PALANGKA RAYA-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI H Agustiar Sabran S Kom mengatakan bahwa para pemuda Indonesia, khususnya Kalteng harus berinovasi dan berprestasi agar mampu bersaing di era globalisasi.
“Jelang tahun yang baru 2022, generai milenial harus mampu mengambil bagian dan menjadi pembaharuan dalam mengahadapi revolusi industri 4.0 dan puncak industri Indonesia yang diramalkan akan terjadi pada tahun 2030,” kata H Agustiar Sabran kepada Kalteng Pos, Kamis (30/12).
Para milenial harus peduli dengan permasalahan yang ada di masyarakat lalu menemukan solusi cerdasnya. Perlu membangun sebuah sistem untuk sukses bersama sehingga membuat ketidakmungkinan menjadi sesuatu yang mungkin.
Pemuda Indonesia, khususnya para mahasiswa untuk berprestasi dan mengharumkan nama negeri. Hal tersebut juga merupakan wujud cinta tanah air dan bela negara, maka pemuda harus berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
“Pemuda juga tidak hanya sebagai objek namun turut ambil bagian menjadi subjek di era disrupsi saat ini,”tegasnya lagi.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalteng tersebut juga mengajak semua pemuda untuk menghindari hoaks, narkoba dan radikalisme. Jangan tergerus dengan arus globalisasi. Harus produktif dan inovatif pada tahun 2022 dan tahun selanjutnya. Hal terpenting adalah memperhatikan Budaya, agama dan pendidikan sehingga menjadi pondasi generasi bangsa untik membangun negara yang berdaya saing dan SDM mumpuni.
Pada usia muda, tentu bukan penghalang untuk meraih prestasi. Justru, dimomen inilah saatnya generasi muda membangun karakter diri dengan mengembangkan bakat dan potensi untuk meraih prestasi sebanyak-banyaknya.
Generasi muda juga harusenkadi generasi cerdas berkarakter dan bermartabat. Penanaman karakter pada generasi muda perlu terus diperkuat. Pendidikan merupakan rekayasa sosial yang bertujuan membentuk karakter. Pendidikan tidak sekedar membuat cerdik dan pandai, namun harus berkarakter dan berbudaya.
Berkarakter artinya memiliki akhlak yang baik karena merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memicu perbuatan tanpa memperhatikan pikiran terlebih dahulu.
Hal ini dapat dilakukan melalui pembiasaan sehari-hari baik dirumah, di sekolah maupun di masyarakat. Dengan demikian, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini melalui pembiasaan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari dan keteladanan.
Selain pemahaman tentang pendidikan, para generasi muda harus dikenalkan pada budaya lokal untuk menanamkan karakter dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Supaya nilai-nilai positif adat istiadat dan kemasyarakatan yang ada tidak hilang tergerus oleh budaya bangsa lain yang saat ini sangat digemari oleh generasi muda, seperti budaya barat, dan lainnya.
Untuk menanamkan karakter generasi muda dengan nilai-nilai kebudayaan, perlu dilakukan digitalisasi budaya nusantara agar lebih mudah diakses melalui berbagai platform media sosial.
Perlu juga dipastikan bahwa konten budaya yang disampaikan harus kreatif dan inovatif serta mendidik, sehingga nilai-nilai budaya ini dapat benar-benar tersampaikan dan diterima generasi muda. (nue/ala)