Site icon KaltengPos

PDAM Katingan Benahi Posisi Alat Pendistribusian Air

PENGECEKAN: Wakil Bupati Katingan Sunardi, ketika mengecek langsung kondisi ruang mesin tempat pendistribusian air bersih milik PDAM Katingan, Kamis (23/9). (JERI/KALTENG POS)

KASONGAN-Peristiwa bencana banjir besar dalam dua tahun berturut-turut, menjadi pengalaman bagi PDAM Katingan. Yang mana akibat banjir itu, seluruh pelayanan kepada pelanggan lumpuh total. Penyebabnya, karena semua peralatan untuk mendistribusikan air ke pelanggannya, juga terendam banjir. Oleh sebab itu, pihak PDAM Katingan pun kini membenahi semua posisi tempat alat pendistribusian airnya.

“Semua kita tinggikan. Mulai mesin distribusi, hingga panel kontrol elektrik,” kata Wakil Bupati Katingan Sunardi, ketika melihat langsung kondisi ruang mesin hingga alat kontrol di PDAM Katingan, Kamis (23/9).

Untuk ketinggiannya jelas Wakil Bupati, mengacu kepada tinggi debit air ketika banjir beberapa waktu lalu. “Ketinggiannya sekitar 1 meter lebih, kita tinggikan dari sebelumnya,” jelas politikus PDI Perjuangan ini.

Dengan ditinggikannya semua peralatan yang dimiliki oleh PDAM Katingan ujar Sunardi, agar pelayanan air bisa tetap berjalan normal meskipun saat kondisi banjir seperti beberapa waktu lalu. “Selama inikan, banyak orang tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa pelayanan PDAM terhenti. Ya karena alat-alatnya juga terendam. Tidak bisa difungsikan. Makanya ini perlu diketahui oleh masyarakat,” ujarnya.

Di tempat yang sama Direktur PDAM Katingan Adiansyah mengungkapkan, pascabanjir beberapa waktu lalu, juga tidak bisa langsung mereka fungsikan. Sebab kondisi peralatan masih basah. “Bahkan ini ada alat yang terbakar. Karena sempat kita kita paksakan untuk dihidupkan. Harganya Rp80 juta. Upaya sudah kita lakukan. Supaya pelayanan cepat normal,” tuturnya.

Tak hanya itu, sebelum datang banjir besar, mereka memang sudah meninggikan alatnya. Tapi banjir tersebut, malah lebih tinggi dari dugaan. Sehingga alat masih terendam, dan tidak dapat berfungsi. “Ya mudah-mudahan dengan ketinggian yang lebih tinggi kita lakukan, alat yang ada tidak lagi terendam. Sehingga pelayanan tetap normal,” pungkasnya. (eri)

Exit mobile version