PALANGKA RAYA-Pandemi Covid-19 di 14 kabupaten/kota mulai melandai. Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang diterapkan pamerintah benar-benar ampuh dalam memutus mata rantai persebaran virus. Terbukti sejak Rabu (25/8) tak ada lagi daerah di Bumi Tambun Bungai yang berstatus risiko penularan tinggi alias zona merah.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, sehari sebelum Kalteng benar-benar bebas dari zona merah, yakni pada Selasa (24/8) masih ada beberapa daerah yang berstatus wilayah dengan risiko penularan tinggi. Daerah yang masuk zona merah meliputi Barito Timur, Barito Selatan, dan Kapuas. Namun, kemarin tidak ada lagi daerah berstatus zona merah. Dari 14 daerah penularan di tiga wilayah sudah rendah atau zona kuning. Tiga daerah tersebut adalah Seruyan, Lamandau, dan Pulang Pisau. Kemudian sisanya berstatus zona oranye dengan risiko penularan sedang.
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng mengatakan, tak ada lagi kabupaten di Kalteng berstatus zona merah. Yang ada saat ini adalah zona kuning dan oranye. “Artinya daerah yang sudah tidak zona merah itu ada penurunan kasus Covid-19,” kata H Sugianto Sabran melalui Ketua Harian Satgas Covid-19 Kalteng Erlin Hardi kepada wartawan, kemarin.
Meskipun tak ada lagi zona merah, tapi sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 36 Tahun 2021, Palangka Raya masuk daftar kabupaten/kota yang memperpanjang penerapan PPKM level 4. Meskipun berdasarkan peta sebaran Covid-19 yang dirilis Satgas Covid-19 Kalteng per Rabu (25/8), Kota Palangka Raya tidak lagi berstatus zona merah, tapi perpanjangan PPKM level 4 ini merupakan arahan dari pemerintah pusat.
“PPKM level 4 ini pusat yang menilai, sudah ditetapkan oleh pusat bahwa Kota Palangka Raya melaksanakan lagi PPKM level 4,” terangnya melalui pesan WhatsApp.
Hal serupa pun berlaku untuk penentuan peta zonasi. “Penentuan zonasi bukan kami yang mengeluarkan, tapi langsung dari pusat,” tambahnya.
Maksimalkan Pengendalian Pandemi, Tambah Alat PCR
Guna memaksimalkan penanganan terhadap pasien terpapar Covid-19 di Kalteng ini, pemerintah daerah terus melakukan barbagai upaya dan terobosan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Suyuti Syamsul mengatakan, saat ini Kalteng telah memiliki sedikitnya 10 unit alat PCR yang akan digunakan untuk memaksimalkan penanganan terhadap para pasien Covid-19.
“Kita punya PCR di Kobar (1 unit), Kotim (1 unit), RS dr Doris Sylvanus (2 unit), RS Kota Palangka Raya (1 unit), RS Bhayangkara (1 unit). Yang dalam proses penyiapan yakni RS TNI (1 unit), BPOM (1 unit) dan Lapkesda Dinkesprov (1 unit),” katanya kepada media di area Bundaran Besar, Selasa (24/8).
Pemerintah provinsi juga berharap agar di wilayah DAS Barito mempunyai 1 unit PCR, agar mempermudah penanganan pasien di wilayah Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara, Barito Timur, dan Murung Raya.
“Karena perlakuan sampel harus ada waktunya. Kalau kelamaan antre, bisa rusak dan tidak dapat digunakan,” tuturnya.
Terkait adanya keluhan yang menyebutkan bahwa tidak adanya ketersediaan reagent, Suyuti mengatakan, perlu ada koordinasi dan komunikasi intens agar kebutuhan dapat diakomodasi dengan baik. Misalnya melalui bantuan.
“Rumah Sakit Doris saja terus mendapat bantuan, yang penting ada komunikasi agar semua kebutuhan bisa diakomodasi, sehingga penanganan dapat berjalan dengan lancar,” tegasnya.
Gencarkan Vaksinasi
Selain mempercepat proses penyembuhan terhadap pasien Covid-19 dan menggencarkan 3T (testing, tracing, treatment), Pemprov Kalteng juga terus mendorong kemajuan capaian program vaksinasi. Saat ini persediaan vaksin sebanyak 128.000 dosis. Ditambah lagi 44.000 dosis, totalnya menjadi 172.000 dosis. Namun tidak semuanya vaksin Sinovac. Ada juga vaksin Moderna yang diperuntukkan bagi para tenaga kesehatan.
“Sejauh ini vaksinasi Moderna dosis satu masih bermasalah, terutama di daerah-daerah pedalaman. Karena begitu vaksin dikeluarkan dari gudang dinas kesehatan dan diantar ke tempat tujuan dengan jarak yang cukup jauh, bisa saja mengalami perubahan suhu dan balik lagi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Suyuti Syamsul.
Sebagai solusi, lanjut Suyuti, para tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman akan diminta untuk datang ke Palangka Raya mengikuti vaksinasi Moderna.
“Soal jarak ini merupakan kendala dan halangan teknis sehingga proses vaksinasi tak dapat berjalan seperti yang diharapkan,” tuturnya.
Ia menambahkan, upaya itu bisa dilakukan secara bergilir. Karena jika dilakukan bersamaan, maka akan lumpuh sistem yang ada. Apalagi ada batas waktu berlakunya. Dalam prosesnya, apabila nakes tidak bisa menggunakan, maka bisa dialihkan kepada masyarakat agar stok vaksin ini tidak disia-siakan. (abw/nue/ce/ala)