Site icon KaltengPos

Usulan Relokasi Bandara H Asan Sampit Belum Memungkinkan

SAMPIT – Upaya pengembangan Bandara H Asan Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus diupayakan. Berbagai masukan ditampung pemerintah daerah dari berbagai pihak. Salah satunya masukan dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah terkait pemindahan lokasi atau relokasi bandara itu ke tempat lain. Namun untuk saat ini usulan tersebut belum memungkinkan.

“Meski hal itu dinilai cukup bagus, namun hal itu dinilai belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat karena keterbatasan anggaran,” kata Bupati Kotim H Halikinnor, Jumat (31/1/2025).

Menurut bupati, wacana pemindahan bandara ke lokasi yang lebih representatif merupakan langkah positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan layanan transportasi udara di Kotim. Namun proses relokasi tidak bisa dilakukan secara instan. Mengingat banyak aspek yang perlu dipersiapkan, terutama terkait pembebasan lahan dan anggarannya.

“Relokasi bandara itu memang baik untuk jangka panjang, tetapi tidak semudah yang dibayangkan. Kita harus mencari lokasi yang tepat, dan saat ini anggaran kita belum memungkinkan untuk mewujudkannya,” ujar Halikin.

Bupati mengakui bahwa dalam beberapa tahun ke depan, kebutuhan akan bandara yang lebih luas dan modern akan semakin mendesak seiring pertumbuhan daerah. Dengan kapasitas yang lebih besar, diharapkan maskapai penerbangan semakin tertarik membuka rute ke Sampit, yang pada akhirnya akan meningkatkan konektivitas dan daya tarik investasi di Kotim.

“Kendala utama yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan anggaran daerah. Seperti diketahui, dalam proyek pembangunan bandara, pemerintah pusat dan provinsi umumnya hanya membantu pada aspek pembangunan fisik, sementara pembebasan lahan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,” ucap Halikin.

Meski demikian, jika ke depan relokasi dapat terealisasi, Halikin menilai kawasan Pantai Ujung Pandaran di Kecamatan Teluk Sampit bisa menjadi opsi lokasi yang ideal. Selain memiliki lahan luas yang belum berpenghuni, lokasinya di tepi laut juga dapat mengurangi risiko gangguan operasional akibat kabut asap, yang sering menjadi masalah bagi transportasi udara di Kalimantan.

“Banyak bandara besar di dunia berada di tepi laut karena faktor visibilitas yang lebih baik. Ini bisa menjadi pertimbangan kita ke depan, tetapi untuk saat ini kita harus memaksimalkan dulu bandara yang ada, sesuai dengan kemampuan anggaran kita,” pungkasnya. (bah)

Exit mobile version