PALANGKA RAYA-Banjir masih menggenangi permukiman warga di beberapa titik di Kota Palangka Raya. Debit air dari luapan Sungai Rungan dan Sungai Kahayan membuat belasan kelurahan terendam. Makin tingginya genangan air membuat petugas gabungan TNI-Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan bergerak cepat melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak banjir.
Kenaikan air dari 17 hingga 20 sentimeter (cm) membuat sebagian rumah warga terendam. Khawatir genangan makin tinggi, tim yang bertugas di posko bencana banjir Jalan Arut langsung bergerak cepat melakukan evakuasi.
Berdasarkan pantauan Kalteng Pos di lapangan, evakuasi yang dipimpin oleh Perwira Pengendali Posko Bencana Banjir Jalan Arut Iptu Manton bersama anggota dilakukan terhadap wanita lanjut usia (lansia), kemudian seorang ibu muda dan balitanya. Evakuasi dilakukan Senin (20/9) sekitar pukul 10.00 WIB.
Ibu muda bernama Nia (22) dan anaknya yang masih berusia 2,5 tahun berada di dalam rumah yang tergenang air setinggi paha orang dewasa. Karena khawatir debit air terus naik, Nia memilih mengungsi ke posko bencana di Jalan Arut.
“Anak saya sedikit demam dan kakinya pun gatal kena penyakit kulit, saya juga merasa enggak enak badan dan sakit gigi, makanya saya memilih mengungsi, sudah tiga hari di dalam rumah dalam keadaan banjir,” tutur Nia.
Evakuasi pun menggunakan perahu masyarakat sekitar, yang bersedia meminjamkan perahunya untuk mengevakuasi Nia beserta putranya. Yang jaraknya kurang lebih sekitar 250 meter dari Jalan Mendawai induk.
Karena kondisi rumah Nia berada di Gang Rawa kompleks perumahan sosial, selain Nia tantenya yang enggan menyebutkan namanya dan Indu Uce ikut dievakuasi, mengingat kondisi dari Indu Uce yang renta dan tante Nia yang kakinya terluka. Untuk mencegah terjadi infeksi akibat sering terendam air, dilakukan evakuasi ke posko bencana.
“Semoga air cepat surut, kami bersyukur saat ini sudah ditangani tenaga kesehatan di posko dan mendapat jatah makanan dari tim dapur lapangan,” ucapnya.
Berdasarkan pemantauan BPBD Kota Palangka Raya, saat ini debit air di beberapa titik Kota Palangka Raya mengalami kenaikan. Kenaikan mulai dari 17 cm hingga 20 cm.
Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani menyebut, lokasi banjir yang terpantau mengalami kenaikan debit air adalah Jalan Anoi dan sekitarnya, Jalan Mendawai, kompleks belakang PDAM, dan wilayah Kelurahan Petuk Katimpun.
Menurut Emi, kenaikan debit air ini terjadi dalam kurun waktu 2×24 jam. Padahal sebelumnya genangan air di daerah Jalan Anoi, Mendawai, dan sekitarnya sudah berangsur surut.
Saat itu genangan air sempat turun hingga 25 cm di Jalan Anoi, tapi kini malah meninggi lagi. Kondisi itu mendorong pihak Kelurahan Langkai mendirikan posko di SDN-1 Langkai. “Itu (posko) untuk mengevakuasi warga apabila keesokan hari debit air terus meninggi,” kata Emi.
Di Jalan Anoi dan Mendawai, posko evakuasi tepat berada di Jalan Arut yang merupakan posko sekaligus dapur lapangan dari BPBD Kota Palangka Raya.
Banjir di Kalampangan Terus Meninggi
Sementara itu, banjir juga menggenangi wilayah Kelurahan Kalampangan. “Hingga siang ini (kemarin, red) air naik lagi 9 cm. Jadi ketinggian air kurang lebih 49 cm,” ucap Lurah Kalampangan Yunita Martina kepada Kalteng Pos, Senin (20/9).
Dia mengatakan, pada Minggu (19/9), air naik sekitar 20 cm. Padahal pada Sabtu (18/9) sempat turun. Untuk berjaga-jaga, Ketua RT 04, RW 02 dan warga, didampingi anggota Polsek Sabangau Bhabinkamtibmas, dan Babinsa Kalampangan melaksanakan patroli sekaligus pemasangan ukuran debit air di Jalan Manunggal. “Agar mudah untuk mengetahui perkembangan banjir di sekitar permukiman atau lahan warga,” terangnya.
Kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir bertambah 9 KK dari sebelumnya 352 KK. Total saat ini 361 KK. Sementara kebun warga yang terendam banjir mencapai 50 hektare dengan berbagai jenis tanaman dan sayuran, seperti bayam, cabai, kangkung, toman, dan lainnya.
“Kebun warga terendam banjir itu tanamannya membusuk. Yang seharusnya dipanen dalam waktu dekat, malah gagal. Seperti jagung yang tinggal 10 hari lagi dipanen, eh malah terendam banjir. Mau disayur tidak bisa, dipanen belum waktunya. Terpaksa dijadikan makanan sapi dan dijual dengan harga yang sangat murah,” ungkapnya.
Dia menerangkan, pemenuhan kebutuhan harian warga terdampak banjir selama seminggu atau dua minggu ke depan dibantu pihak kelurahan. Dananya dikumpulkan dari para donator, kas kelurahan, dan dana lainnya. Pihak kelurahan tidak membuka posko khusus untuk bantuan. Masyarakat yang ingin membantu, bisa mendatangi kelurahan.
“Kalau ada yang mau bantu warga di sini, bisa melalui kelurahan. Kalau bantuan khusus dari kelurahan, sementara kami data semua warga terdampak banjir, dan datanya kami kirim ke dinas terkait. Soal bantuan dari pemerintah, tergantung dari dinas terkait,” jelasnya.
Yunita meminta dan mengingatkan warganya untuk tetap mewaspadai banjir, selalu mengawasi anak-anak, dan tetap menjaga kesehatan. “Tetap waspada dan jaga kesehatan. Anak-anak juga perlu dijaga,” pungkasnya.
Bukit Rawi Masih Tergenang
Selain itu, banjir juga masih menggenangi ruas Bukit Rawi. Kapolsek Kahayan Tengah Iptu Rozikin mengatakan, debit air terpantau mengalami peningkatan sekitar 5 cm. Saat ini kurang lebih 58 cm ketinggian air di lokasi.
“Untuk pengaturan arus lalu lintas, dilakukan sistem buka tutup supaya tidak terjadi kemacetan. Petugas gabungan selalu siaga di lokasi,” katanya kepada Kalteng Pos ketika dihubungi melalui telepon, Senin (20/9).
Menurutnya, lalu lintas harus diatur secara baik, mengingat kondisi jalan yang rusak sangat rawan menimbulkan kemacetan apabila ada kendaraan yang terjebak.
“Untuk malam hari, mungkin akan kami tutup, tapi tergantung situasi dan perkembangan di lokasi. Jika tidak memungkinkan, maka kami tidak ingin ambil risiko,” tegasnya.
Ia menambahkan, genangan air terjadi sepanjang 2 hingga 3 kilometer. Keberadaan petugas di posko bersama selalu siaga melakukan penanganan di lapangan, melayani masyarakat pengguna jalan yang melintas di area banjir. (ahm/uni/ce/ala)