PALANGKA RAYA-Sejumlah sekolah di Kalteng sudah mulai membuka kembali aktivitas belajar mengajar di sekolah dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Namun tak cukup hanya penerapan prokes. Percepatan vaksinasi kepada peserta didik di Kalteng menjadi salah satu cara membentengi mereka agar tidak mudah terpapar Covid-19, sehingga lebih aman saat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia di atas 12 tahun sudah mulai dilaksanakan dengan target 214 ribu anak se-Kalteng. Terbaru, vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak dilaksanakan di SMAN 1 Palangka Raya, Senin (23/8). Sasarannya 1.000 anak divaksin dalam dua hari pelaksanaan.
Para vaksinator mencoba berbagai upaya untuk membangun komunikasi saat menyuntikkan vaksin ke anak-anak, karena menyuntik anak-anak tentu memerlukan pendekatan. Para vaksinator mesti bisa membuat anak-anak merasa nyaman dan tak takut saat disuntik.
“Sudah disuntik apa belum?” kata Budi Paryanto, salah satu vaksinator yang berhasil membangun komunikasi dan pendekatan kepada anak-anak.
“Belum disuntik, belum merasakan suntikan,” kata salah satu anak perempuan penerima vaksin.
“Ya sudah, tidak jadi disuntik,” kata Budi. Padahal ia sudah menyuntikkan vaksin pada lengan kiri anak perempuan itu.
Budi Paryanto yang juga Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Palangka Raya mengatakan, pada dasarnya tidak ada perbedaan pemberian vaksinasi untuk orang dewasa dengan anak-anak. Lantaran vaksinasi ini diberikan melalui cara yang sama, yakni penyuntikan.
“Hanya saja bagaimana membangun komunikasi dengan penerima vaksin, sehingga yang bersangkutan yakin dan percaya terhadap vaksin yang diberikan, bagaimana mengalihkan fokus penerima dari jarum suntik, mengalihkan rasa sakit saat disuntik kepada sesuatu yang menyenangkan,” tuturnya.
Hal tersebut sangat bergantung pada vaksinatornya. Komunikasi dengan penerima vaksin mesti dibangun dengan baik. Misal saja, lanjut dia, anak-anak yang tidak merasa bahwa dirinya sudah disuntik. Hal itu berarti komunikasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh anak-anak.
“Menghadapi anak-anak memang perlu pendekatan, harus dengan bahasa yang mudah dimengerti dan diterima oleh anak-anak,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Achmad Syaifudi meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi tersebut. Suyuti Syamsul mengatakan, vaksinasi untuk peserta didik yang dilaksanakan di SMAN 1 Palangka Raya ini merupakan kerja sama dengan TNI dan Polri.
“Kami mendorong kerja sama seperti ini sehingga bisa mempercepat cakupan vaksinasi, salah satunya pada segmen anak-anak, pada akhirnya bisa membantu tingginya capaian vaksinasi di Kalteng,” katanya saat diwawancarai di sela-sela peninjauan.
Suyuti menyebut, target vaksinasi untuk anak-anak se-Kalteng sekitar 214 ribu penerima. Sejauh ini cakupan cukup rendah karena masih berada di angka 7 ribu penerima.
“Untuk percepatan vaksinasi anak, salah satu caranya dengan mendorong pelaksanaan vaksinasi massal seperti ini, berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait seperti TNI, Polri, Disdik, KKP, Poltekkes, dan sentra-sentra vaksinasi,” ungkapnya.
Dijelaskannya, rendahnya capaian vaksinasi untuk anak-anak ini karena terbentur pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat umum. Juga karena ketersediaan vaksin yang terbatas. Saat ini memang sentra vaksinasi dilaksanakan di SMAN 1. Nantinya akan dilaksanakan juga di sekolah lain.
“Misalnya dilakukan di SMAN 2 dan seterusnya, pada saat sentra vaksinasi ini pindah ke sekolah lain dan ada anak SMAN 1 yang belum divaksin, tetap boleh bergabung, karena vaksinasi ini tidak ada penyekatan-penyekatan,” bebernya.
Di tempat yang sama, Plt Kepala Disdik Kalteng Achmad Syifudi mengatakan, melalui Disdik Kalteng pihaknya mendorong pelaksanaan vaksinasi untuk anak-anak dalam rangka mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok. Ia menyebut, sebelumnya para guru dan orang tua peserta didik sudah menerima vaksinasi. Saat ini giliran anak-anak.
“Jika vaksinasi anak-anak ini sudah selesai dan kekebalan kelompok sudah terbentuk, tinggal menunggu surat keputusan bersama (SKB) empat menteri untuk kelanjutan ketetapan pelaksanaan pembelajar tatap muka (PTM),” katanya.
Ia menyebut, jika merujuk pada SKB empat menteri dan arahan Presiden Joko Widodo, apabila vaksinasi untuk kelompok peserta diidik rampung, maka dipastikan ada kekebalan kelompok yang terbentuk di lingkungan lembaga pendidikan. Dengan demikian PTM sudah bisa dilaksanakan.
“Setelah kelar di Palangka Raya, vaksinasi anak-anak selanjutnya akan dilaksanakan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), lalu menyusul kabupaten lain,” bebernya.
Terpisah, Kepala SMAN 1 Palangka Raya Arbusin mengatakan, target vaksinasi di SMAN 1 sebanyak seribu anak. Diikuti oleh siswa SMAN 1 Palangka Raya dan SMA lain. Bahkan diikuti pelajar SMP dengan usia di atas 12 tahun.
“Dilaksanakan selama dua hari, hari ini (kemarin, red) 500 anak dan besok (hari ini, red) 500 anak, prioritasnya untuk siswa-siswi SMAN 1, tetapi yang dari SMA dan SMP lain juga bisa ikut,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu peserta vaksinasi, Arini (siswi SMAN 5 Palangka Raya) mengatakan tidak takut disuntik vaksin. Ia justru mengaku telah bosan belajar di rumah dan ingin belajar di sekolah.
“Saya mau hadir di sini agar setelah semua anak-anak divaksin, pembelajaran di sekolah dapat dilaksanakan,” ucap perempuan berkacamata ini. (abw/ce/ala)