Konsep mereka adalah memerdekakan anak didik untuk belajar. Pembelajaran pun dilakukan lewat beragam cara.
M. HILMI SETIAWAN, Kota Bogor
PENDAFTARAN baru dibuka pada April lalu. Namun, Sekolah PAUD Gratis sudah mampu menjaring 3.050 peserta, lintas kota dan negara. Ada yang dari Aceh nun di barat Indonesia sampai Maluku di bagian timur yang bersekolah di PAUD (pendidikan anak usia dini) dalam naungan Sekolah Murid Merdeka (SMM) itu. Ada yang bermukim di Hongkong, Jepang, Oman, Australia, dan Amerika Serikat karena orang tua mereka adalah para WNI (warga negara Indonesia) yang sedang bekerja dan berdomisili di sana.
”PAUD dengan jumlah peserta didik terbanyak di Indonesia? Bisa jadi,” jawab Koordinator PAUD SMM Yason Pranata ketika ditemui Jawa Pos di kantor PAUD Gratis SMM di Kota Bogor, dua pekan lalu.
Sekolah ini sepenuhnya gratis dan sepenuhnya daring (online). Konsep awalnya disusun pada 2019 dengan format pembelajaran yang menerapkan blended learning. ”Sebuah konsep yang mengintegrasikan pembelajaran daring (dalam jaringan/online, red) dengan luring (luar jaringan/tatap muka),” kata Yason.
Pada Juli 2020, PAUD di bawah naungan SMM mulai beroperasi. Pada tahap awal itu, layanan PAUD yang dibuka masih masuk kategori reguler atau berbayar. Pada tahap awal, jumlah pendaftar mencapai 70 orang. Kemudian, pada Desember 2020, jumlahnya naik menjadi 150 orang. Puncaknya, pada Juni ini, jumlah peserta didik PAUD SMM melonjak menjadi 1.440 orang.
Di tengah perjalanan tersebut, Najelaa Shihab sebagai pendiri SMM menginisiatori pendirian PAUD Gratis. Jadi, di bawah bendera SMM, ada dua PAUD; PAUD reguler yang berbayar Rp200 ribu per bulan dan PAUD Gratis yang pro bono alias cuma-cuma sesuai dengan namanya.
Saat konsep mereka kali pertama dikenalkan, banyak yang belum paham. Maklum, ketika itu hampir semua sekolah di semua tingkatan menerapkan pembelajaran tatap muka. Sampai kemudian, pandemi datang per Maret tahun lalu. Sesuai dengan nama lembaganya, mereka ingin memerdekakan anak didik untuk belajar. Karena itu, pembelajaran dilakukan dengan banyak cara. Misalnya, peserta didik menonton video edukasi. Ada juga interaksi dengan guru. Rata-rata interaksi dengan guru dilakukan dua kali dalam sepekan. Melalui media Zoom. Video interaksi ini direkam.
Ternyata lambat laun video rekaman pembelajaran cukup banyak. Sampai akhirnya muncul gagasan untuk membuka PAUD Gratis. Diharapkan lebih banyak peserta yang bisa menikmati pembelajaran berkualitas.
”Tidak perlu ke Jakarta atau kota-kota besar untuk menggali ilmu dari guru-guru berkualitas,” ujarnya.
Hampir tidak ada perbedaan layanan antara PAUD reguler dan PAUD Gratis. Keduanya memberikan catatan evaluasi belajar untuk anak didiknya. Hanya saja dalam PAUD reguler SMM dengan biaya per bulan Rp 200 ribu, anak didiknya punya kesempatan belajar langsung dengan guru. Anak-anak yang memilih ikut PAUD Gratis hanya bisa menonton rekaman. Selain itu, anak-anak PAUD reguler punya sesi datang ke sekolah ketika nanti sudah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah di tengah pandemi Covid-19. Sementara, untuk anak-anak PAUD Gratis, pembelajaran 100 persen dilakukan secara online. Perbedaan lainnya adalah anak-anak PAUD reguler mendapatkan kiriman tool kit dua bulan sekali. Salah satu tool kit adalah alat penunjang pembelajaran.
Ridha Hany, salah satu orang tua murid PAUD Gratis, ikut terlibat dalam jalannya pengembangan kurikulum PAUD Gratis. Selain itu, dengan sistem pembelajaran online, jarak antara anak didik, orang tua, dan guru tidak terpisahkan. ”Materi belajar yang disiapkan mampu mendekatkan satu sama lainnya. Pihak sekolah juga terbuka dengan masukan dari orang tua anak didik,” katanya.
Untuk pembelajaran sehari-hari, PAUD SMM bekerja sama dengan aplikasi belajar Sekolah.mu. Materi-materi belajar bisa disimak dalam aplikasi tersebut. Materi bahan ajarnya sangat beragam dengan judul-judul yang menarik. Contohnya adalah Belajar Seru di Bulan Ramadan. Ada pula materi bimbingan membaca Al-Qur’an untuk anak-anak PAUD.
Kepala SMM Laksmi Mayesti W menuturkan, melalui Sekolah PAUD Gratis, pihaknya ingin ikut berkontribusi menciptakan layanan pendidikan usia dini terbaik. Dengan metode yang berfokus pada penyesuaian tumbuh kembang anak-anak di Indonesia. Sekolah PAUD Gratis memiliki misi untuk memberikan mutu layanan pendidikan yang terintegrasi secara digital dan terpersonalisasi.
Kurikulum yang mereka susun menekankan proses belajar yang berfokus pada sembilan kompetensi masa depan. Yaitu, kompetensi yang berorientasi pada tindakan, inovatif, cerdas, reflektif, mandiri, dan berkomitmen. ”Juga menumbuhkan jiwa berprinsip, komunikatif, dan kerja sama pada anak didik,” tuturnya. (*/c14/ttg/ce/jpg)