PALANGKA RAYA-Pemerintah provinsi (pemprov) terus mengebut program vaksinasi untuk guru dan pelajar se-Kalteng. Hal ini dilakukan untuk mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity, sehingga bisa membentengi guru dan anak didik saat dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM). Beberapa sekolah di bawah naungan kabupaten/kota (SD dan SMP) sudah mulai dibuka kembali. Namun untuk tingkat SMA sederajat, sejauh ini belum diizinkan.
Dinas Pendidikan (Didik) Kalteng belum mengeluarkan surat edaran ataupun instruksi kepada sekolah di bawah naungan pemprov untuk menggelar PTM berbatas. Sejauh ini pemprov masih fokus mempercepat vaksinasi untuk guru maupun pelajar di 14 kabupaten/kota se-Kalteng. Sehingga apabila telah tercipta kekebalan kelompok, maka PTM sudah bisa dilaksanakan.
Plt Kepala Disdik Kalteng H A Syaifudi mengatakan bahwa vaksinasi untuk guru SMA, SMK, dan SLB sudah hampir merata. Persentase vaksinasi guru se-Kalteng sudah hampir 100 persen.
“Untuk vaksinasi guru sudah ideal dan sudah mencapai 95 persen, termasuk tenaga pendidikan lainnya. Yang lain (belum disuntik vaksin, red) karena ada bawaan medis sehingga belum dapat divaksinasi,” kata Syaifudi kepada Kalteng Pos, Senin (30/8).
Khusus untuk siswa SMA, SMK, dan SLB yang merupakan kewenangan pemprov, lanjut kadisdik, Gubernur H Sugianto Sabran terus mendorong pelaksanaan vaksinasi untuk pelajar usia 12-18 tahun. Sementara untuk kategori SMP merupakan tanggung jawab kabupaten/kota, tapi tetap bersinergi dengan pemprov.
“Untuk kategori SMA sudah dilakukan launching di SMAN-1 Palangka Raya beberapa waktu lalu. Lalu di Pangkalan Bun, gubernur juga melakukan launching vaksinasi pelajar. Selanjutnya akan bergeser ke Kabupaten Sukamara, Kotim, dan menyusul kabupaten lainnya,” terangnya.
Kadisdik menegaskan bahwa untuk SMA, SMK, dan SLB pihaknya belum mengeluarkan edaran soal PTM terbatas, karena masih fokus pada vaksinasi guru dan pelajar. Setelah Palangka Raya, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, dan Sukamara, selanjutnya bergeser ke daerah lainnya. “Karena vaksin merupakan prakondisi saja, maka sambil berjalan sembari menunggu pedoman PTM terbatas yang tengah disusun saat ini,” ucapnya.
Sementara itu, terkait apakah sekolah boleh melaksanakan PTM jika guru dan siswa sudah divaksin, kadisdik menegaskan bahwa pihaknya tetap memedomani Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terkait PTM terbatas bagi sekolah yang vaksinasi untuk guru dan anak didiknya sudah lengkap.
Selain itu, berdasarkan hasil rapat persiapan tatap muka dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menginginkan agar seluruh sekolah dapat dibuka kembali, tapi perlu dilakukan secara hati-hati.
“Salah satunya adalah tetap memperhatikan protokol kesehatan, termasuk vaksin guru dan pelajar diperhatikan. Karena gubernur menginginkan semua masyarakat tetap sehat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Karena itulah kami fokus mendorong pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar,” tuturnya.
Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengambil langkah inovatif dalam rangka mendukung pemerintah daerah mempercepat pencapaian vaksinasi. Di bawah komando Irjen Pol Dedi Prasetyo, Polda Kalteng membentuk batalyon vaksinator. Total ada 173 personel yang dilibatkan dan dibagi dalam tiga zona; zona Palangka Raya, zona Barito, dan zona Kotawaringin.
Batalyon ini beranggotakan personel Polda Kalteng, polres jajaran, dan Poltekkes Palangka Raya yang diberdayakan membantu pelaksanaan di lapangan. Pembekalan sudah diberikan oleh ahli dari Biddokkes Polda Kalteng. Nantinya anggota batalyon ini berbagi tugas dalam pelaksanaan vaksinasi. Ada yang bertugas pada bagian pendaftaran, screening, maupun sebagai vaksinator.
“Langkah ini dibentuk untuk mempercepat capaian program vaksinasi secara nasional yang menargetkan 1 juta dosis vaksin sehari. Kalteng ditargetkan 11.200 orang menerima vaksin dalam sehari,” kata Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo melalui Kabidhumas Kombes Pol K Eko Saputro, kemarin. (nue/ram/ce/ala)