Satu Hektar Mampu Hasilkan Ratusan Juta Rupiah
SAMPIT– Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H Halikin nor dan Wakil Bupati Irawati dan Ketua DPRD Dra Rinie, Plt Kadis Pertanian Sepnita dan pejabat lainnya mengikuti panen perdana porang milik petani di Jalan Jenderal Sudirman km 15 Sampit, Sabtu (24/4).
Saat ini petani di Kabupaten Kotim baru membudidayaka nporang dengan luas 20 hektare. Dan mereka panen setelah masa tanam dua musim atau sekitar 1,5tahun. Hasilnya bias mendapatkan umbi porang seberat 5 sampai 9 kilogram lebih.
“Hasil panen porang sangat menggiurkan, membuat para petani kita juga bersemangat membudidayakan porang. Bahkan pemerintah daerah juga akan menjadikan daerah ini sebagai penghasil porang terbesar di Indonesia,” kata bupati saat dibincangi usai melakukan pemanenan.
Menurutnya hasil panen juga sangat menjanjikan. Bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam satu hectare itu, bahkan dirinya pun tidak kalah bersemangat sehingga mendorong masyarakat membudidayakan tanaman yang menghasilkan sejenis umbi-umbian tersebut.
“Kita berharap kedepannya masyarakat di Kabupaten Kotim tidak hanya membudidayakan porang saja, tetapi juga nanti kita ingin ada investor yang bias membangun pabrik di sini dan mengekspor juga dari sini,” ujar Halikin.
Mantan Sekda ini juga mengatakan, Kabupaten Kotim sangat berpotensi menjadi penghasil porang terbesar di Indonesia karena tanah nya subur dan lahannya masih luas. Pemerintah Kabupaten juga akan menyiapkan bantuan seperti bibit dan lainnya untuk memotivasi para petani untuk melakukan penanaman Porang tersebut.
“Kami mengharapkan masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan telantar agar bias ditanami porang sehingga lahan tersebut dapat produktif, apalagi hasil budi daya porang sangat menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani,” ucapan Halikin.
Ia juga mengatakan tidak hanya mendorong masyarakat, tetapi juga menginginkan pemerintah daerah menyiapkan lahan 1.000 hektare untuk membudidayakan porang. Pengelolaannya nanti bias dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah ada bekerjasama dengan pihak lain.
“Maka dari itu saya sengaja mengajak pimpinan sejumlah bank untuk hadir dalam panen perdana porang ini dengan harapan perbankan bias membantu para petani yang membutuhkan pinjaman modal untuk membudidayakan porang itu,” kata Halikin.
Selain itu juga dirinya meminta pemerintah desa didorong untuk menyiapkan lahan minimal 10 hektare untuk menanam porang dan untuk pengelolaannya dilakukan oleh pihak desa sehingga ada pemasukan bagi kas pemerintah desa, sehingga masyarakat desa dapat sejahtera.
“Kalau melihat keuntungannya porang ini sangat jauh menguntungkan. Kalau kelapa sawit kalau satu hektar hasilnya hanya sekitar Rp2 juta. Kalau porang masyarakat cukup punya satu hectare kebun porang, hasilnya sudah bias untuk membiayai pendidikan anak, karena satu hectare dengan 30.000 bibit porang menghasilkan sekitar Rp600 juta. Itu belum lagi hasil dari katak (bibit), jauhlebih besar,” tutupnya.(bah/ans/ko).