PURUK CAHU-Pemerintah Kabupaten Murung Raya (Mura) bersama Dewan Adat Dayak (DAD) setempat melaksanakan seminar pembangunan Huma (Rumah) Betang Kabupaten Murung Raya, Rabu (8/9).
“Seminar pembangunan Rumah Betang tahun 2021 di Kabupaten Murung Raya bertemakan pembangunan Huma ini Betang terbesar terunik se Kalteng, yang berfungsi sebagai pusat budaya, edukasi, wisata, museum dan acara adat,” terang Bupati Mura, Perdie M Yoseph selaku Ketua Umum DAD Mura didampingi Ketua DPRD Mura Doni dan Wakil Bupati Rejikinoor.
Seminar dihadiri perwakilan dari TNI-Polri, Sekretaris Umum DAD Herianson D Silam, Ketua I Gad F Silam, Ketua II Likon, Ketua III Bertho Koling Kodrat yang juga selaku koordinator bidang design dan konstruksi yang memaparkan pra desain konstruksi pembangunan Huma Betang Murung Raya.
Pembangunan Huma Betang yang rencananya akan dilakukan pada tahun 2022 mendatang melalui proyek multiyears atau tahun jamak. Perdie M Yoseph menjelaskan, rencana membangun Huma Betang pada akhir jabatannya ini diharapkan dapat menjadi sebuah ikon dan kebanggaan, dalam arti yang luas dalam embangun sosial, pariwisata, budaya serta dapat membantu perekonomian masyarakat.
“Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan sinergitas antara Pemkab Mura bersama dengan DAD Mura. Tentu pembangunan Huma Betang ini harus direncanakan secara matang dengan dukungan seluruh stakeholder dan masyarakat sehingga dapat melibatkan pihak yang peduli, ahli dan mengerti,” beber bupati disaksikan Ketua Panitia Pembangunan Huma Betang Kabupaten Mura, Likon.
Acara ini juga dihadiri perwakilan tokoh adat, tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya. Seminar ini juga mengundang narasumber- narasumber ahli yang diikuti secara virtual. Yakni Prof Dr Kumpiady Widen MA PhD dengan materi filosofi Huma Betang dan Dr Ir Ngakan Ketut Acwin Dwijendra ST SDs MA IPU ASEAN Eng.
Hal ini merupakan seniman ukir rumah adat Universitas Undayana Bali, Manamping Girsang seniman ukir kayu jepara/pendiri PT Gabe Internasional, dan Ir Syahrozi MT yang merupakan ahli konstruksi rumah tradisional betang dari Universitas Palangka Raya. Kemudian Dinar Ari Wijayanti IAI, arsitektur Jakarta perencana landscape pembangunan Huma Betang, I Wayan Kariasa SH Ketua PHRI Bali dan yang mengangkat materi tentang pembangunan rumah adat kaitannya dengan wisata. (dad)