Site icon KaltengPos

Untuk Meningkatkan Pelayanan

SUPERVISI: RSUD Jaraga Sasameh Buntok kedatangan tim supervisi unit dialisis, Senin (28/3).

RSUD Jaraga Sasameh Buntok Datangkan Supervisi Unit Dialisis

BUNTOK – Untuk meningkatkan pelayanan public, khususnya bagi pasien penyakit dalam, RSUD Jaraga Sasameh (Jarse) Buntok di Kabupaten Barito Selatan mendatangkan supervisi unit hemodialisis atau spesialis penyakit dalam yang tergabung dalam Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Wilayah Jawa Timur dan Kalimantan yaitu dr Widodo Sp PD KGH finasim, Senin (28/3).

“Karena pelayanan dialisis adalah pelayanan sub spesialis yang perlu pendampingan secara berkala,” kata dr Widodo seperti yang disampaikan Humas RSUD Jaraga Sasameh Buntok, kemarin.

Menurut dia, untuk pelayanan ini sudah dilakukan dengan baik oleh RSUD Jaraga Sasameh Buntok untuk pasien-pasien dengan penyakit ginjal yang memang sangat membutuhkan pelayanan dialisis ini. “Mereka biasanya menjalani dialisis seminggu dua sampai tiga kali dan itu perlu pendampingan yang khusus,” ujarnya.

Widodo juga menjelaskan, hemodialisa atau hemodialisis ini merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah tak berfungsi dengan optimal. Pada dasarnya, tubuh manusia memang mampu mencuci darah secara otomatis, tapi bila terjadi masalah pada ginjal, kondisinya akan lain lagi.

Ia mengungkapkan, kedatangannya ke RSUD Jaraga Sasameh Buntok kali ini dalam rangka memberikan konsultasi, arahan dalam bentuk pelayanan medis spesialis penyakit dalam maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan dialisis ini.

Perlu diketahui juga bagi masyarakat, penyebab penyakit ginjal yang terjadi di Indonesia ini adalah hipertensi (darah tinggi) dan diabetes melitus (kencing manis). Karena itu bagi semua orang yang mempunyai riwayat penyakit tersebut harus berobat secara teratur.

“Berobat secara teratur itu untuk mengendalikan gula darah serta tekanan darah, dan jangan pernah anda mengatakan saya tidak ada keluhan apa-apa berarti saya sudah sehat. Itu hanya bisa diketahui kalau anda sudah kontrol dengan dokter,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Jaraga Sasameh Buntok dr H Norman Wahyu menyampaikan, kehadiran tim supervisi homodealisis ini memang rutin yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Tujuannya untuk memantau kegiatan-kegiatan hemodelisa yang ada di beberapa daerah. Termasuk di RSUD Jaraga Sasameh Buntok.

“Hal itu dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, supaya bisa berjalan, tentang bagaimana harus memberikan penanganan terhadap pasien yang memang membutuhkan hemodalisa atau cuci darah ini,” katanya.

Saat ini, tambah dia, di RSUD Jaraga Sasameh Buntok, untuk pasien hemodalisa ada sekitar 27 orang. Mereka diperiksa bergantian setiap dua kali dalam satu minggu. (ner/ens/ko)

Exit mobile version