BANDAR LAMPUNG – Begitu hasil penghitungan suara diumumkan Jumat (24/12), kedua kontestan calon ketua umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saling berangkulan. KH Said Aqil Siroj mengucapkan selamat, mendoakan keberkahan, dan memohon agar KH Yahya Cholil Staquf diberi kekuatan memimpin PBNU ke depan.
”Saya berbahagia atas kemenangan Gus Yahya. Beliau adalah pilihan tepat. Tidak lain saya bersyukur bahwa muktamar berjalan damai. Meski awalnya agak panas, selesai dengan damai,” jelas Said Aqil.
Sementara, Gus Yahya mengucapkan terima kasih kepada Said Aqil. Dia menyebut Said sebagai guru yang membimbing, menggembleng, dan menguji dirinya. ”Saya tidak tahu apakah umur saya cukup untuk membalas jasa-jasa beliau,” kata Yahya.
Tanpa tidur, tanpa istirahat, sidang pleno 4 dan 5 Muktamar Ke-34 NU dikebut semalam suntuk di Bandar Lampung. Sidang dihelat kurang dari sejam dari rampungnya sidang tim formatur AHWA (Ahlul Halli wal Aqdi) yang memilih KH Miftachul Akhyar menjadi rais aam syuriah baru PBNU.
Sidang dimulai sekitar pukul 01.00 dengan lebih dulu menyelesaikan persoalan keabsahan peserta pemilik suara. Lalu, dilanjutkan dengan voting penjaringan bakal calon Ketum tanfidziyah PBNU.
Rekapitulasi penjaringan calon dimulai setelah salat Subuh. Penjaringan dilakukan dengan para muktamirin (peserta muktamar) mengusulkan satu nama yang akan didukung sebagai kandidat Ketum PBNU. Nama ditulis di kertas dan dimasukkan ke kotak suara.
Dalam penghitungan yang dimulai pada pukul 04.00 tersebut, dua calon teratas, KH Yahya Cholil dan KH Said Aqil, bersaing ketat dan saling menyusul dalam perolehan suara. Calon ketiga, yakni KH As’ad Said Ali, hanya mendapatkan 17 suara. As’ad tidak bisa melanjutkan ke putaran berikutnya karena tidak mampu memenuhi target suara minimal, yaitu 99 suara. Selain itu, muncul nama Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar dengan dua suara dan satu calon lainnya, Ramadhan Buayo, memperoleh satu suara.
Total, ada 552 muktamirin dari PW (pengurus wilayah), PC (pengurus cabang), dan PCI (pengurus cabang istimewa) yang menggunakan suara mereka. Tercatat, satu suara batal dan satu abstain. Artinya, enam suara hilang dari total 558 suara yang dimiliki muktamirin. Praktis, hanya tersisa dua calon yang melanjutkan ke putaran akhir: Yahya Cholil Staquf dan Said Aqil Siroj.
Setelah voting dan rekapitulasi suara selama hampir empat jam, Yahya akhirnya dinyatakan unggul dengan perolehan 337 suara. Sementara, Said meraup 210 suara. Dan, ada satu suara yang batal. Dengan demikian, ada 548 muktamirin yang menggunakan hak suara mereka dari total 558 suara atau hilang 10 suara. ”Dengan ini, sesuai pasal 28 ayat 2 tata tertib muktamar, kami nyatakan bahwa KH Yahya Cholil Staquf ditetapkan sebagai ketua umum PBNU periode 2021–2026,” kata Mohammad Nuh, pimpinan sidang.
Selanjutnya, kata Nuh, menurut pasal 26 tata tertib, tim formatur kepengurusan baru memiliki waktu maksimal satu bulan untuk merumuskan kepengurusan baru. ”Karena kami harus kerja keras membesarkan NU,” ujar Nuh.
Dalam seremoni penutupan muktamar kemarin siang, Miftachul Akhyar merasa masih blank alias belum punya konsep apa-apa sejak ditunjuk menjadi rais aam PBNU. ”Karena amanah ini berat,” katanya.
Namun, dia percaya bakal banyak yang mendampingi untuk menjalankan amanah tersebut. Misalnya, memberikan urun rembuk dan pikiran-pikiran. Dengan begitu, program-program yang dihasilkan dari Muktamar Ke-34 NU bisa dijalankan.
Dalam seremoni yang sama, ketua umum terpilih Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa kepemimpinannya akan mencanangkan dua agenda besar. ”Pertama adalah membangun kemandirian warga,” jelasnya.
Lalu, yang kedua adalah meningkatkan peran NU dalam pergulatan mendukung perdamaian dunia. Selain itu, PBNU bakal terus bekerja sama dengan pemerintah. Bahkan, kerja sama ini akan diakselerasi dan sinerginya ditingkatkan.
Dia menegaskan, NU adalah partner pemerintah. Dalam hubungan dengan pemerintah, NU bakal membantu pelaksanaan agenda nasional yang dilakukan pemerintah. Mulai agenda pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Dia juga berharap, dalam waktu dekat, kepengurusan PBNU menjabarkan program-program yang konkret.
Yahya bersyukur muktamar berjalan dengan baik. ”Seperti muktamar sebelumnya, terasa nikmat sekali. Begitu nikmatnya sampai sejak kemarin pagi (Kamis, 23/12) sampai sore ini kami lupa tidur,” tuturnya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan, di mata pemerintah, NU adalah mitra yang setia. Mitra yang tidak pernah berhenti bekerja sama. Dia berharap kerja sama pemerintah dengan NU ke depan bisa lebih erat lagi untuk bersama-sama menghadapi kesulitan-kesulitan akibat pandemi Covid-19. Kemudian, persoalan ekonomi, keutuhan bangsa, pengentasan kemiskinan, serta pemberdayaan umat.
Pada kesempatan itu, Ma’ruf yang juga anggota AHWA menyampaikan pertimbangan memilih Miftachul Akhyar sebagai rais aam PBNU. Menurut dia, Miftachul Akhyar adalah sosok yang berpengalaman. Apalagi, dalam periode sebelumnya, dia berpengalaman menduduki posisi serupa. ”Sehingga tinggal meneruskan,” tuturnya.
Sementara itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Kalimantan Tengah dan segenap jajarannya dari 14 Kabupaten/ Kota mengucapkan selamat dan apresiasi kepada KH.Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Ucapan selamat juga disampaikan kepada KH Miftahul Akhyar yang didaulat sebagai Rois ‘Aam PBNU.
‘’Komitmen kita sejak awal kehadiran Gus Yahya ke Palangka Raya pekan lalu, yakni untuk bersatu mendukung beliau menjadi Ketum PBNU akhirnya pagi tadi melalui hasil perhitungan suara yang cukup melelahkan benar-benar terwujud,’’ kata Ketua Tanfidziyah PWNU Kalteng Dr HM Wahyudie F Dirun SP, MM kepada media di Bandar Lampung, Jumat (24/12).
Ditambahkan Wahyudie, PWNU Kalteng sejak sejak jauh hari telah bersepakat untuk mendukung penuh Gus Yahya untuk maju sebagai calon Ketua Umum PBNU Periode 2021-2026 pada Muktamar Nahdlatul Ulama di Lampung. Menurut Wahyudie, selain memiliki kharismatik dan dianggap mampu mengayomi kaum Nahdliyin yang begitu pesat perkembangannya, Gus Yahya adalah calon Ketum PBNU yang satu-satunya datang langsung ke Palangka Raya melakukan pertemuan dengan PWNU Kalteng untuk memohon dukungan maju dalam pemilihan Ketua PBNU pada Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Bandar Lampung. ‘
“Kita ingin adanya regenerasi di kepengurusan PBNU Pusat, dengan harapan program-program pusat ke depan yang selama ini terkonsentrasi di pusat bisa dilaksanakan di daerah,’’ lanjutnya.
Wahyudie menambahkan, memang harus diakui selama kepemimpinan KH.Said Aqil Siradj selama 2 periode banyak kemajuan yang telah dicapai Nahdlatul Ulama, baik di tingkat daerah maupun di tingkat nasional bahkan internasional.
‘’Awal pendirian ITSNU Kalimantan Tengah juga tidak terlepas dari dukungan KH Said Aqil Siradj. Akan tetapi sebagai organisasi kader kita perlu regenerasi supaya langkah NU ke depan semakin baik dan siap menghadapi berbagai tantangan yang semakin komplek. Karena itu sampai detik ini kita tetap melirik Gus Yahya yang mempunyai potensi melanjutkan Kepengurusan PBNU ke depan,’’ tandas Wahyudie F Dirun lagi.
Wahyudie F Dirun juga tidak lupa menyampaikan terima kasih yang setingginya-tinggi atas dukungan semua pihak yang membantu kemenangan Gus Yahya melangkah menjadi Ketum PBNU, terutama para Ketua PCNU Kabupaten/ Kota se Kalimantan Tengah.
‘’Terlebih lagi saya sampaikan salut dan apresiasi kepada Ketua PCNU Kabupaten Pulang Pisau, H.Edy Pratowo yang sejak pembukaan hingga dihari terakhir Muktamar NU, bahkan beliau rela bertahan di arena gedung tempat berlangsungnya pemilihan Ketum BNU sejak malam hingga pagi harinya,’’ ungkap Wahyudie.
‘’Atas nama Ketua Tanfidziah PWNU Kalimantan Tengah, saya juga mengucapkan terima kepada Rais Syuriah dan Wakil Rais Syuriah PWNU Kalteng Drs.KH.Chairuddin Halim dan Dr.KH Khairil Anwar, M.Ag, Katib Syuriah KH.Abdul Wahid AHA, SH dan Mustasar PWNU Kalteng Dr.Noor Fahmi, M.Ag serta semua pihak yang turut membantu pemenangan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU Periode 2021-2026,’’ pungkas Wahyudie F Dirun. (tau/wan/c14/ttg/jpg/ala)