Site icon KaltengPos

Pembukaan Taman Masih Dikaji

DENAR/KALTENG POS RINDU DIKUNJUNGI: Taman Pasuk Kameloh sudah lebih satu tahun ditutup untuk masyarakat.

PALANGKA RAYA- Saat ini Kota Palangka Raya sedang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level dua. Kebijakan yang lebih longgar dari pada sebelumnya. Namun, taman yang ada di pusat kota masih ditutup. Terutama taman yang menjadi tanggung jawab Pemko Palangka Raya.

Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Palangka Raya Imbang Triatmaji melalui Kepala Bidang Penataan Estetika dan Ruang Terbuka Hijau (PERTH) Muhammad Alfath menyampaikan, ada wacana dari pimpinan untuk membuka kembali taman aktif yang ditutup selama pandemi Covid -19. Namun dalam pembukaan kembali taman aktif tentunya di perlukan persiapan dan kehati-hatian.

“Saat ini di internal Disperkimtan Kota Palangka Raya khususnya di tim teknis kami, saat ini sedang berupaya menggodok bagaimana teknis pembukaan taman termasuk penerapan prokesnya,” ungkapnya, kemarin (29/10).

Menurutnya, adanya wacana pembukaan taman ini tentunya mendapatkan dukungan serta antusias dari masyarakat yang ingin berkunjung ke taman. Melihat hal tersebut tentunya diperlukan persiapan teknis yang matang.

Untuk mencegah adanya kerumunan masyarakat pada taman aktif, agar tidak menyebabkan terjadinya sebaran Covid-19. Terlebih adanya informasi bahwa pemerintah harus waspada adanya gelombang ketiga.

Adapun untuk rencana ke depannya, pihaknnya akan membuka taman secara bertahap misalnya satu taman dulu dan melihat progresnya. Sedangkan taman sendiri rencananya dibuka mulai pada pagi hari sampai sore hari saja. Sedangkan malam hari taman full akan ditutup.

Kalau ditanya kenapa takut kerumunan saat pembukaan taman sedangkan pada Taman Kuliner Yos Sudarso dan Taman Puja Sera yang juga sama-sama menyebabkan potensi kerumunan, Alfath menjawab keduanya jelas berbeda, bila taman hanya dijaga satu atau dua petugas keamanan per shiftnya dengan mengawasi penerapan prokes di taman. Kalau di taman kuliner berbeda di mana setiap pelaku usaha mengawasi prokes para pelanggannya.

“Kalau ditanya kapan pastinya taman dibuka, kami melihat perkembangan sambil saat ini menunggu hasil keputusan dari tim teknis, kami tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan dan tentunya final decisionnya mesti kuat secara teknis, aturan untuk kemaslahatan warga Kota Cantik,” pungkasnya.

Akibat belum dibukanya taman, otomatis para pedagang mulai sedikit yang berdagang di area tersebut. Saat ini hanya ada tiga lapak dagangan yang bertahan berjualan meskipun taman tersebut tutup. Sebelum pandemi banyak pedagang yang berjualan di sekitar taman untuk menggantungkan pendapatan dari ramainya pengunjung.

Salah satu pedagang yang masih bertahan Hamin mengaku heran kenapa Taman Pasuk Kameloh belum juga dibuka. Padahal banyak pengunjung sering bertanya setiap datang, kapan dibukanya taman. Level penyebaran Covid-19 Palangka Raya sudah turun, seharunya taman bisa dibuka kembali.

” Ya kita berharap Pak Wali Kota bisa membuka Taman Pasuk Kameloh agar ramai lagi, di kota-kota lain banyak taman sudah dibuka,”harapnya.(ena/ram)

Exit mobile version