asalnya beras kita sini. Harganya sangat mahal, sedangkan mereka belinya murah saja dari petani kita. Ini yang harus jadi pemikiran daerah bagaimana kita dapat memproduksi beras sendiri,” terangnya.
Dia mengatakan bahwa beras siam epang asal Kabupaten Kotim, sudah diakui secara nasional, maka dari itu penting bagi Pemkab Kotim tidak hanya mendorong masyarakat untuk bertani, tapi juga membantu menjual hasil pertanian dengan harga yang bagus.
“Setiap tahun hasil panen kita melimpah tapi beras masih mendatangkan dari luar daerah. Ini yang harus dipemikiran oleh pemerintah daerah saat ini,” ucapnya.
Dia menjelaskan, dulu pemerintah daerah sempat mengarahkan pegawai dan karyawan membeli beras lokal, dan itu sangat bagus. Seharusnya dilanjutkan sehingga petani Kotim makin bersemangat dan sejahtera. Dia juga meminta pihak swasta juga bisa berperan membantu ini dengan menyerap beras dari petani lokal seperti pihak perusahaan besar swasta (PBS) yang bergerak dibidang kelapa sawit, karena saat ini ada lebih dari 50 perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini. Selain itu juga ada perusahaan kehutanan, pertambangan, sektor jasa dan lainnya.
“Kalau setiap perusahaan peduli dengan membantu membeli beras dari petani lokal, maka serapan yang maksimal akan sangat membantu meningkatkan kesejahteraan petani, serta profesi ikutannya seperti pedagang, angkutan dan lainnya,” tutupnya.(bah/ko)