PALANGKA RAYA-Melonjaknya kasus Covid-19 di Kalteng beberapa pekan terakhir membuat pemerintah terus memacu program vaksinasi untuk mencapai herd immunity. Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran menargetkan paling tidak 70 persen warga dari 2,7 juta penduduk di Bumi Tambun Bungai sudah menerima vaksinasi. Paling tidak Oktober 2021 mendatang penyuntikan vaksin sudah tuntas kepada semua sasaran penerimanya.
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran memang menargetkan vaksinasi ini pada Desember mendatang sudah mencapai 100 persen. “Namun itu bisa dipercepat sampai Oktober. Semua itu juga tergantung vaksin dan menyiapkan langkah-langkah termasuk petugas vaksinasi,” kata Sugianto Sabran, kemarin (29/6)
Oleh sebab itu, tegas gubernur, masyarakat yang belum divaksin agar mendatangi tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mengikuti vaksinasi yang telah ditunjuk pemerintah kabupaten kota dan provinsi.
“Saya pastikan vaksin ini sangat aman dan orang tua saya juga telah mengikuti vaksin sebanyak dua kali. Sehingga hal itu diharapkan dapat menjadi penyemangat bagi masyarakat lain agar tidak perlu takut divaksin,” ujarnya.
Pemprov Kalteng sendiri telah melakukan persiapan untuk vaksinasi masyarakat di atas 18 tahun. Berdasarkan paparan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul bahwa yang dimaksud herd immunity itu apabila terjadi kekebalan tubuh pada 70 persen dari populasi penduduk. Sehingga, target di Kalteng untuk mencapai herd immunity sebagaimana yang direkomendasikan pemerintah dan WHO yakni 1,8 juta jiwa dari 2,6 juta populasi penduduk.
“Padahal, usia 18 tahun ke atas di Kalteng itu juga berada di angka 1,8 juta jiwa dari 2,6 juta penduduk. Tentu hal ini menjadi ringan untuk mencapai target karena apabila 1,8 juta jiwa yang berusia di atas 18 tahun sudah divaksin maka Kalteng sudah bisa suntikan 100 persen vaksin Covid-19 ini,” ungkapnya.
Dijelaskannya, dosis yang dialokasikan untuk Kalteng itu berada di angka 1,9 juta orang atau 3,8 juta dosis. Sehingga, pada dasarnya Kalteng ini kelebihan dosis, namun dengan tidak mempertimbangkan fakta bahwa adanya penduduk yang tidak memiliki NIK atau penduduk pendatang di Kalteng yang belum terdaftar sebagai penduduk Kalteng.
“Asumsi kita dengan penyediaan 1,8 juta dosis atau 1,9 juta dosis itu maka populasi masyarakat dengan usia diatas 18 tahun sudah divaksin 100 persen, kecuali yang karena alasan medis tidak bisa divaksin,” jelas dia.
Menurut Suyuti, dengan 1,8 juta jiwa apabila keseluruhan nantinya menggunakan vaksin sinovac maka harus dua kali dilakukan penyuntikan vaksin. Maka diasumsikan Kalteng memerlukan 3,6 juta dosis untuk penyuntikan pertama dan kedua.
“Saat ini kami sudah menerima 409 ribu lebih vaksin, sehingga kebutuhan kita yang akan kita kejar ke pusat sekitar 3 juta lebih, kami sudah membuat surat dan sudah ditandatangai pak wagub dan akan segera kami kirimkan ke pusat,” katanya.
Selanjutnya, dengan dosis tiga juta lebih dosis itu maka untuk bisa mencapai 100 persen vaksinasi dapat diselesaikan pada akhir Oktober nanti. Dengan demikian, rata-rata dalam sehari vaksinator bisa menyuntikkan 25 ribu vaksin lebih apabila dibagi berdasarkan jumlah vaksinator yang ada yakni 1.635.
“Maka perkabupaten kita bisa melihat yang paling tinggi harus menyuntikkan per satu vaksinator per hari termasuk hari libur adalah Kota Palangka Raya, jadi satu vaksinator minimal menyuntik 22 orang dalam satu hari dan bisa saja itu diselesaikan dalam waktu satu jam,” terangnya.
Namun, lanjut dia, perlu juga dipahami bahwa pemerintah tidak sepenuhnya bertanggung jawab menyuntikan sisa masyarakat yang divaksin ini. Lantaran, ada yang melewati mekanisme vaksin gotong royong yang dikoordinir oleh pihak swasta salah satunya KADIN dan Biofarma, tidak melibatkan pemerintah.
“Selainnitu juga akan ada NGO yang akan menyuntikkan vaksin 10 ribu dosis nantinya,” singkat Suyuti.
Selain itu, dalam rangka percepatan vaksinasi di Kalteng diperlukan strategi percepatan, pihaknya menyampaikan beberapa usulan strategi percepatan seperti melibatkan Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng yang sudah akan melaksanakan tatap muka pada 1 Juli mendatang. “Atau melibatkan perguruan tinggi dengan melibatkan mahasiswa yang sudah berusia di atas 18 tahun ke atasm, misal saat kuliah harus menunjukkan kartu vaksinasi dan beberapa strategi percepatan lainnya,” ujarnya.
Kemudian ketika dihubungi Kalteng Pos kembali pada Selasa (29/6), Kalteng juga menunggu penetapan mengenai wacana untuk vaksinasi anak umur 12-17 tahun. “Rencana pelaksanana vaksinasi untuk anak umur 12-17 tahun masih menunggu penetapan yang dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan RI, sebagai acuan untuk semua daerah dalam pelaksanaan dilapangan,” kata Suyuti.
“Vaksinasi untuk anak nanti akan ditetapkan oleh pusat, seperti kelompok sasaran sebelumnya. Kita akan mulai melakukan vaksinasi bagi anak, setelah pedomannya keluar nanti,” tuturnya.
Sementara, Ketua Satuan Tugas Covid-19 Kota Palangka Raya Fairid Naparin melalui Ketua Harian Emi Abriyani mengatakan, pihaknya fokus melakukan kolaborasi antara Operasi Yustisi Protokol Kesehatan (Prokes) dengan Jemput Bola (Jebol) Vaksinasi Massal.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya yang ia terima, sampai akhir Juni ini total jumlah pemberian dosis pertama vaksinasi kepada masyarakat sudah mencapai angka 57.815 orang, dari total yang ditargetkan sebanyak 64.183. Artinya, sudah 90,08 persen masyarakat yang diberikan dosis pertama vaksinasi.
Sedangkan, untuk total jumlah pemberian dosis kedua di Kota Palangka Raya ada pada angka 32.494 atau dipersentasekan sebesar 50,63 persen. “Kita akan terus gencar sukseskan vaksinai demi tercapainya herd immunity,” pungkasnya. (nue/abw/ahm/ala)